Thursday, November 29, 2018

Pembagian Hadis



A. Dari segi kuantitas Rawi, Hadits dapat dibagi menjadi tiga
 Yaitu : Hadits Mutawwatir, Hadits Mashur, dan Hadits Ahad

 1. Hadits Mutawwatir
 Secara defenitif Hadits Mutawwatir itu ialah:
“suatu hadits hasil tanggapan dari panca indera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat berdusta”
 Dengan memperhatikan defenisi diatas, maka suatu hadits baru dapat dikatakan Mutawwatir bila telah memenuhi syarat-syarat dibawah ini:
 • Pewartaan yang disampaikan oleh rawi-rawi tersebut harus berdasarkan tanggapan panca indera, bukan tanggapan yang bersumber dari hati.
 • Jumlah rawinya harus mencapai suatu ketentuan yang tidak memungkinkan mereka bersepakat untuk berdusta atau berbohong.
 • Adanya keseimbangan jumlah antara rawi-rawi dalam Thabaqah pertama dengan jumlah rawi-rawi dalam thabaqah berikutnya. Artinya perawinya harus sebanding dalam tingkatan perawi-perawi yang pertama.
 Para ahli Usul Fiqh membagi hadits mutawwatir kepada dua bagian yaitu Mutawwatir Lafdl dan Mutawwatir Ma’nawi. Contonhnya:

Artinya: “tidak sah shalat dengan tiada membaca Ummul Qur’an (Al-Fa tihah)1. Beliau berkata : “Hadits ini Mutawwatir”
 Contoh Hadits Mutawwatit:

Artinya: “Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, maka hendaklah dia menduduki tempat duduk di neraka”
 Hadits yang di Takhrijkan oleh imam Ahmad, Abu Daud yang berbunyi

Artinya: “kanan Rasulullah SAW mengangkat tangan sejajar dengan kedua pundak beliau.
 2. Hadits Masyhur
 Yang dimaksud dengan hadits masyhur ialah:

“hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, serta belum mencapai derajat Mutawwatir”
 Hadits masyhur terbagi kepada:
 • Masyhur dikalangan para muhadditsin dan lainnya (golongan ulama ahli ilmu dan orang umum)
 • Masyhur dikalangan ahli-ahli ilmu tertentu misalnya hanya masyhur di kalangan ahli hadits saja, atau ahli fiqh saja
 • Masyhur di kalangan orang umum saja
 Contoh hadits masyhur:

Artinya: “bahwasanya sahnya amal-amal itu dengan niat dan bahwasanya bagi tiap-tiap seseorang itu memperoleh apa yang ia niatkan”

Artinya: “seorang muslim itu ialah orang yang menyelamatkan sesame muslim lainya dari lidah dan tangannya”
 3. Hadits Ahad
 Hadits ahad adalah suatu hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits mutawwatir. Ulama Muhadditsin menta’ripkan dengan:

“hadits yang tidak mencapai hadits mutawwatir”

 Contoh hadits Ahad, yaitu hadits yang di riwayatkan oleh Abu Hurairhah:

Artinya: “Nabi Muhammad SAW bersabda: iman itu bercabang-cabang menjadi 73 cabang, malu itu salah satu cabang dari iman”

B. Dari segi kualitas sanad, Hadits dapat dibagi menjadi: Shahih, Hasan, dan Dha’if
 1. Hadits Shahih
 Yang dimaksud dengan hadits shahih menurut muhadditsin ialah:
 “hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung-sambung, tidak ber’illat, dan tidak janggal”
 Syarat-syarat Hadits Shahih:
 • Rawinya bersifat adil
 • Sempurna ingatan
 • Sanadnya tidak putus
 • Tidak ber’illat
 • Tidak janggal.

a. Arti adil dalam periwayatan
 Keadilan seorang rawi, menurut ibnu’s-sam’any harus memenuhi 4 syarat:
  Selalu memelihara perbuatan ta’atNya dan selalu menjahui maksiatNya
  Menjahui dosa-dosa kecil yang dapat menodai agama dan sopan santun
  Tidak melakukan perkara-perkara mubah yang dapat menggugurkan imam kepada Qadar dan mengakibatkan penyesalan
  Tidak mengikuti pendapat salah satu madzhab yang bertentangan dengan syara’.

b. Dhabit (sempurna ingatan)
 Yaitu orang yang kuat ingatannya, artinya bahwa dia banyak mengingat daripada lupanya, dan kebenaranya lebih banyak daripada kesalahannya.

c. Sanadnya bersambung-sambung
 Yaitu sanad yang selamat dari keguguran

d. ‘Illat hadits
 Yaitu penyakit hadits yang samar-samar yang dapat menodai keshahihan hadits.

e. Kejanggalan hadits (tidak syadz)
 Kejanggalan suatu hadits terletak kepada adanya perlawanan antara suatu hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang maqbul dengan hadits yang lebih rajin (kuat) daripadanya.

Contoh hadits Shahih:

Artinya: “orang yang memelihara janda dan orang miskin itu, bagaikan pejuang sabilillah atau bagaikan orang yang berpuasa siang hari dan bertahajjud dimalam hari” (HR.Al-Bukhori)

2. Hadits Hasan
 Hadits hasan adalah hadits yang pada sanadnya tiada terdapat orang yang tertuduh dusta, tidak terdapat kejanggalan pada matannya dan hadits yang diriwayatkan tidak dari satu jurusan (mempunyai banyak jalan) yang sepadan maknanya.
 Contoh hadits hasan: hadits Ibnu ‘Abdil-Barr dari Mu’adz:

Artinya: “pelajarilah ilmu pengetahuan, sebab mempelajarinya dengan ikhlas adlah taqwa dan menuntutnya adalah suatu ibadah”
 3. Hadits Dha’if
 Hadits dha’if adalah:

“ialah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shahih atau hadits hasan”

Contoh hadits Dha’if

Artinya: “siapa yang mengerjakan shalat, membayar zakat, menunaikan haji, berpuasa dan menghormati tamu masuk syurga”

HADITS DHAI’IF DAN MACAM-MACAMNYA
 A. Dha’if di sebabkan keterputusan sanad dan macam-macamnya

1. HADITS MU’ALLAQ
 Ialah hadits yang gugur Rawinya seorang atau lebih dari awal sanad
 Contoh Hadits Mu’allaq yang gugur pada sanad pertama saja seperti hadits:

Artinya: “Nabi Muhammad SAW bersabda : Allah itu lebih berhak untuk dijadikan tempat mengadu malu daripada manusia”

Artinya: “Kata utusan ‘Abdul-Qais kepada Nabi Muhammad SAW : perintahkanlah kami untuk mengerjakan beberapa tugas yang bila mana kami kerjakan kami dapat masuk syurga”

2. HADITS MURSAL
 Ialah hadits yang gugur dari akhir sanadnya, seorang setelah tabi’in
 Contoh hadits Mursal:

“seorang sahabat mengerjakan dihadapan Rasulullah SAW bagini”

3. HADITS MUDALLAS
 Ialah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa hadits itu tiada ternoda.
 Contoh :

“Rasulullah SAW bersabda: ‘bila salah seorang mengantuk di atas tempat duduknya pada hari jum’at, hendaklah ia bergeser ketempat lain’ (riwayat Abu Daud)”

4. HADITS MUNQATHI’
 Ialah hadits yang gugur seorang rawinya sebelum sahabat di satu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut”
 Contoh : ditakhrijkan oleh Ibnu Majah dan At-Turmudzi

“konon Rasulullah SAW apabila masuk masjid memanjatkan do’a: (dengan nama Allah Shalawat serta salam kepada Rasulullah Ya Tuhan Ampunilah dosa-dosaku dan bukalah pintu hati rahmat untukku)”

5. HADITS MU’DLAL
 Ialah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua orang atau lebih berturut-turut, baik sahabat bersama tabi’innya, tabi’in bersama tabi’it tabi’in, maupun dua orang sebelum sahabat dan tabi’in.
 Contoh : Hadits Imam Malik

“bagi sibudak mempunyai hak makan dan pakaian”

B. Dha’if disebabkan cacat selain keterputusan sanad dan macam-macamnya
 1. HADITS MAUDLU’
 Hadits Maudlu’ ialah :
 “Hadits yang dicipta serta di buat oleh seseorang (pendusta) yang ciptaan itu dibangsakan kepada Rasulullah secara palsu dan dusta, baik hal itu disengaja maupun tidak disengaja”.
 Contoh hadits Mudlu’ yang ma’nanya bertentangan dengan Al-Qur’an, ialah hadits :

Artinya : “anak zina itu tidak dapat masuk syurga sampai tujuh keturunan”.

2. HADITS MATRUQ
 Hadits Matruq ialah:
 “Hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh seorang tertuduh dusta dalam perhaditsan”.
 Contoh hadits matruq yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adyy :

Artinya : “telah bercerika kepadaku Ya’cub bin Sufyan bin ‘Ashim, katanya : ‘telah bercerita kepadaku Muhammad bin ‘Imron, Ujarnya : telah bercerita kepadaku ‘Isya bin Ziyad, katanya : telah bercerita kepadaku ‘Abdur-Rahim bin Zaid dari ayahnya, dari Said ibnu Al-Musayyab, dari Umar bin Khattab r.a, katanya : Rasulullah SAW bersabda : andai kata di dunia ini tak ada wanita, tentu Allah itu di sembah sungguh-sungguh”.

3. HADITS MUNKAN DAN MA’RUF
 Hadits Munkan dan Ma’ruf ialah :
 “Hadits yang menyendiri dalam periwayatannya, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahan, banyak kelengahan, atau jelas kefasikannya yang bukan karena dusta”.
 Contohnya :

Artinya : “siapa yang mngerjakan shalat, membayar zakat, menunaikan haji, berpuasa dan menghormati tamu masuk syurga”.

4. HADITS MU’ALLAL
 HADITS Mu’allal ialah :
 Suatu hadits yang setelah diadakan penelitian dan penyelidikan Nampak adanya salah sangka dari rawinya dengan mewashalkan (menganggap bersambung suatu sanad) hadits yang munqathi’ (terputus) atau memasukkan sebuah hadits pada suaut hadits yang lain, atau yang semisal dengan itu.
 Contohnya :

Artinya : “dari Sufyan Ats-Tsauri dari ‘Amr bin Dinar dari Ibnu ‘Umar dari Nabi Muhammad SAW, ujarnya : sipenjual dan sipembeli boleh memilih selama belum berpisahan”

5. HADITS MUDRAJ (SADURAN)
 Hadits Mudraj ialah :;
 Hadits yang disadur dengan sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan, bahwa saduran itu termasuk hadits.
 Contoh hadits mudraj, seperti hadits Ibnu Mas’ud r.a yang mewartakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Siapa yang mati tidak menserikatkan Allah dengan sesuat, masuk syurga dan siapa yang mati menserikatkan Allah dengan sesuatu maka neraka”.

6. HADITS MAQLUB
 Hadits Maqlub ialah :
 Hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi hadits lain) disebabkan mendahulukan dan mengakhiri.
 Contohnya : hadits Muslim dari Au Hurairoh :

Artinya : “dan seorang yang bersedekah dengan suatu sedekah yang disembunyikan hingga tangan kanannya tak mengetahui apa-apa yang telah dibelanjakan tangan kirinya”.

7. HADITS MUDLTHARRIB
 Hadits Mudltharrib ialah :
 Hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahinya dengan hadits lain) terjadinnya dengan pergantian satu segi yang paling dapat bertahan dengan tidak yang dapat ditarjihkan.
 Contohnya :

“Dari Anas r.a mengabarkan bahwa Rasulullah , Abu Bakar, dan ‘Umar r.a, konon sama memulai bacaan shalat dengan bacaan Al HamdulillahiRabbil ‘Aalamiin”

8. HADITS MUSHAHHAF
 Hadits Mushahhaf ialah :
 Ialah yang mengkhalafahnya karena perubahan titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah.
 Contohnya :

“Nabi Muhammad bersabda : siapa yang puasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa Enam hari pada bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjanng masa”

9. HADITS MUHARRAF
 Hadits Muharaf ialah :
 Hadits yang mengkhlafahnya (bersalahannya dengan hadits riwayat orang lain) terjadi disebabkan karena perubahan syakal kata dengan masih tetapnya bentuk tulisan.
 Contohnya pada hadits Jabir r.a :

Artinya : “Ubay Bin Ka’ab telah dihujani panah pada perang Ahzab Mengenai Lengannya lantas Rasulullah mengobati dengan besi panas”

10. HADITS MUBHAM
 Hadits Mubham ialah :
 Hadits yang didalamnya matan atau sanadnya terdapat seorang rawi yang tidak dikelaskan apakah ia laki-laki atau perempuan.
 Contohnya :

“Bahwa seorang laki-laki telah betanya kepada rasulullah SAW. Katanya : “(perbuatan) islam yang manakah yang paling baik? Jawab Nabi : ialah kamu melangsung makanan dan memberi salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang belum kamu kenal.
 (HR. Bukhari Muslim)

11. HADITS SYAZD DAN MAHFUDH
 Hadits Syazd dan Mahfudh ialah :
 Hadits yang diriwayatkan oleh orang yang maqbul menyalahi riwayat orang yang lebih rajin, lantaran mempunyai kelebihan kedhabitan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya dari segi pentarjihan.
 Contohnya hadits Syadz :

Artinya : “seorang laki-laki telah meninggal dunia diwaktu Rasulullah SAW masih hidup, dengan tidak meninggal seorang ahli warisnya selain seorang budak yang telah dimerdekakannya. Nabi SAW bertanya : ‘apakah ia mempunyai seorang waris?’ Para sahabat menjawab : ‘tidak, kecuali seorang budak yang telah ia merdekakan’ Akhirnya Rasulullah SAW menyerahkan harta warisan kepadanya”

HADITS MAUDHLU’

A. Pengertian
 Hadits Maudhlu’ ialah hadits yang dicipta serta dibuat oleh seorang pendusta, yang ciptaannya di bangsakan kepada Rasulullah SAW secara palsu dan dusta, baik hal itu di sengaja maupun tidak sengaja.

B. Awal muncul dan faktor-faktor yang melatarbelakangi
 Motif-motif yang mendorong mereka membuat hadits maudhlu’ dan lingkungan yang menyebabkan tumbuhnya, antara lain :
 1. Mempertahankan idiologo partainya (golongannya) sendiri dan menyerang partai lainnya
 2. Untuk merusak dan mengeruh agama Islam
 3. Fanatic kebangsaan, kesukuan, kedaerahan, kebahasaan, dan kultur individu terhadap iman mereka

No comments:

Post a Comment