A. Dari segi kuantitas Rawi, Hadits dapat
dibagi menjadi tiga
Yaitu : Hadits Mutawwatir, Hadits Mashur, dan
Hadits Ahad
1.
Hadits Mutawwatir
Secara defenitif Hadits Mutawwatir itu ialah:
“suatu hadits hasil tanggapan dari panca
indera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut adat kebiasaan
mustahil mereka berkumpul dan bersepakat berdusta”
Dengan memperhatikan defenisi diatas, maka
suatu hadits baru dapat dikatakan Mutawwatir bila telah memenuhi syarat-syarat
dibawah ini:
•
Pewartaan yang disampaikan oleh rawi-rawi tersebut harus berdasarkan tanggapan
panca indera, bukan tanggapan yang bersumber dari hati.
•
Jumlah rawinya harus mencapai suatu ketentuan yang tidak memungkinkan mereka
bersepakat untuk berdusta atau berbohong.
•
Adanya keseimbangan jumlah antara rawi-rawi dalam Thabaqah pertama dengan
jumlah rawi-rawi dalam thabaqah berikutnya. Artinya perawinya harus sebanding
dalam tingkatan perawi-perawi yang pertama.
Para ahli Usul Fiqh membagi hadits mutawwatir
kepada dua bagian yaitu Mutawwatir Lafdl dan Mutawwatir Ma’nawi. Contonhnya:
Artinya: “tidak sah shalat dengan tiada
membaca Ummul Qur’an (Al-Fa tihah)1. Beliau berkata : “Hadits ini Mutawwatir”
Contoh Hadits Mutawwatit:
Artinya: “Barang siapa yang sengaja
berdusta atas namaku, maka hendaklah dia menduduki tempat duduk di neraka”
Hadits yang di Takhrijkan oleh imam Ahmad, Abu
Daud yang berbunyi
Artinya: “kanan Rasulullah SAW mengangkat
tangan sejajar dengan kedua pundak beliau.
2.
Hadits Masyhur
Yang dimaksud dengan hadits masyhur ialah:
“hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang
atau lebih, serta belum mencapai derajat Mutawwatir”
Hadits masyhur terbagi kepada:
•
Masyhur dikalangan para muhadditsin dan lainnya (golongan ulama ahli ilmu dan
orang umum)
•
Masyhur dikalangan ahli-ahli ilmu tertentu misalnya hanya masyhur di kalangan
ahli hadits saja, atau ahli fiqh saja
•
Masyhur di kalangan orang umum saja
Contoh hadits masyhur:
Artinya: “bahwasanya sahnya amal-amal itu
dengan niat dan bahwasanya bagi tiap-tiap seseorang itu memperoleh apa yang ia
niatkan”
Artinya: “seorang muslim itu ialah orang
yang menyelamatkan sesame muslim lainya dari lidah dan tangannya”
3.
Hadits Ahad
Hadits ahad adalah suatu hadits yang tidak
memenuhi syarat-syarat hadits mutawwatir. Ulama Muhadditsin menta’ripkan
dengan:
“hadits yang tidak mencapai hadits
mutawwatir”
Contoh hadits Ahad, yaitu hadits yang di
riwayatkan oleh Abu Hurairhah:
Artinya: “Nabi Muhammad SAW bersabda: iman
itu bercabang-cabang menjadi 73 cabang, malu itu salah satu cabang dari iman”
B. Dari segi kualitas sanad, Hadits dapat
dibagi menjadi: Shahih, Hasan, dan Dha’if
1.
Hadits Shahih
Yang dimaksud dengan hadits shahih menurut
muhadditsin ialah:
“hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil,
sempurna ingatan, sanadnya bersambung-sambung, tidak ber’illat, dan tidak
janggal”
Syarat-syarat Hadits Shahih:
•
Rawinya bersifat adil
•
Sempurna ingatan
•
Sanadnya tidak putus
•
Tidak ber’illat
•
Tidak janggal.
a. Arti adil dalam periwayatan
Keadilan seorang rawi, menurut ibnu’s-sam’any
harus memenuhi 4 syarat:
Selalu memelihara perbuatan ta’atNya dan selalu menjahui maksiatNya
Menjahui dosa-dosa kecil yang dapat menodai agama dan sopan santun
Tidak melakukan perkara-perkara mubah yang dapat menggugurkan imam kepada Qadar
dan mengakibatkan penyesalan
Tidak mengikuti pendapat salah satu madzhab yang bertentangan dengan syara’.
b. Dhabit (sempurna ingatan)
Yaitu orang yang kuat ingatannya, artinya
bahwa dia banyak mengingat daripada lupanya, dan kebenaranya lebih banyak
daripada kesalahannya.
c. Sanadnya bersambung-sambung
Yaitu sanad yang selamat dari keguguran
d. ‘Illat hadits
Yaitu penyakit hadits yang samar-samar yang
dapat menodai keshahihan hadits.
e. Kejanggalan hadits (tidak syadz)
Kejanggalan suatu hadits terletak kepada
adanya perlawanan antara suatu hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang maqbul
dengan hadits yang lebih rajin (kuat) daripadanya.
Contoh hadits Shahih:
Artinya: “orang yang memelihara janda dan
orang miskin itu, bagaikan pejuang sabilillah atau bagaikan orang yang berpuasa
siang hari dan bertahajjud dimalam hari” (HR.Al-Bukhori)
2. Hadits Hasan
Hadits hasan adalah hadits yang pada sanadnya
tiada terdapat orang yang tertuduh dusta, tidak terdapat kejanggalan pada
matannya dan hadits yang diriwayatkan tidak dari satu jurusan (mempunyai banyak
jalan) yang sepadan maknanya.
Contoh hadits hasan: hadits Ibnu ‘Abdil-Barr
dari Mu’adz:
Artinya: “pelajarilah ilmu pengetahuan,
sebab mempelajarinya dengan ikhlas adlah taqwa dan menuntutnya adalah suatu
ibadah”
3.
Hadits Dha’if
Hadits dha’if adalah:
“ialah hadits yang kehilangan satu syarat
atau lebih dari syarat-syarat hadits shahih atau hadits hasan”
Contoh hadits Dha’if
Artinya: “siapa yang mengerjakan shalat,
membayar zakat, menunaikan haji, berpuasa dan menghormati tamu masuk syurga”
HADITS DHAI’IF DAN MACAM-MACAMNYA
A.
Dha’if di sebabkan keterputusan sanad dan macam-macamnya
1. HADITS MU’ALLAQ
Ialah hadits yang gugur Rawinya seorang atau
lebih dari awal sanad
Contoh Hadits Mu’allaq yang gugur pada sanad
pertama saja seperti hadits:
Artinya: “Nabi Muhammad SAW bersabda :
Allah itu lebih berhak untuk dijadikan tempat mengadu malu daripada manusia”
Artinya: “Kata utusan ‘Abdul-Qais kepada
Nabi Muhammad SAW : perintahkanlah kami untuk mengerjakan beberapa tugas yang
bila mana kami kerjakan kami dapat masuk syurga”
2. HADITS MURSAL
Ialah hadits yang gugur dari akhir sanadnya,
seorang setelah tabi’in
Contoh hadits Mursal:
“seorang sahabat mengerjakan dihadapan
Rasulullah SAW bagini”
3. HADITS MUDALLAS
Ialah hadits yang diriwayatkan menurut cara
yang diperkirakan bahwa hadits itu tiada ternoda.
Contoh :
“Rasulullah SAW bersabda: ‘bila salah
seorang mengantuk di atas tempat duduknya pada hari jum’at, hendaklah ia
bergeser ketempat lain’ (riwayat Abu Daud)”
4. HADITS MUNQATHI’
Ialah hadits yang gugur seorang rawinya
sebelum sahabat di satu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam
keadaan tidak berturut-turut”
Contoh : ditakhrijkan oleh Ibnu Majah dan
At-Turmudzi
“konon Rasulullah SAW apabila masuk masjid
memanjatkan do’a: (dengan nama Allah Shalawat serta salam kepada Rasulullah Ya
Tuhan Ampunilah dosa-dosaku dan bukalah pintu hati rahmat untukku)”
5. HADITS MU’DLAL
Ialah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua
orang atau lebih berturut-turut, baik sahabat bersama tabi’innya, tabi’in
bersama tabi’it tabi’in, maupun dua orang sebelum sahabat dan tabi’in.
Contoh : Hadits Imam Malik
“bagi sibudak mempunyai hak makan dan
pakaian”
B. Dha’if disebabkan cacat selain
keterputusan sanad dan macam-macamnya
1.
HADITS MAUDLU’
Hadits
Maudlu’ ialah :
“Hadits yang dicipta serta di buat oleh
seseorang (pendusta) yang ciptaan itu dibangsakan kepada Rasulullah secara
palsu dan dusta, baik hal itu disengaja maupun tidak disengaja”.
Contoh hadits Mudlu’ yang ma’nanya
bertentangan dengan Al-Qur’an, ialah hadits :
Artinya : “anak zina itu tidak dapat masuk
syurga sampai tujuh keturunan”.
2. HADITS MATRUQ
Hadits Matruq ialah:
“Hadits yang menyendiri dalam periwayatan,
yang diriwayatkan oleh seorang tertuduh dusta dalam perhaditsan”.
Contoh hadits matruq yang diriwayatkan oleh
Ibnu ‘Adyy :
Artinya : “telah bercerika kepadaku Ya’cub
bin Sufyan bin ‘Ashim, katanya : ‘telah bercerita kepadaku Muhammad bin ‘Imron,
Ujarnya : telah bercerita kepadaku ‘Isya bin Ziyad, katanya : telah bercerita
kepadaku ‘Abdur-Rahim bin Zaid dari ayahnya, dari Said ibnu Al-Musayyab, dari
Umar bin Khattab r.a, katanya : Rasulullah SAW bersabda : andai kata di dunia
ini tak ada wanita, tentu Allah itu di sembah sungguh-sungguh”.
3. HADITS MUNKAN DAN MA’RUF
Hadits
Munkan dan Ma’ruf ialah :
“Hadits yang menyendiri dalam periwayatannya,
yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahan, banyak kelengahan, atau
jelas kefasikannya yang bukan karena dusta”.
Contohnya :
Artinya : “siapa yang mngerjakan shalat,
membayar zakat, menunaikan haji, berpuasa dan menghormati tamu masuk syurga”.
4. HADITS MU’ALLAL
HADITS Mu’allal ialah :
Suatu hadits yang setelah diadakan penelitian
dan penyelidikan Nampak adanya salah sangka dari rawinya dengan mewashalkan (menganggap
bersambung suatu sanad) hadits yang munqathi’ (terputus) atau memasukkan sebuah
hadits pada suaut hadits yang lain, atau yang semisal dengan itu.
Contohnya :
Artinya : “dari Sufyan Ats-Tsauri dari
‘Amr bin Dinar dari Ibnu ‘Umar dari Nabi Muhammad SAW, ujarnya : sipenjual dan
sipembeli boleh memilih selama belum berpisahan”
5. HADITS MUDRAJ (SADURAN)
Hadits Mudraj ialah :;
Hadits yang disadur dengan sesuatu yang bukan
hadits atas perkiraan, bahwa saduran itu termasuk hadits.
Contoh hadits mudraj, seperti hadits Ibnu
Mas’ud r.a yang mewartakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Siapa yang mati tidak menserikatkan Allah
dengan sesuat, masuk syurga dan siapa yang mati menserikatkan Allah dengan
sesuatu maka neraka”.
6. HADITS MAQLUB
Hadits Maqlub ialah :
Hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi
hadits lain) disebabkan mendahulukan dan mengakhiri.
Contohnya : hadits Muslim dari Au Hurairoh :
Artinya : “dan seorang yang bersedekah
dengan suatu sedekah yang disembunyikan hingga tangan kanannya tak mengetahui
apa-apa yang telah dibelanjakan tangan kirinya”.
7. HADITS MUDLTHARRIB
Hadits Mudltharrib ialah :
Hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahinya
dengan hadits lain) terjadinnya dengan pergantian satu segi yang paling dapat
bertahan dengan tidak yang dapat ditarjihkan.
Contohnya :
“Dari Anas r.a mengabarkan bahwa
Rasulullah , Abu Bakar, dan ‘Umar r.a, konon sama memulai bacaan shalat dengan
bacaan Al HamdulillahiRabbil ‘Aalamiin”
8. HADITS MUSHAHHAF
Hadits Mushahhaf ialah :
Ialah yang mengkhalafahnya karena perubahan
titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah.
Contohnya :
“Nabi Muhammad bersabda : siapa yang puasa
Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa Enam hari pada bulan Syawal, maka ia seperti
berpuasa sepanjanng masa”
9. HADITS MUHARRAF
Hadits Muharaf ialah :
Hadits yang mengkhlafahnya (bersalahannya
dengan hadits riwayat orang lain) terjadi disebabkan karena perubahan syakal
kata dengan masih tetapnya bentuk tulisan.
Contohnya pada hadits Jabir r.a :
Artinya : “Ubay Bin Ka’ab telah dihujani
panah pada perang Ahzab Mengenai Lengannya lantas Rasulullah mengobati dengan
besi panas”
10. HADITS MUBHAM
Hadits Mubham ialah :
Hadits yang didalamnya matan atau sanadnya
terdapat seorang rawi yang tidak dikelaskan apakah ia laki-laki atau perempuan.
Contohnya :
“Bahwa seorang laki-laki telah betanya
kepada rasulullah SAW. Katanya : “(perbuatan) islam yang manakah yang paling
baik? Jawab Nabi : ialah kamu melangsung makanan dan memberi salam kepada orang
yang kamu kenal dan orang yang belum kamu kenal.
(HR. Bukhari Muslim)
11. HADITS SYAZD DAN MAHFUDH
Hadits Syazd dan Mahfudh ialah :
Hadits yang diriwayatkan oleh orang yang
maqbul menyalahi riwayat orang yang lebih rajin, lantaran mempunyai kelebihan
kedhabitan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya dari segi pentarjihan.
Contohnya hadits Syadz :
Artinya : “seorang laki-laki telah
meninggal dunia diwaktu Rasulullah SAW masih hidup, dengan tidak meninggal
seorang ahli warisnya selain seorang budak yang telah dimerdekakannya. Nabi SAW
bertanya : ‘apakah ia mempunyai seorang waris?’ Para sahabat menjawab : ‘tidak,
kecuali seorang budak yang telah ia merdekakan’ Akhirnya Rasulullah SAW
menyerahkan harta warisan kepadanya”
HADITS MAUDHLU’
A. Pengertian
Hadits Maudhlu’ ialah hadits yang dicipta
serta dibuat oleh seorang pendusta, yang ciptaannya di bangsakan kepada
Rasulullah SAW secara palsu dan dusta, baik hal itu di sengaja maupun tidak
sengaja.
B. Awal muncul dan faktor-faktor yang
melatarbelakangi
Motif-motif yang mendorong mereka membuat
hadits maudhlu’ dan lingkungan yang menyebabkan tumbuhnya, antara lain :
1.
Mempertahankan idiologo partainya (golongannya) sendiri dan menyerang partai
lainnya
2.
Untuk merusak dan mengeruh agama Islam
3.
Fanatic kebangsaan, kesukuan, kedaerahan, kebahasaan, dan kultur individu
terhadap iman mereka
No comments:
Post a Comment