BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pentingnya kita mengetahui sejarah-sejarah
peradaban Islam di dunia agar kita lebih memahami tentang bagaimana Islam
berkembang di berbagai Negara terutama di kawasan Afrika Timur, Asia Tenggara
dan Cina. Di Afrika Timur itu mencakup Sudan, Ethiopia dan Somalia, wilayah ini
tidak banyak mengalami perubahan karena ada beberapa factor, bedahalnya Asia
Tenggara yang biasa dikatakan mayoritas daripada di Cina salah satu Negara
terminoritas ke Islamannya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
perkembangan di kawasan Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina?
2. Bagaimana
sejarah munculnya Islam di kawasan Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina?
3. Bagaimanakah
Islam di Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui
perkembangan di kawasan Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina.
2. Mengetahui
sejarah munculnya Islam di kawasan Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina.
3. Mengetahui
Islam di Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ISLAM
DI AFRIKA TIMUR
Ira
M. Lapidus (1993:524), professor bidang sejarah di Universitas California,
secara implisit
menjelaskan bahwa yang
dimaksud Afrika Timur pada abad ke-10 sampai abad ke-19 mencakup Sudan,
Ethiopia, dan Simolia. Pada abad ke-20,wilayah ini tidak mengalami banyak
perubahan, kecuali adanya wilayah yang memisahkan diri dari Ethiopia setelah
bencana kekeringan dan kelaparan, yaitu Euteria.[1]
Negara Sudan yang merupakan Negara bagian Afrika Timur
menganut agama Islam dari Mesir yang berasal dari Arab. Arab pertama kali
mendiami Mesir pada abad ke IX M. Kemudian terjadi perkawinan antara pendudk
pendatang dan penduduk pribumi. Arb menguasai Mesir pada tahun 641 H. Pada
tahun 1917, Gereja Dongola diubah menjadi Masjid. Kemudian Islam disebarkan
hampir ke setiap daerah oleh
Arab keturunan.
Amara Dunqas adalah raja Funj di sebuah kerajaan Kristen
yang mendirikan kota Sinar sebagai Ibu Kota. Kerajaan tersebut dikalahkan oleh
Arab, dari kota itu dilakukan hubungan perdagangan dengan Mesir.Islam disebarkan
di Funj tidak hanya oleh elit politik dan masyarakat pedagang tetapi juga
didukung oleh migrasi sarjana-sarjana muslim dan orang-orang suci di berbagai
daerah di Funj.
Pada
abad ke-18, kerajaan Funj mengalami disintegrasi. System perkawinan yang berada
dibawah naungan kekuasaan ikut hancur. Akhirnya pada tahun 1820-1981 kerajaan
Funj berada dibawah Mesir yang kemudian di Funj diperkenalkan administrasi baru
dan tendensi[2]
keagamaan Islam yang baru pula.
Demikianlah
Islam di Sudan pada tahun 626 M, yang disebarkan oleh orang-orang suci di Mesir
dan Arab dengan pendekatan Kultural dan struktual.[3]
B.
ISLAM
DI ASIA TENGGARA
1.
Islam
di Indonesia
Kedatangan orang-orang Arab ke
Indonesia merupakan latar belakang tersebarnya agama Islam di Indonesia.
Keadaan orang-orang Arab yang datang ke Indonesia, khususnya setelh abad ke-18.
Ada dua kesimpulan tentang motivas kedatangan mereka. Pertama, bahwa
proses Islamisasi di Indonesia tidak terlepas dari sumbangsih oran-orang Arab
Hadarim tersebut. Kedua, hanyalah pencarian harta semata.[4]
1)
Islam
pertama kali muncul di Indonesia melalui beberapa kerajaan
a) Kerajaan
Islam Pertama di Sumatera
a. Samudera
Pasai
Kerajaan
islam pertama kali di Indonesia adalah kerajaaan samudera pasai yang terletak di pesisir timur laut
Aceh. Bukti munculnya kerajaan itu dengan ditemukannya batu nisan berbentuk
granit asal Samudera Pasai. Pada nisan tersebut dapat diketahui bahwa raja
pertama kerajaan itu meninggal pada 696 H atau diperkirakan pada tahun 1297 M.
Malik
Al-saleh merupakan raja pertama yang mendirikan kerajaan tersebut. Ia masuk
islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan syarif Mekah.
Pendapat
bahwa islam telah berkembang disana sejak awal abad ke-13 m didukung oleh
berita Cina dan pendapat Ibn Batutah, seorang pengembara terkenal asal Maroko,
yang pada pertengahan abad ke-14 M mengunjungi Samudera Pasai dalam
perjalanannya dari Delhi ke Cina.
b. Aceh
Darussalam
Kerajaan
Aceh pertama kali didirikan Muzaffar Syah pada abad ke-15. Aceh mulai mengalami
kemajuan dibidang perdagangan karena saudagar-saudagar muslim yang sebelumnya
berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan mereka ke Aceh.
b) Kerajaan
Islam di jawa
a. Demak
Perkembangan
Islam di Jawa seiring dengan melemahnya kerajaan Majapahit.[5]
Dibawah pimpinan Sunan Ampel, Wali Songo bersepakat mengangkat Raden Patah
diangkat menjadi raja pertama di kerajaan Demak. Raden patah menjalankan
pemerintahannya, terutama dalam urusan agama. Lambat laun daerah ini menjadi
pusat perkembangan agama yang diselenggarakan oleh para wali.
b. Pajang
Kesultanan
Pajang adalah pelanjut dan dipandang sebagai pewaris kerajaan Islam Demak.
Kesultanan Pajang terletak di Kartasura, dan merupakan kerajaan pertama di
pedalaman pulau Jawa yang di pimpin Oleh jaka Tingkir.
Dengan
meninggalnya Sultan Demak pada tahun 1546, maka muncullah kekacauan di Ibukota.
Jaka Tingkir kemudian mengambil alih kekuasaan dengan memerintahkan agar pusaka
Demak dipindahkan ke Pajang. Setelah menjadi raja yang berpengaruh, di pulau
Jawa, ia bergelar Sultan Adiwijaya.
Riwayat
kerajaan pajang berakhir tahun 1618. Pada saat itu kerajaan Pajang memberontak
terhadap Mataram, dan ketika itu Pajang dihancurkan oleh Sultan Agung.
c. Mataram
Senapati
merupakan sultan pertama di kerajaan Mataram, ia meninggal pada tahun 1601 M.
digantikan oleh putranya Sedang Ing Krapyak yang diganti oleh putranya Sultan
Agung. Pada tahun 1619 Sultan Agung menetapkan Amangkurat I sebagai putra
mahkota, yang kemudian menggantikan ayahnya pada tahun 1646 M.
d. Cirebon
Kesultanan
Cirebon adalah kerajaan pertama di Jawa Barat yang didirikan oleh Sunan Gunung
Jati. Dari Cirebon, Sunan Gunung Jati mengembangkan Islam ke daerah-daerah lain
di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan
Banten.
e. Banten
Pada
tahun 1524, Sunan Gunung Jati dari Cirebon meletakkan dasar bagi pengembangan
agama dan kerajaan Islam serta bagi perdagangan orang-orang islam disana. Untuk
menyebarkan islam di Jawa Barat, Sunan Gunung Jati meratakan jalan bagi
kegiatan pengislaman di sana.
Langkah
Sunan gunung Jati berikutnya adalah menduduki pelabuhan Sunda yang sudah tua,
kira-kira 1527. Ia memperluas kekuasaannya atas kota-kota pelabuhan Jawa Barat
lain yang semula termasuk Pajajaran.
c) Kerajaan-Kerajaan
Islam di Kalimantan
a. Kerajaan
Banjar
Kerajaan
Banjar muerupakan kelanjutan dari kerajaan Daha yang beragama Hindu. Kerajaan
Daha sering terjadi peperangan, peperangan secara seimbang. Pati masih
mengusulkan kepada pangeran Samudera untuk meminta bantuan kepada Kerajaan
Demak. Sultan Demak bersedia membantu asal Pngeran Samudera nanti masuk Islam.
Sultan Demak kemudian mengirim bantuan seribu orang tentara beserta seorang
penghulu bernama Khatib Dayan untuk mengislamkan orang Banjar.
b. Kerajaan
kutai
Munculnya
Islam di kerajaan Kutai berawal dari dua orang penyebar Islam tiba di Kutai
pada masa pemerintahan Raja Mahkota. Meraka adalah Tuan di Bandang yang yang
dikenal dengan Dato’ Ri Bandang dari Makasar dan Tuan Tunggang Parangan.
Setelah pengislaman Dato’ Ri Bandang kembali ke Bandung sedangkan Tuan Tunggang
Parangan tetap di Kutai. Raja Mahkota adalah yang pertama kali masuk islam.
Sejak saat itu, segera dibangun masjid dan pengajaran islam di mulai.
d) Kerajaan
Islam di Maluku
Islam
mulai masuk ke Maluku pada abad ke-15. Raja Ternate yang bernama Vongi Tidore
memeluk agama islam Pada tahun 1460. De Graff berpendapat, raja pertama yang
benar-benar muslim adalah Zainal Abidin (1486-1500 M). di masa itu perdagangan
muslim terus meningkat sehingga raja menyerah kepada tekanan para pedegang
muslim itu dan memutuskan belajar tentang Islam pada Madrasah Giri.
e) Kerajaan
Islam di Sulawesi
Kearajaan
Gowa-Tallo merupakan kerajaan kembar yang terletak di Semenanjung barat daya
pulau Sulawesi. Sejak Gowa-Tallo menjadi pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin
hubungan baik dengan Ternate. Ternate mengadakan perjanjian persahabatan dengan
Gowa-Tallo. Ketika itulah raja Ternate berusaha mengajak penguasa Gowa-Tallo
untuk masuk Islam, namun gagal.
Islam
masuk pada waktu Dati Ri Bandang dating ke kerajaan Gowa-Tallo. Alauddin
(1591-1636) adalah sultan pertama yang menganut islam.
2)
Islam
pada Masa Soeharto (Orde Baru)
Sejak
berakhirnya masa kepemimpinan Soekarno, maka kepemimpinan negara berikutnya
berada ditangan Soeharto dan tibullah yang disebut dengan orde
baru.
Sejak
tahun 1970-an kegiatan islam semakin berkembang ditandai dengan dibangunnya
masjid-masjid, mushalla-mushalla, madrasah-madrasah, juga pesantren-pesantren,
departemen agama, dan dibangunnya empat belas Institut Agama Islam Negeri
(IAIN).
3)
Islam
di Era Reformasi
Proses
reformasi di Indonesia diawali dengan lengsernya presiden Soeharto pada tahun
1998 dan digantikan oleh wakil presiden Republik Indonesia, BJ.Habibie.[6]
Pada masa reformasi ini, banyak berdiri partai Islam, diantaranya PPP, PBB,
PNU, PKB, dan sebagainya.
Terpilihnya KH.Abdurrahman Wahid sebagai
presiden Republik Indonesia di era reformasi merupakan suatu kebanggaan umat
islam, khususnya dikalangan NU.
2.
Islam
di Malaysia
1)
Institusi
Nasional
Islam
di Malaysia muncul sejak mereka membuang kepercayaan animisme dan memeluk agama
islam selama masa kerajaan Malaka pada abad ke-15, dari sekitar 1403-1551.
Dengan kejatuhan kerajaan Aceh sebagai pusat politik dan studi islam pada abad
ke-17, tumbuhlah pusat-pusat studi islam di tempat lain. Di antaranya di Jawa,
Banjar, Palembang, Pulau penyengat (Riau), dan Pattani.
Pattani
merupakan pusat studi islam tertinggi, terbukti melalui banyaknya
institusi-institusi pendidikan pondok serta para ulama’nya yang produktif.
Diantara ulama’ Pattani yang paling awal di Kedah ialah Haji Wan Ishak, yang
mendirikan pondok di pulau Pinang.
2)
Gerakan
Reformis
Gerakan
politik islam di tanah Melayu dimulai dengan bberdirinya Hizbul Muslimin pada
14 Maret 1948, namun usia partai ini terlampau singkat karena tokoh-tokoh
utamanya ditangkap akibat pernyataan darurat pada tanggal 18 Juni 1948.
Pada
Nopember 1951, didirikan persatuan ulama’ se Malaysia yang dipimpin oleh Haji
Ahmad Fuad Hassan. Kemudian namanya berubah menjadi Persatuan Islam se Malaysia
(PAS). Masa kepemimpinan Haji Ahmad Fuad Hassan hanya sebentar, yang kemudian
digantikan oleh Dr.haji Abbas Alias sejak Nopember 1953.
Selain
politik, gerakan reformis juga muncul dalam dakwah dan tarbiyah. Pada tahun
1931 lahirlah All Malaya Muslim Missionary Sosiety (Persekutuan Dakwah Islam se
Malaysia) yang dipimpin oleh Sayid Abdul Rahman al-Junied.
3)
Islamisasi
Pemerintahan Malaysia
Islam
memiliki peran yang sangat penting ketika Perdana Menteri Mahatir Muhammad
tahun 1982 telah melakukan kebijakan secara nyata. Kebijakan tersebut antara
lain:
a. Pembentukan
Bank Islam.
b. Sistem
Asuransi Islam.
c. Universitas
Islam Internasional.
d. Penyempurnaan
administrasi keagamaan Islam dan pngadilan syari’ah.
e. Diperlakukannya
peraturan dan undang-undang yang mencerminkan ajaran-ajaran islam.
f. Seminar-seminar.
g. Kursus-kursus
yang melibatkan pemimpin islam pada semua tingkat.
3.
Islam
di Pilipina
Kedatangan
bangsa Spanyol ke Pilipina selain untuk menjajah juga menyebarkan agama Kristen
dengan kekerasan. Akan tetapi, Spanyol mendapatkan perlawanan sengit ketika
menghadapi kesultanan Islam di wilayah selatan, yakni Sulu, Manguindanao, dan
Buayan.
Setelah
mengalahkan Spanyol, Pilipina dijajah oleh Amerika. Keadaan Islam pada waktu
itu semakin membaik karena Amerika membiarkan kehidupan orang Islam dan kebiasaan ritualnya. Namun
demikian, Islam dibenci dan dicurigai. Maka Amerika menghalangi Pilipina untuk
melakukan kontak dengan saudara terdekatnya, yaitu pulau Kalimantan dan pulau
terdekat lainnya di Indonesia.
4.
Islam
di Thailand
Berdasarkan
sensus penduduk tahun 1992, penduduk Thailand terdiri dari pemeluk Budha
(93,47%), Islam (3,96%), Kristen (0,52%), Hindu (0,01%). Dari kelompok Islam
ini, 81% tinggal di daerah selatan (Patani, Yala, Narathiwat, Satun), 19% nya
tinggal di Bangkok.
Pada
awalnya masyarakat di kawasan Selatan yang di kenal dengan Pattani, memiliki
kerajaan Islam yang merdeka dan berdaulat penuh, namun kajayaan kerajaan ini
berakhir dengan ditaklukkannya Pattani oleh kerajaan Thailand yang dikenal
dengan masyarakat Thai. Masyarakat Pattani dipaksa untuk menjadi bagian
masyarakat Thai. Hal ini berpengaruh bbaik bahasa maupun keagaamaan masyarakat
Pattani.
Gerakan
perlawanan Pattani mencapai puncaknya di akhir tahun 1960-an, sebagai respon
pemberontakan ini pemerintah Thai melancarkan berbagai operasional militer dan
kebijakan-kebijakan yang berusaha memenuhi tuntutan masyarakat Pattani.
5.
Islam
di Singapura
Islam
telah lama berkembang di Singapura, hal ini berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti Muslim. Pendekatan kebudayaan dipakai oleh peneliti
muslim Singapura untuk mengkaji hal-hal yang terkait dengan pendekatan studi
bahasa dan sastra. Disamping itu, terdapat pula studi-studi tentang institusi keagamaan
muslim tradisional seperti penelitian tentang Masjid Singapura pada tahun 1979.
6.
Islam
di Brunei Darussalam
Brunei
Darussalam memperoleh kekuasaan penuh pada tanggal 1 Januari 1984. Agama Islam
masuk ke Brunei pada abad ke-15, dan sejak itu Brunei berubah menjadi
kesultanan Islam. Kehidupan sosial masyarakat negara ini sangat mencerminkan
nilai-nilai ajaran-ajaran Islam, bahkan arsitektur bangunan juga mencerminkan
seni Islam.
C.
ISLAM
DI CINA
Cina
meliputi sejarah jangka waktu lebih dari 4000 tahun, sehingga termasuk Negara
yang berperadaban tertua di dunia disamping India, Mesir, dan Mesopotamia.
Dalam jangka waktu 4000 tahun lebih, Cina mempunyai 24 dinasti[7]
dan 2 republik[8].
Empat
tahun setelah Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah, pada waktu itulah
suku Nomad Turki berkumpul dibalik tembok besar Cina untuk melakukan serbuan
masal. Namun T’Sung[9]
berhasil mengusirnya. Pada waktu T’ai Tsung mempertahankan dan mempersatukan
Cina, Nabi Muhammad Saw baru meletakkan dasar-dasar Negara Islam.
Pada
tahun 638 M, T’Sung menolak permintaan Yazdegerd yang meminta bantuan untuk
melawan kekuatan baru. Tetepi Kao Tsung[10]
menerima permintaan tersebut karena menyadari ancaman Islam yang sangat serius.
Mereka khawatir Jalur Sutera[11]
akan ditutup oleh Islam.
Pada
tahun 651, Kao Tsung menerima utusan dari khalifah Umar bin Khattab yang
membawa hadiah cukup banyak untuk Cina dan menginformasikan bahwa bangsa Arab
telah memerintah selama 34 tahun dan telah mempunyai tiga raja. Setelah itu
Cina banyak memperhatikan perkembangan umat muslim.[12]
Pada
tahun 705 M, Qutaibah bin Muslim menuju ke Timur dari khurasan ke Asia Tengah.
Sepuluh tahun kemudian, Ia menundukkan Bukhara, Khawarizm, Samarkand dan sampai
ke Fargana, daerah yang termasuk Asia Tengah. Menurut Al Thabari, Qutaibah
berhasil melintasi Oxus, Qutaibah berusaha merebut jalur sutera, tetapi
penaklukan itu tidak lama dan konflik diantara Islam dan Cina dapat
dihindarkan.
Pada
tahun 750 M, Dinasti Umayah dijatuhkan oleh Dinasti Abbas. Satu tahun kemudian,
tentara muslim untuk pertama kalinya berhadapan dengan tentara Cina di Talas.
Dengan bantuan orang-orang Turki, umat Islam berhasil mengalahkan tentara Cina.
Sejak itu, pengusahaan penguasaan Islam terhadap Asia Tengah semakin kukuh dan
sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam.
Dibawah
Dinasti Yuan, pakar-pakar muslim khususnyaahli perbintangan mendirikan
observatorium[13]
yang terkenal di Shensi. Dibawah Dinasti Ming, Cina dan Dunia Islam mempunyai
hubungan yang lebih erat. Pada masa itu juga pertama kalinya orang-orang muslim
Cina melakukan ibadah haji ke Mekah. Pada Dinasti Ming, juga terjadi
penerjemahan kitab-kitab yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Cina.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Agama
yang mayoritas dianut masyarakat Indonesia pada umumnya yaitu Islam. Adapun
proses perkembangan Islam ini sangat mudah sehingga para pejuang Islam
khususnya di Indonesia tidak perlu banyak berperang untuk memperjuangkan Islam
bedahalnya di zaman Rasulullah, mereka harus banyak berjihad di jalan Allah YME.
Pada
pembahasan diatas membicarakan Islam di Afrika Utara, khususnya Sudan. Dalam
sejarahnya, Sudan Timur (Negara Sudan modern) memisahkan diri dari Sudan
Tengah. Sudan Timur berhutang kepada fakta bahwa Islam menyebar sampai kke
Sudan Timur dari Mesir. Arab menguasai Mesir pada tahun 641 H. sementara
perkembangan umat Islam di berbagai Negara di Asia Tenggara bermacam-macam
secara umum dapat dikategorikan menjadi dua. Yaitu Islam mayoritas, seperti
halnya di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Dan Islam minoritas,
seperti di Singapura, Thailand dan Filipina.
Meskipun Islam di Asia Tenggara
berkedudukan sebagai agama mayoritas dan minoritas, social keagamaan
bangsa-bangsa Asia Tenggara memiliki beberapa persamaan:
1. Dominannya
madzhab Imam Syafi’I di bidang Fiqih. Persoalan madzhab Fiqih tidak serius
kecuali di Indonesia pada pertengahan abad ke-20, sekarang khalifahnya sudah
memudar meskipun masih merupakan masalah penting.
2. Perselisihan
internal antara apa yang disebut tradisi kecil dan tradisi besar walaupun dengan
derajat intensitas yang berbeda.
Sedangkan
perkembangan Islam di Cina ini tidak terlalu baik bagi pejuang Islam karena
kentalnya budaya mereka, namun pada
tahun 705 M, Qutaibah bin Muslim menuju ke Timur dari Khurasan ke Asia Tengah.
Sepuluh tahun kemudian, Ia berhasil menundukkan Bukhara, Khawarizm, Samarkand,
dan sampai ke Fargana, daerah yang termasuk Asia Tengah. Menurut Al-Thabari,
Qutaibah berhasil melintasi pegunungan langit yang menjadi tembok kokoh yang
melindungi Cina dari barat. Setelah melintasi Oxus, Qutaibah berusaha merebut
jalur sutera, tetapi penaklukan itu tidak lama dan konflik diantara Islam dan
Cina dapat dihindarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari,
dkk, 2002, Pengantar Studi Islam.
IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya.
Atang, Abd. Hakim
dan Jaih Mubarok, 1999, Metodologi Studi
Islam, PT. Remaja Rosida Karya, Bandung.
Sonhaji, Sholeh,
dkk, 2010, Pengantar Studi Islam.
IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya.
Shihab, Alwi, 1998, Islam Inklusif.
Mizan, Bandung.
[1] Atang, Abd. Hakim dan
Jaih Mubarok, 1999 Metodologi Studi Islam, P.T Remaja Rosida Karya,
Bandung. Hal. 165.
[3] Pendekatan kultural
diwujudkan dengan menyelenggarakan pendidikan
agama di sekolah-sekolah dan Masjid, serta melalui pernikahan.
[7] 24 dinasti tersebut
antara lain dinasti: Xia, Shang, Zou, Qin, Han, Jin, Sui, Sung, Tang, Liao,
Yuan, Ming, dan Qing.
[9] T’Sung adalah raja Cina yang menaiki tahta pada tahun 626.
[10] Kao Tsung adalah penerus dari T’Sung.
[11] Jalur Sutera merupakan jalur perdagangan besar yang menghubungkan
Cina dengan Konstantinopel terus ke Roma.
[12] Atang, Abd. Hakim dan Jaih Mubarak, Metodologi Studi Islam, PT.
Remaja Rosida Karya, Bandung. Hal. 173.
[13] Observatorium adalah sebuah lokasi dengan perlengkapan yang
diletakkan secara permanen agar dapat melihat langit dan peristiwa yang
berhubungan dengan angkasa.
No comments:
Post a Comment