Sunday, November 18, 2018

Islam di Kawasan Afrika Timur, Asia Tenggara, dan Cina


BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Pentingnya kita mengetahui sejarah-sejarah peradaban Islam di dunia agar kita lebih memahami tentang bagaimana Islam berkembang di berbagai Negara terutama di kawasan Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina. Di Afrika Timur itu mencakup Sudan, Ethiopia dan Somalia, wilayah ini tidak banyak mengalami perubahan karena ada beberapa factor, bedahalnya Asia Tenggara yang biasa dikatakan mayoritas daripada di Cina salah satu Negara terminoritas ke Islamannya.

B.    RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana perkembangan di kawasan Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina?
2.      Bagaimana sejarah munculnya Islam di kawasan Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina?
3.      Bagaimanakah Islam di Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina?

C.   TUJUAN
1.      Mengetahui perkembangan di kawasan Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina.
2.      Mengetahui sejarah munculnya Islam di kawasan Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina.
3.      Mengetahui Islam di Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina.




BAB II
PEMBAHASAN

A.   ISLAM DI AFRIKA TIMUR

Ira M. Lapidus (1993:524), professor bidang sejarah di Universitas California, secara implisit menjelaskan bahwa yang dimaksud Afrika Timur pada abad ke-10 sampai abad ke-19 mencakup Sudan, Ethiopia, dan Simolia. Pada abad ke-20,wilayah ini tidak mengalami banyak perubahan, kecuali adanya wilayah yang memisahkan diri dari Ethiopia setelah bencana kekeringan dan kelaparan, yaitu Euteria.[1]
Negara Sudan yang merupakan Negara bagian Afrika Timur menganut agama Islam dari Mesir yang berasal dari Arab. Arab pertama kali mendiami Mesir pada abad ke IX M. Kemudian terjadi perkawinan antara pendudk pendatang dan penduduk pribumi. Arb menguasai Mesir pada tahun 641 H. Pada tahun 1917, Gereja Dongola diubah menjadi Masjid. Kemudian Islam disebarkan hampir ke setiap daerah oleh Arab  keturunan.
Amara Dunqas adalah raja Funj di sebuah kerajaan Kristen yang mendirikan kota Sinar sebagai Ibu Kota. Kerajaan tersebut dikalahkan oleh Arab, dari kota itu dilakukan hubungan perdagangan dengan Mesir.Islam disebarkan di Funj tidak hanya oleh elit politik dan masyarakat pedagang tetapi juga didukung oleh migrasi sarjana-sarjana muslim dan orang-orang suci di berbagai daerah di Funj.
Pada abad ke-18, kerajaan Funj mengalami disintegrasi. System perkawinan yang berada dibawah naungan kekuasaan ikut hancur. Akhirnya pada tahun 1820-1981 kerajaan Funj berada dibawah Mesir yang kemudian di Funj diperkenalkan administrasi baru dan tendensi[2] keagamaan Islam yang baru pula.
Demikianlah Islam di Sudan pada tahun 626 M, yang disebarkan oleh orang-orang suci di Mesir dan Arab dengan pendekatan Kultural dan struktual.[3]

B.    ISLAM DI ASIA TENGGARA
1.   Islam di Indonesia
Kedatangan orang-orang Arab ke Indonesia merupakan latar belakang tersebarnya agama Islam di Indonesia. Keadaan orang-orang Arab yang datang ke Indonesia, khususnya setelh abad ke-18. Ada dua kesimpulan tentang motivas kedatangan mereka. Pertama, bahwa proses Islamisasi di Indonesia tidak terlepas dari sumbangsih oran-orang Arab Hadarim tersebut. Kedua, hanyalah pencarian harta semata.[4]
1)   Islam pertama kali muncul di Indonesia melalui beberapa kerajaan
a)    Kerajaan Islam Pertama di Sumatera
a.    Samudera Pasai
Kerajaan islam pertama kali di Indonesia adalah kerajaaan samudera pasai yang terletak di pesisir timur laut Aceh. Bukti munculnya kerajaan itu dengan ditemukannya batu nisan berbentuk granit asal Samudera Pasai. Pada nisan tersebut dapat diketahui bahwa raja pertama kerajaan itu meninggal pada 696 H atau diperkirakan pada tahun 1297 M.
Malik Al-saleh merupakan raja pertama yang mendirikan kerajaan tersebut. Ia masuk islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan syarif Mekah.
Pendapat bahwa islam telah berkembang disana sejak awal abad ke-13 m didukung oleh berita Cina dan pendapat Ibn Batutah, seorang pengembara terkenal asal Maroko, yang pada pertengahan abad ke-14 M mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalanannya dari Delhi ke Cina.
b.   Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh pertama kali didirikan Muzaffar Syah pada abad ke-15. Aceh mulai mengalami kemajuan dibidang perdagangan karena saudagar-saudagar muslim yang sebelumnya berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan mereka ke Aceh.
b)      Kerajaan Islam di jawa
a.    Demak
Perkembangan Islam di Jawa seiring dengan melemahnya kerajaan Majapahit.[5] Dibawah pimpinan Sunan Ampel, Wali Songo bersepakat mengangkat Raden Patah diangkat menjadi raja pertama di kerajaan Demak. Raden patah menjalankan pemerintahannya, terutama dalam urusan agama. Lambat laun daerah ini menjadi pusat perkembangan agama yang diselenggarakan oleh para wali.
b.    Pajang
Kesultanan Pajang adalah pelanjut dan dipandang sebagai pewaris kerajaan Islam Demak. Kesultanan Pajang terletak di Kartasura, dan merupakan kerajaan pertama di pedalaman pulau Jawa yang di pimpin Oleh jaka Tingkir.
Dengan meninggalnya Sultan Demak pada tahun 1546, maka muncullah kekacauan di Ibukota. Jaka Tingkir kemudian mengambil alih kekuasaan dengan memerintahkan agar pusaka Demak dipindahkan ke Pajang. Setelah menjadi raja yang berpengaruh, di pulau Jawa, ia bergelar Sultan Adiwijaya.
Riwayat kerajaan pajang berakhir tahun 1618. Pada saat itu kerajaan Pajang memberontak terhadap Mataram, dan ketika itu Pajang dihancurkan oleh Sultan Agung.
c.    Mataram
Senapati merupakan sultan pertama di kerajaan Mataram, ia meninggal pada tahun 1601 M. digantikan oleh putranya Sedang Ing Krapyak yang diganti oleh putranya Sultan Agung. Pada tahun 1619 Sultan Agung menetapkan Amangkurat I sebagai putra mahkota, yang kemudian menggantikan ayahnya pada tahun 1646 M.
d.    Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah kerajaan pertama di Jawa Barat yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Dari Cirebon, Sunan Gunung Jati mengembangkan Islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.
e.    Banten
Pada tahun 1524, Sunan Gunung Jati dari Cirebon meletakkan dasar bagi pengembangan agama dan kerajaan Islam serta bagi perdagangan orang-orang islam disana. Untuk menyebarkan islam di Jawa Barat, Sunan Gunung Jati meratakan jalan bagi kegiatan pengislaman di sana.
Langkah Sunan gunung Jati berikutnya adalah menduduki pelabuhan Sunda yang sudah tua, kira-kira 1527. Ia memperluas kekuasaannya atas kota-kota pelabuhan Jawa Barat lain yang semula termasuk Pajajaran.

c)      Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan
a.    Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar muerupakan kelanjutan dari kerajaan Daha yang beragama Hindu. Kerajaan Daha sering terjadi peperangan, peperangan secara seimbang. Pati masih mengusulkan kepada pangeran Samudera untuk meminta bantuan kepada Kerajaan Demak. Sultan Demak bersedia membantu asal Pngeran Samudera nanti masuk Islam. Sultan Demak kemudian mengirim bantuan seribu orang tentara beserta seorang penghulu bernama Khatib Dayan untuk mengislamkan orang Banjar.
b.    Kerajaan kutai
Munculnya Islam di kerajaan Kutai berawal dari dua orang penyebar Islam tiba di Kutai pada masa pemerintahan Raja Mahkota. Meraka adalah Tuan di Bandang yang yang dikenal dengan Dato’ Ri Bandang dari Makasar dan Tuan Tunggang Parangan. Setelah pengislaman Dato’ Ri Bandang kembali ke Bandung sedangkan Tuan Tunggang Parangan tetap di Kutai. Raja Mahkota adalah yang pertama kali masuk islam. Sejak saat itu, segera dibangun masjid dan pengajaran islam di mulai.
d)      Kerajaan Islam di Maluku
Islam mulai masuk ke Maluku pada abad ke-15. Raja Ternate yang bernama Vongi Tidore memeluk agama islam Pada tahun 1460. De Graff berpendapat, raja pertama yang benar-benar muslim adalah Zainal Abidin (1486-1500 M). di masa itu perdagangan muslim terus meningkat sehingga raja menyerah kepada tekanan para pedegang muslim itu dan memutuskan belajar tentang Islam pada Madrasah Giri.

e)      Kerajaan Islam di Sulawesi
Kearajaan Gowa-Tallo merupakan kerajaan kembar yang terletak di Semenanjung barat daya pulau Sulawesi. Sejak Gowa-Tallo menjadi pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan baik dengan Ternate. Ternate mengadakan perjanjian persahabatan dengan Gowa-Tallo. Ketika itulah raja Ternate berusaha mengajak penguasa Gowa-Tallo untuk masuk Islam, namun gagal.
Islam masuk pada waktu Dati Ri Bandang dating ke kerajaan Gowa-Tallo. Alauddin (1591-1636) adalah sultan pertama yang menganut islam.
2)   Islam pada Masa Soeharto (Orde Baru)
Sejak berakhirnya masa kepemimpinan Soekarno, maka kepemimpinan negara berikutnya berada  ditangan  Soeharto dan tibullah yang disebut dengan orde baru.
Sejak tahun 1970-an kegiatan islam semakin berkembang ditandai dengan dibangunnya masjid-masjid, mushalla-mushalla, madrasah-madrasah, juga pesantren-pesantren, departemen agama, dan dibangunnya empat belas Institut Agama Islam Negeri (IAIN).



3)   Islam di Era Reformasi
Proses reformasi di Indonesia diawali dengan lengsernya presiden Soeharto pada tahun 1998 dan digantikan oleh wakil presiden Republik Indonesia, BJ.Habibie.[6] Pada masa reformasi ini, banyak berdiri partai Islam, diantaranya PPP, PBB, PNU, PKB, dan sebagainya.
 Terpilihnya KH.Abdurrahman Wahid sebagai presiden Republik Indonesia di era reformasi merupakan suatu kebanggaan umat islam, khususnya dikalangan NU.

2.   Islam di Malaysia
1)   Institusi Nasional
Islam di Malaysia muncul sejak mereka membuang kepercayaan animisme dan memeluk agama islam selama masa kerajaan Malaka pada abad ke-15, dari sekitar 1403-1551. Dengan kejatuhan kerajaan Aceh sebagai pusat politik dan studi islam pada abad ke-17, tumbuhlah pusat-pusat studi islam di tempat lain. Di antaranya di Jawa, Banjar, Palembang, Pulau penyengat (Riau), dan Pattani.
Pattani merupakan pusat studi islam tertinggi, terbukti melalui banyaknya institusi-institusi pendidikan pondok serta para ulama’nya yang produktif. Diantara ulama’ Pattani yang paling awal di Kedah ialah Haji Wan Ishak, yang mendirikan pondok di pulau Pinang.
2)   Gerakan Reformis
Gerakan politik islam di tanah Melayu dimulai dengan bberdirinya Hizbul Muslimin pada 14 Maret 1948, namun usia partai ini terlampau singkat karena tokoh-tokoh utamanya ditangkap akibat pernyataan darurat pada tanggal 18 Juni 1948.
Pada Nopember 1951, didirikan persatuan ulama’ se Malaysia yang dipimpin oleh Haji Ahmad Fuad Hassan. Kemudian namanya berubah menjadi Persatuan Islam se Malaysia (PAS). Masa kepemimpinan Haji Ahmad Fuad Hassan hanya sebentar, yang kemudian digantikan oleh Dr.haji Abbas Alias sejak Nopember 1953.
Selain politik, gerakan reformis juga muncul dalam dakwah dan tarbiyah. Pada tahun 1931 lahirlah All Malaya Muslim Missionary Sosiety (Persekutuan Dakwah Islam se Malaysia) yang dipimpin oleh Sayid Abdul Rahman al-Junied.

3)   Islamisasi Pemerintahan Malaysia
Islam memiliki peran yang sangat penting ketika Perdana Menteri Mahatir Muhammad tahun 1982 telah melakukan kebijakan secara nyata. Kebijakan tersebut antara lain:
a.    Pembentukan Bank Islam.
b.   Sistem Asuransi Islam.
c.    Universitas Islam Internasional.
d.   Penyempurnaan administrasi keagamaan Islam dan pngadilan syari’ah.
e.    Diperlakukannya peraturan dan undang-undang yang mencerminkan ajaran-ajaran islam.
f.     Seminar-seminar.
g.   Kursus-kursus yang melibatkan pemimpin islam pada semua tingkat.

3.   Islam di Pilipina
Kedatangan bangsa Spanyol ke Pilipina selain untuk menjajah juga menyebarkan agama Kristen dengan kekerasan. Akan tetapi, Spanyol mendapatkan perlawanan sengit ketika menghadapi kesultanan Islam di wilayah selatan, yakni Sulu, Manguindanao, dan Buayan.
Setelah mengalahkan Spanyol, Pilipina dijajah oleh Amerika. Keadaan Islam pada waktu itu semakin membaik karena Amerika membiarkan kehidupan orang  Islam dan kebiasaan ritualnya. Namun demikian, Islam dibenci dan dicurigai. Maka Amerika menghalangi Pilipina untuk melakukan kontak dengan saudara terdekatnya, yaitu pulau Kalimantan dan pulau terdekat lainnya di Indonesia.

4.   Islam di Thailand
Berdasarkan sensus penduduk tahun 1992, penduduk Thailand terdiri dari pemeluk Budha (93,47%), Islam (3,96%), Kristen (0,52%), Hindu (0,01%). Dari kelompok Islam ini, 81% tinggal di daerah selatan (Patani, Yala, Narathiwat, Satun), 19% nya tinggal di Bangkok.
Pada awalnya masyarakat di kawasan Selatan yang di kenal dengan Pattani, memiliki kerajaan Islam yang merdeka dan berdaulat penuh, namun kajayaan kerajaan ini berakhir dengan ditaklukkannya Pattani oleh kerajaan Thailand yang dikenal dengan masyarakat Thai. Masyarakat Pattani dipaksa untuk menjadi bagian masyarakat Thai. Hal ini berpengaruh bbaik bahasa maupun keagaamaan masyarakat Pattani.
Gerakan perlawanan Pattani mencapai puncaknya di akhir tahun 1960-an, sebagai respon pemberontakan ini pemerintah Thai melancarkan berbagai operasional militer dan kebijakan-kebijakan yang berusaha memenuhi tuntutan masyarakat Pattani.

5.   Islam di Singapura
Islam telah lama berkembang di Singapura, hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti Muslim. Pendekatan kebudayaan dipakai oleh peneliti muslim Singapura untuk mengkaji hal-hal yang terkait dengan pendekatan studi bahasa dan sastra. Disamping itu, terdapat pula studi-studi tentang institusi keagamaan muslim tradisional seperti penelitian tentang Masjid Singapura pada tahun 1979.
6.   Islam di Brunei Darussalam
Brunei Darussalam memperoleh kekuasaan penuh pada tanggal 1 Januari 1984. Agama Islam masuk ke Brunei pada abad ke-15, dan sejak itu Brunei berubah menjadi kesultanan Islam. Kehidupan sosial masyarakat negara ini sangat mencerminkan nilai-nilai ajaran-ajaran Islam, bahkan arsitektur bangunan juga mencerminkan seni Islam.

C.   ISLAM DI CINA
Cina meliputi sejarah jangka waktu lebih dari 4000 tahun, sehingga termasuk Negara yang berperadaban tertua di dunia disamping India, Mesir, dan Mesopotamia. Dalam jangka waktu 4000 tahun lebih, Cina mempunyai 24 dinasti[7] dan 2 republik[8].
Empat tahun setelah Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah, pada waktu itulah suku Nomad Turki berkumpul dibalik tembok besar Cina untuk melakukan serbuan masal. Namun T’Sung[9] berhasil mengusirnya. Pada waktu T’ai Tsung mempertahankan dan mempersatukan Cina, Nabi Muhammad Saw baru meletakkan dasar-dasar Negara Islam.
Pada tahun 638 M, T’Sung menolak permintaan Yazdegerd yang meminta bantuan untuk melawan kekuatan baru. Tetepi Kao Tsung[10] menerima permintaan tersebut karena menyadari ancaman Islam yang sangat serius. Mereka khawatir Jalur Sutera[11] akan ditutup oleh Islam.
Pada tahun 651, Kao Tsung menerima utusan dari khalifah Umar bin Khattab yang membawa hadiah cukup banyak untuk Cina dan menginformasikan bahwa bangsa Arab telah memerintah selama 34 tahun dan telah mempunyai tiga raja. Setelah itu Cina banyak memperhatikan perkembangan umat muslim.[12]
Pada tahun 705 M, Qutaibah bin Muslim menuju ke Timur dari khurasan ke Asia Tengah. Sepuluh tahun kemudian, Ia menundukkan Bukhara, Khawarizm, Samarkand dan sampai ke Fargana, daerah yang termasuk Asia Tengah. Menurut Al Thabari, Qutaibah berhasil melintasi Oxus, Qutaibah berusaha merebut jalur sutera, tetapi penaklukan itu tidak lama dan konflik diantara Islam dan Cina dapat dihindarkan.
Pada tahun 750 M, Dinasti Umayah dijatuhkan oleh Dinasti Abbas. Satu tahun kemudian, tentara muslim untuk pertama kalinya berhadapan dengan tentara Cina di Talas. Dengan bantuan orang-orang Turki, umat Islam berhasil mengalahkan tentara Cina. Sejak itu, pengusahaan penguasaan Islam terhadap Asia Tengah semakin kukuh dan sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam.
Dibawah Dinasti Yuan, pakar-pakar muslim khususnyaahli perbintangan mendirikan observatorium[13] yang terkenal di Shensi. Dibawah Dinasti Ming, Cina dan Dunia Islam mempunyai hubungan yang lebih erat. Pada masa itu juga pertama kalinya orang-orang muslim Cina melakukan ibadah haji ke Mekah. Pada Dinasti Ming, juga terjadi penerjemahan kitab-kitab yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Cina.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Agama yang mayoritas dianut masyarakat Indonesia pada umumnya yaitu Islam. Adapun proses perkembangan Islam ini sangat mudah sehingga para pejuang Islam khususnya di Indonesia tidak perlu banyak berperang untuk memperjuangkan Islam bedahalnya di zaman Rasulullah, mereka harus banyak berjihad di jalan Allah YME.
Pada pembahasan diatas membicarakan Islam di Afrika Utara, khususnya Sudan. Dalam sejarahnya, Sudan Timur (Negara Sudan modern) memisahkan diri dari Sudan Tengah. Sudan Timur berhutang kepada fakta bahwa Islam menyebar sampai kke Sudan Timur dari Mesir. Arab menguasai Mesir pada tahun 641 H. sementara perkembangan umat Islam di berbagai Negara di Asia Tenggara bermacam-macam secara umum dapat dikategorikan menjadi dua. Yaitu Islam mayoritas, seperti halnya di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Dan Islam minoritas, seperti di Singapura, Thailand dan Filipina.
Meskipun Islam di Asia Tenggara berkedudukan sebagai agama mayoritas dan minoritas, social keagamaan bangsa-bangsa Asia Tenggara memiliki beberapa persamaan:
1.      Dominannya madzhab Imam Syafi’I di bidang Fiqih. Persoalan madzhab Fiqih tidak serius kecuali di Indonesia pada pertengahan abad ke-20, sekarang khalifahnya sudah memudar meskipun masih merupakan masalah penting.
2.      Perselisihan internal antara apa yang disebut tradisi kecil dan tradisi besar walaupun dengan derajat intensitas yang berbeda.
Sedangkan perkembangan Islam di Cina ini tidak terlalu baik bagi pejuang Islam karena kentalnya budaya mereka, namun  pada tahun 705 M, Qutaibah bin Muslim menuju ke Timur dari Khurasan ke Asia Tengah. Sepuluh tahun kemudian, Ia berhasil menundukkan Bukhara, Khawarizm, Samarkand, dan sampai ke Fargana, daerah yang termasuk Asia Tengah. Menurut Al-Thabari, Qutaibah berhasil melintasi pegunungan langit yang menjadi tembok kokoh yang melindungi Cina dari barat. Setelah melintasi Oxus, Qutaibah berusaha merebut jalur sutera, tetapi penaklukan itu tidak lama dan konflik diantara Islam dan Cina dapat dihindarkan.


DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, dkk, 2002, Pengantar Studi Islam. IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya.
Atang, Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, 1999, Metodologi Studi Islam, PT. Remaja Rosida Karya, Bandung.
Sonhaji, Sholeh, dkk, 2010, Pengantar Studi Islam. IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya.
Shihab, Alwi, 1998,  Islam Inklusif. Mizan, Bandung.


[1] Atang, Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, 1999 Metodologi Studi Islam, P.T Remaja Rosida Karya, Bandung. Hal. 165.
[2] Tendensi adalah kecenderungan atau kecondongan pada suatu hal.
[3] Pendekatan kultural diwujudkan dengan menyelenggarakan pendidikan  agama di sekolah-sekolah dan Masjid, serta melalui pernikahan.
[4] Shihab, Alwi,1998, Islam Inklusif. Mizan, Bandung. Hal 321-322.
[5] Asy’ari, dkk, 2002, Pengantar Studi Islam, IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya. Hal. 256.
[6] B.J. habibie merupakan presiden ke tiga di Indonesia.
[7] 24 dinasti tersebut antara lain dinasti: Xia, Shang, Zou, Qin, Han, Jin, Sui, Sung, Tang, Liao, Yuan, Ming, dan Qing.
[8] Nasionalis Cina dan Republik Rakyat Cina.
[9] T’Sung adalah raja Cina yang menaiki tahta pada tahun 626.
[10] Kao Tsung adalah penerus dari T’Sung.
[11] Jalur Sutera merupakan jalur perdagangan besar yang menghubungkan Cina dengan Konstantinopel terus ke Roma.
[12] Atang, Abd. Hakim dan Jaih Mubarak, Metodologi Studi Islam,  PT. Remaja Rosida Karya, Bandung. Hal. 173.
[13] Observatorium adalah sebuah lokasi dengan perlengkapan yang diletakkan secara permanen agar dapat melihat langit dan peristiwa yang berhubungan dengan angkasa.

No comments:

Post a Comment