Sunday, December 2, 2018

Mengenal Struktur Bahasa Arab/Kaidah Bahasa Arab



01. Anatomi Bahasa
بَنِيَّةُ اللُّغَةِ
ANATOMI BAHASA

Bahasa adalah sistim penyampaian pesan yang digunakan oleh manusia, baik lewat simbol suara yang bisa didengar (bahasa lisan) maupun menggunakan simbol bentuk atau lambang yang bisa dilihat atau dibaca (bahasa tulisan).

Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh:
م - س - ج - د
2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata".
Contoh:
مَسْجِدٌ (= masjid)
3. Rangkaian kata yang mengandung maksud atau pikiran yang utuh yang disebut "kalimat".
Contoh:
أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid)

Dalam tata bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:
1. ISIM (
اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)
2. FI'IL (
فِعْل ) atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat)
3. HARF (
حَرْف ) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)

Perlu diingat bahwa istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas seperti yang kita kenal dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan pengertian Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab.

02. Isim 'Alam
اِسْم عَلَمُ
ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama)

Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama diri (proper name) dari seseorang atau sesuatu.

Perhatikan perbedaan Isim 'Alam dengan Isim yang biasa di bawah ini:

Isim Biasa
  • رَجُل (=laki-laki)
  • اِمْرَأَة (=perempuan)
  • قَرْيَة (=negeri/desa)
  • شَهْر (=bulan)

Isim 'Alam
  • مُحَمَّد (=Muhammad), عُمَر (=Umar), سُودِرْمَان (=Sudirman)
  • خَدِيْجَة (=Khadijah), مَرْيَم (=Maryam), كَرْتِيْنِي (=Kartini)
  • مَكَّة (=Makkah), مَدِيْنَة (=Madinah), جَاكَرْتَا (=Jakarta)
  • رَمَضَان (=Ramadhan), رَجَب (=Rajab), يَنَايِر (=Januari)
مُذَكَّر - مُؤَنَّث
MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)

Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).


Contoh Isim Mudzakkar (laki-laki)
  • عِيْسَى (= 'Isa)
  • اِبْنٌ (= putera)
  • بَقَرٌ (= sapi jantan)
  • بَحْرٌ (= laut)

Contoh Isim Muannats (Pr)
  • مَرْيَم (= Maryam)
  • بِنْتٌ (= puteri)
  • بَقَرَةٌ (= sapi betina)
  • رِيْحٌ (= angin)
  • إبنة  = anak (pr)

Dari segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
a) Ta Marbuthah (
ة ). Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة (=sekolah)
b) Alif Maqshurah (
ى ). Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى (=manisan)
c) Alif Mamdudah (
اء ). Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'), سَمْرَاء (=pirang)

Namun adapula Isim Muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas.
Misalnya:
رِيْحٌ (= angin), نَفْسٌ (= jiwa, diri), شَمْسٌ (= matahari)

Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.(
ة )
Contoh:
حَمْزَة (= Hamzah), طَلْحَة (= Thalhah), مُعَاوِيَة (= Muawiyah)

Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal kosakata yang baru anda temukan!

مُفْرَد - مُثَنَّى - جَمْع
MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK

Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:

1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.

Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah (
نِ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:


Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:

1. JAMAK SALIM (
جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan:
adalah bentuk kata yang dapat di masuki wawu dan nun di akhir kata. contoh 
مسلمون

2. JAMAK TAKSIR (
جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan:

Isim Mufrad, Isim Mutsanna dan Isim Jamak Salim ada yang tergolong Isim Mudzakkar dan adapula Isim Muannats. Misalnya:
  • مُسْلِمٌ (=seorang muslim) --> Mufrad Mudzakkar
  • مُسْلِمَةٌ (=seorang muslimah) --> Mufrad Muannats
  • مُسْلِمَانِ (=dua muslim) --> Mutsanna Mudzakkar
  • مُسْلِمَتَانِ (=dua muslimah) --> Mutsanna Muannats
  • مُسْلِمُوْنَ (=muslimin) --> Jamak Salim Mudzakkar
  • مُسْلِمَاتٌ (=muslimat) --> Jamak Salim Muannats
Sedangkan Isim Jamak Taksir semuanya digolongkan Isim Muannats.

اِسْم إِشَارَة
ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)


Kita telah mempelajari penggolongan Isim menurut jenisnya yaitu Mudzakkar dan Muannats serta menurut jumlahnya yaitu Mufrad, Mutsanna dan Jamak. Penggolongan Isim ini sangat penting dalam mempelajari kaidah-kaidah Bahasa Arab selanjutnya. Diantaranya bisa kita lihat dalam pembahasan tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk.

Pada dasarnya, ada dua macam Isim Isyarah atau Kata Tunjuk yaitu:
1.
هَذَا (=ini) untuk menunjuk yang dekat. Contoh: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku)
2.
ذَلِكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)
Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka:
1.
هَذَا menjadi: هَذِهِ (=ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah majalah)
2.
ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (=itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1.
هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buku)
2.
هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua majalah)
3.
ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua buku)
4.
تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua majalah)

Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua):
1. Bila Isim yang ditunjuk itu benda yang tidak berakal, maka biasanya digunakan:
هَذِهِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan تِلْكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh:
  • هَذِهِ كُتُبٌ (= ini buku-buku)
  • تِلْكَ كُتُبٌ (= itu buku-buku)
2. Bila Isim yang ditunjuk itu makhluk yang berakal, maka biasanya digunakan: هَؤُلاَءِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan أُولَئِكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh:
  • هَؤُلاَءِ طُلاَّبٌ (= ini siswa-siswa)
  • أُولَئِكَ طُلاَّبٌ (= itu siswa-siswa)
ضَمِيْر
DHAMIR (Kata Ganti)


Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang ataupun sekelompok benda/orang.
dhomir-dhomir:
  1. هوdia laki 1
  2. هماdia laki 2
  3. همdia laki 3/lebih
  4. هي dia pr 1
  5. هماdia pr 2
  6. هنّdia pr 3/lebih
  7. أنتkamu laki 1
  8. أنتماkamu laki 2
  9. أنتمkamu laki 3/lebih
  10. أنتِkamu pr 1
  11. أنتماkamu pr 2
  12. أنتنَّkamu pr 3/lebih
  13. أناsaya
  14. نحنkami

    Seperti yang sudah kita jelaskan di atas, Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah. Perhatikan contoh penggunaan Dhamir dalam kalimat di bawah ini:
  • أَحْمَدُ يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ (=Ahmad menyayangi anak-anak)
  • هُوَ يَرْحَمُهُمْ (=Dia menyayangi mereka)

Pada kedua kalimat di atas, kita lihat bahwa:
  • kata أَحْمَدُ (=Ahmad) diganti dengan هُوَ (=dia)
  • kata الأَوْلاَد (=anak-anak) diganti dengan هُمْ (=mereka).
Kata هُوَ (=dia) dan هُمْ (=mereka) merupakan Dhamir atau Kata Ganti.

Menurut fungsinya dalam kalimat, ada dua golongan Dhamir yaitu:
1. DHAMIR RAFA' (
ضَمِيْر رَفْع) yang berfungsi sebagai Subjek.
2. DHAMIR NASHAB (
ضَمِيْر نَصْب) yang berfungsi sebagai Objek.

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain.

Dalam contoh kalimat yang tadi:
هُوَ يَرْحَمُهُمْ (= Dia menyayangi mereka)
  • Kata هُوَ (=dia) adalah Dhamir Rafa'
  • Kata هُمْ (=mereka) adalah Dhamir Nashab.

Selanjutnya kita akan mempelajari masing-masing Dhamir tersebut.

09. Dhamir Rafa'
ضَمِيْر رَفْع
DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek)


Dalam Bahasa Arab dikenal duabelas bentuk Dhamir (Kata Ganti):

10. Dhamir Nashab
ضَمِيْر نَصْب
DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)


Dhamir Nashab adalah turunan dari Dhamir Rafa'. Dengan kata lain, setiap Dhamir Rafa' memiliki padanan dengan Dhamir Nashab; maknanya sama tetapi bentuk dan fungsinya berbeda.

Perhatikan tabel Dhamir Rafa' dan Dhamir Nashab berikut ini:



Perbedaan yang paling mendasar antara kedua jenis Dhamir ini adalah:
" Dhamir Rafa' berfungsi sebagai Subjek serta dapat berdiri sendiri dan terpisah dari kata lain atau MUNFASHIL (
مُنْفَصِل); sedangkan
" Dhamir Nashab berfungsi sebagai Objek/Keterangan serta tidak dapat berdiri sendiri dan selalu terikat dengan kata lain atau MUTTASHIL (
مُتَّصِل), baik itu terikat dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.

1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Isim dalam kalimat:
  • أَنَا مُسْلِمٌ، دِيْنِيَ اْلإِسْلاَمُ =saya seorang muslim, agamaku Islam
  • نَحْنُ مُسْلِمُوْنَ، دِيْنُنَا اْلإِسْلاَمُ =Kami/kita orang-orang muslim, agama kami Islam
  • أَنْتَ مُسْلِمٌ، دِيْنُكَ اْلإِسْلاَمُ =engkau (lk) seorang muslim, agamamu Islam
  • أَنْتِ مُسْلِمَةٌ، دِيْنُكِ اْلإِسْلاَمُ = engkau (pr) seorang muslim, agamamu Islam

2) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Fi'il dalam kalimat:
  • أَنْتُمَا مُسْلَمَانِ، اَللهُ يَرْحَمُكُمَا =kamu berdua adalah muslim, Allah merahmati kamu berdua
  • أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، اَللهُ يَرْحَمُكُمْ =kalian (lk) adalah muslimun, Allah merahmati kalian
  • أَنْتُنَّ مُسْلِمَاتٌ، اَللهُ يَرْحَمُكُنَّ =kalian (pr) adalah muslimat, Allah merahmati kalian
  • هُوَ مُسْلِمٌ، اَللهُ يَرْحَمُهُ =dia (lk) adalah muslim, Allah merahmatinya

3) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Harf dalam kalimat:
  • هِيَ مُسْلِمَةٌ، عَلَيْهَا السَّلاَمُ =dia (pr) adalah seorang muslimah, atasnya salam
  • هُمَا مُسْلِمَانِ، عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ =mereka berdua adalah muslim, atas mereka berdua salam
  • هُمْ مُسْلِمُوْنَ، عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ =mereka (lk) adalah muslimin, atas mereka salam
  • هُنَّ مُسْلِمَاتٌ، عَلَيْهِنَّ السَّلاَمُ =mereka (pr) adalah muslimat, atas mereka salam

11. Fi'il (Kata Kerja)
فِعْل
FI'IL (Kata Kerja)


Fi'il dibagi atas dua golongan besar menurut waktu terjadinya:
1. FI'IL MADHY (
فِعْل مَاضِي) atau Kata Kerja Lampau.
2. FI'IL MUDHARI' (
فِعْل مُضَارِع) atau Kata Kerja Kini/Nanti.

Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir yang bertindak sebagai FA'IL (
فَاعِل) atau Pelaku dari pekerjaan itu.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui Fa'il (Pelaku) dari suatu kejadian/pekerjaan dan Dhamir (Kata Ganti) apa yang setara dengan Fa'il tersebut.Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi'il Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.

1) Bila Fa'il (Pelaku) dari Fi'il (Kata Kerja) itu adalah Dhamir Ghaib atau "orang ketiga" (
هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ) terletak sesudah Fi'il, maka bentuk Fi'il selalu Mufrad (meskipun Fa'il-nya Mutsanna atau Jamak).
  • دَخَلَ اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ = muslim itu memasuki masjid
  • دَخَلَتِ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ = muslimah itu memasuki masjid
  • دَخَلَ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslim itu memasuki masjid
  • دَخَلَتِ الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslimah itu memasuki masjid
  • دَخَلَ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimin memasuki masjid
  • دَخَلَتِ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ = kaum muslimat memasuki masjid

Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' sebelum Fa'il:
  • يَدْخُلُ اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ = muslim itu memasuki masjid
  • تَدْخُلُ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ = muslimah itu memasuki masjid
  • يَدْخُلُ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslim itu memasuki masjid
  • تَدْخُلُ الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslimah itu memasuki masjid
  • يَدْخُلُ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimin memasuki masjid
  • تَدْخُلُ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ = kaum muslimat memasuki masjid

Pada contoh di atas, Fa'il untuk Dhamir Muannats ditandai dengan adanya huruf TA TA'NITS (
ت تَأْنِيْث) atau "Ta Penanda Muannats" di belakang (Fi'il Madhy) atau di depan (pada Fi'il Mudhari').

2) Untuk Fa'il lainnya (
أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ - أَنْتَ - نَحْنُ - أَنَا ) tetap mengikuti pola perubahan bentuk Fi'il sebagaimana mestinya.

فِعْل اْلأمْر - فِعْل النَّهْي
FI'IL AMAR (Kata Kerja Perintah)
FI'IL NAHY (Kata Kerja Larangan)


1) Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah)

Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang memuat pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara). Maka yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Menyuruh mengerjakan sesuatu berarti pekerjaan tersebut diharapkan akan terlaksana di waktu yang akan datang, maka pola dasar Fi'il Amar dibentuk dari Fi'il Mudhari' dengan perubahan seperti berikut:
Contoh dalam kalimat: dari fi'il
عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
  • اِعْمَلْ لآِخِرَتِكَ = bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
  • اِعْمَلِيْ لآِخِرَتِكِ = bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
  • اِعْمَلاَ لآِخِرَتِكُمَا = bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
  • اِعْمَلُوْا لآِخِرَتِكُمْ = bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
  • اِعْمَلْنَ لآِخِرَتِكُنَّ = bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)

Disamping pola umum di atas, terdapat pula beberapa pola Fi'il Amar yang agak berbeda dari pola di atas, karena menyesuaikan dengan bentuk dasar dari Fi'il asalnya. Perhatikan contoh berikut:

Fi'il
قَالَ/يَقُوْلُ (=berkata) bila dijadikan Fi'il Amar menjadi:
  • قُلْ لِقَوْمِكَ = katakanlah kepada kaummu!
  • قُلِيْ لِقَوْمِكِ = katakanlah kepada kaummu (pr)!
  • قُوْلاَ لِقَوْمِكُمَا = katakanlah kepada kaum kamu berdua!
  • قُوْلُوْا لِقَوْمِكُمْ = katakanlah kepada kaum kalian!
  • قُلْنَ لِقَوْمِكُنَّ = katakanlah kepada kaum kalian (pr)!

2) Fi'il Nahy (Kata Kerja Larangan)

Untuk membentuk Fi'il Nahy, kita tinggal menambahkan HARF LAA NAHIYAH
لاَ (=jangan) dan memasukkan huruf تَ di awal Fi'il Amar.

Fi'il
فَعَلَ/يَفْعَلُ (=mengerjakan) bila dijadikan Fi'il Amar menjadi:

Dari fi'il
خَافَ (= takut) dan fi'il حَزِنَ (= sedih) menjadi Fi'il Nahy:
  • لاَ تَخَفْ وَلاَ تَحْزَنْ = jangan (engkau -lk) takut dan jangan sedih
  • لاَ تَخَافِيْ وَلاَ تَحْزَنِيْ = jangan (engkau -pr) takut dan jangan sedih
  • لاَ تَخَافَا وَلاَ تَحْزَنَا = jangan (kamu berdua) takut dan jangan sedih
  • لاَ تَخَافُوْا وَلاَ تَحْزَنُوْا = jangan (kalian -lk) takut dan jangan sedih
  • لاَ تَخَفْنَ وَلاَ تَحْزَنَّ = jangan (kalian -pr) takut dan jangan sedih

Catatan: Bila huruf akhir sebuah Fi'il adalah sukun dan bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka untuk pelafalannya, baris sukun dari huruf akhir fi'il amar tersebut dibaca dengan baris kasrah. Misalnya: (
أَقِمْ الصَّلاَةَ) dibaca (أَقِمِ الصَّلاَةَ)

I'rab Fi'il Mudhari'
إِعْرَب فِعْل الْمُضَارِع
I'RAB FI'IL MUDHARI'


Fi'il Mudhari' juga mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata bila didahului oleh harf-harf tertentu. Fi'il Mudhari mengenal tiga macam I'rab:

1) I'RAB RAFA' ialah bentuk asal dari Fi'il Mudhari' dengan alamat (tanda):

a. Baris Dhammah:
أَفْعَلُ / نَفْعَلُ / تَفْعَلُ / يَفْعَلُ
b. Huruf Nun:
تَفْعَلِيْنَ / تَفْعَلاَنِ / تَفْعَلُوْنَ / يَفْعَلاَنِ / يَفْعَلُوْنَ

2) I'RAB NASHAB bila dimasuki Harf Nashab. Alamatnya adalah:

a. Baris Fathah:
أَفْعَلَ / نَفْعَلَ / تَفْعَلَ / يَفْعَلَ
b. Hilangnya huruf Nun:
تَفْعَلِيْ / تَفْعَلاَ / تَفْعَلُوْا / يَفْعَلاَ / يَفْعَلُوْا

Adapun yang termasuk Harf Nashab ialah:
أَنْ (=bahwa), لَنْ (=tidak akan), إِذَنْ (=kalau begitu), كَيْ (=supaya), حَتَّى (=hingga), لـِ (=untuk).

Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:

3) I'RAB JAZM (
جَزْم ) bila dimasuki Harf Jazm. Alamatnya ada tiga:

a. Baris Sukun:
أَفْعَلْ / نَفْعَلْ / تَفْعَلْ / يَفْعَلْ
b. Hilangnya huruf Nun:
تَفْعَلِيْ / تَفْعَلاَ / تَفْعَلُوْا / يَفْعَلاَ / يَفْعَلُوْا
c. Hilangnya huruf 'Illat (
عِلَّة ) atau "huruf penyakit" yaitu ا / و / ى

Adapun yang termasuk Harf Jazm terbagi dalam dua kelompok:

1. Harf Jazm yang men-jazm-kan satu fi'il saja yaitu:
لَمْ (=tidak), لَمَّا (=belum), لِـ/لْـ untuk perintah (=hendaklah), لاَ untuk larangan (=jangan).

Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:
2. Harf Jazm yang men-jazm-kan dua fi'il yaitu:
إِنْ (=jika), مَنْ (=siapa), مَا (=apa), مَهْمَا (=jangan), مَتَى (=kapan), أَيَّانَ (=kapan), أَيْنَ (=dimana), أَيْنَمَا (=dimana saja), أَنَّى (=darimana), حَيْثُمَا (=darimana saja), كَيْفَمَا (=bagaimana saja), أَيُّ (=yang mana).

Contoh I :
أَنْتَ تَعْمَلُ بِعَمَلٍ ؛ أَنْتَ تُجْزَى بِهِ
(=engkau mengerjakan suatu pekerjaan; engkau akan dibalas dengannya)
إِنْ تَعْمَلْ بِعَمَلٍ تُجْزَ بِهِ
(=jika engkau mengerjakan suatu pekerjaan, engkau akan dibalas dengannya)

Contoh II :
هُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ ؛ اللهُ يَهْدِيْ قَلْبَهُ
(=dia beriman kepada Allah; Allah menunjuki hatinya)
مَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
(=siapa yang beriman kepada Allah, Dia akan menunjuki hatinya)

Contoh III :
أَنْتُمْ تَفْعَلُوْنَ مِنْ خَيْرٍ ؛ اللهُ يَعْلَمُهُ
(=kalian melakukan suatu kebaikan; Allah mengetahuinya)
مَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللهُ
(=kebaikan apa saja yang kalian lakukan, Allah mengetahuinya)

Contoh IV :
أَنْتُمْ تَتَّقُوْنَ اللهَ ؛ أَنْتُمْ تُفْلِحُوْنَ
(=kalian bertaqwa kepada Allah; kalian beruntung)
مَتَى تَتَّقُوا اللهَ تُفْلِحُوْا
(=kapan kalian bertaqwa kepada Allah, kalian bertuntung)

Contoh V :
هُمَا يَذْهَبَانِ ؛ هُمَا يُخْدَمَانِ
(=mereka berdua pergi; mereka berdua dilayani)
أَيْنَمَا يَذْهَبَا يُخْدَمَا
(=kemana saja mereka berdua pergi, akan dilayani)

Contoh VI :
أَنْتَ تَقْرَأُ كِتَابًا ؛ تَسْتَفِيْدُ مِنْهَا
(=engkau membaca sebuah buku; engkau memperoleh manfaat darinya)
أَيُّ كِتَابٍ تَقْرَأْ تَسْتَفِدْ
(=buku apa saja yang engkau baca, engkau akan memperoleh manfaat)

Hafalkan dan fahamkan baik-baik jenis-jenis I'rab Fi'il di atas!
Top of Form

Bottom of Form
Harf (Kata Tugas)
حَرْف
HARF (Kata Tugas)


Harf adalah semua jenis kata selain Isim dan Fi'il, yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki arti yang jelas tanpa kata-kata lain dalam hubungan kalimat.

Contoh Harf:
وَ (=dan), مِنْ (=dari), عَنْ (=dari), إِلَى (=ke, kepada), فِيْ (=di, dalam), حَتَّى (=hingga), لاَ (=tidak, tidak ada), إِنْ (=jika), dan lain-lain.

Sekilas catatan penting tentang penggunaan beberapa macam Harf:

1. Beberapa Harf, seperti
بِـ (=dengan) di dalam kalimat kadang mempunyai arti, dan kadang hanya sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti. Contoh:
أَعُوْذُ بِاللهِ = aku berlindung kepada Allah
كَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا = cukuplah Allah (sebagai) saksi

2. Harf
وَ mempunyai dua fungsi:
a) ATHAF (
عَطْف) atau Kata Sambung (=dan). Contoh:
ذَهَبَ أَحْمَدُ وَعَلِيٌّ = Ahmad dan Ali telah pergi
b) QASM (
قَسْم) atau Kata Sumpah (=demi). Contoh:
وَالْعَصْرِ = demi waktu (Ashar)
Perlu dicamkan, bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu wata'ala sering bersumpah dengan nama makhluq-Nya agar manusia mengambil pelajaran dari apa yang dijadikan sumpah tersebut. Adapun manusia, hanya boleh bersumpah dengan nama dan sifat Allah, tidak boleh bersumpah dengan nama makhluq.

3. Harf Lam
لـ juga mempunyai beberapa fungsi:
a) MILIK (
مِلْك) atau kepunyaan.Contoh:
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ = kepunyaan Allah (seluruh) kerajaan langit dan bumi
b) TA'LIL (
تَعْلِيْل) atau peruntukan (=untuk). Contoh:
أَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ لِلتَّعْلِيْمِ = saya pergi ke sekolah untuk belajar
c) AMAR (
أَمْر) atau perintah (=agar, supaya, hendaklah). Contoh:
لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ = hendaklah berinfak orang yang punya kelapangan (rezki)
d) TAUKID (
تَوْكِيْد) atau penegasan (=sungguh, pasti). Contoh:
لَأَقُوْلُ قَوْلَ الْحَقِّ = sungguh aku akan berkata perkataan yang benar

4. NUN TAUKID (
نُوْن تَوْكِيْد ) atau "Nun Penegasan" adalah huruf Nun Tasydid yang melekat di belakang Fi'il Mudhari' dan berfungsi untuk menegaskan atau memperkuat maknanya. Perhatikan contoh di bawah ini:
لَأَقُوْلَنَّ قَوْلَ الْحَقِّ = sungguh aku pasti akan mengatakan perkataan yang benar
لَتُبْلَوُنَّ فِيْ أَمْوَالِكُمْ = sungguh kalian pasti akan diuji dalam (urusan) harta kalian

5. Harf
إِنْ mempunyai dua macam arti:
a) Berarti "jika". Contoh:
إِنْ تَنْصُرُوا اللهَ يَنْصُرْكُمْ = jika kalian menolong (agama) Allah, Dia akan menolong kalian.
b) Berarti "tidak", bila sesudahnya terdapat kata
إِلاَّ (=kecuali). Contoh:
إِنْ أَنْتُمْ إِلاَّ تَكْذِبُوْنَ = tidak lain kalian hanyalah berdusta

6. Harf
لاَ juga ada dua macam:
a. NAFY (
نَفْي) atau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ = tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah
b. NAHY (
نَهْي) atau pelarangan (=jangan). Contoh:
لاَ تَعْبُدُوْا إِلاَّ اللهَ = jangan kalian menyembah kecuali (kepada) Allah

Demikianlah sekelumit contoh penggunaan Harf dan macam-macam artinya. Carilah contoh-contoh penggunaan Harf dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits, pelajarilah aneka ragam fungsi dan artinya masing-masing!

أَدَوَاتُ الاِسْتِفْهَام
ADAWAT AL-ISTIFHAM (Kata Tanya)


Di bawah ini dicantum beberapa Kata Tanya yang biasa dijumpai dalam Bahasa Arab beserta contohnya masing-masing dalam kalimat:

Cobalah membuat sendiri kalimat-kalimat tanya dari setiap kata-kata tanya di atas


السَّكَن
TEMPAT TINGGAL

أَحْمَد: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
حَسَّان: وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
أَحْمَد: أَيْنَ تَسْكُنُ ؟
Dimana engkau tinggal?
حَسَّان: أَسْكُنُ فِيْ حَيِّ الْمَطَارِ
Saya tinggal di kompleks bandara
حَسَّان: وَأَيْنَ تَسْكُنُ أَنْتَ ؟
أَحْمَد: أَسْكُنُ فِيْ حَيِّ الْجَامِعَةِ
Saya tinggal di kompleks universitas
حَسَّان: هَلْ تَسْكُنُ فِيْ بَيْتٍ ؟
Apakah engkau tinggal di sebuah rumah?
أَحْمَد: نَعَمْ، أَسْكُنُ فِيْ بَيْتٍ
Iya, saya tinggal di sebuah rumah
أَحْمَد: هَلْ تَسْكُنُ فِيْ بَيْتٍ ؟
حَسَّان: لاَ، أَسْكُنُ فِيْ شقَّةٍ
Tidak, saya tinggal di sebuah flat (apartemen)
أَحْمَد: مَا رَقْمُ شَقَّتِكَ ؟
Berapa nomor flatmu?
حَسَّان: خَمْسَةُ. مَا رَقْمُ بَيْتِكَ ؟
Lima. Berapa nomor rumahmu?
أَحْمَد: تِسْعَةُ
Sembilan

Ulangi kegiatan di atas hingga lancar lalu praktikkan bersama orang lain

13. Pagi Hari
الصَّبَاح
PAGI HARI

طَارِقٌ: مَتَى تَسْتَيْقِظُ ؟
Jam berapa engkau bangun?
طَاهِرٌ: أَسْتَسْقِظُ عِنْدَ الْفَجْرِ
Saya bangun menjelang Fajar (Subuh)
طَارِقٌ: أَيْنَ تُصَلِّى الْفَجْرَ
Dimana engkau shalat subuh?
طَاهِرٌ: أُصَلِّى الْفَجْرَ فِي الْمَسْجِدِ
Saya shalat subuh di masjid
طَارِقٌ: هَلْ تَنَامُ بَعْدَ الصَّلاَةِ ؟
Apakah engkau tidur setelah shalat?
طَاهِرٌ: لاَ، لاَ أَنَامُ بَعْدَ الصَّلاَةِ
Tidak, saya tidak tidur setelah shalat
طَارِقٌ: مَاذَا تَفْعَلُ بَعْدَ الصَّلاَةِ ؟
Apa yang engkau kerjakan setelah shalat?
طَاهِرٌ: أَقْرَأُ الْقُرْآنَ
Saya membaca al-Quran
طَارِقٌ: وَمَتَى تَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ ؟
Dan kapan (jam berapa) engkau pergi ke sekolah?
طَاهِرٌ: أَذْهَبُ السَّاعَةَ السَّبِعَةَ
Saya pergi pukul tujuh
طَارِقٌ: هَلْ تَذْهَبُ بِالسَّيَّارَةِ ؟
Apakah engkau pergi dengan mobil (pribadi)?
طَاهِرٌ: لاَ، أَذْهَبُ بِالْحَافِلَةِ
Tidak, saya pergi dengan bus

Ulangi kegiatan di atas hingga lancar lalu praktikkan bersama orang lain

الْعَمَل
PEKERJAAN

Percakapan antara Usman dan Ali
عُثْمَانٌ: أَعْمَلُ طَبِيْبًا، وَمَاذَا تَعْمَلُ أَنْتَ ؟
Saya bekerja sebagai dokter, kalau engkau kerja apa?
عَلِيٌّ: أَعْمَلُ مُهَنْدِسًا
Saya bekerja sebagai insinyur
عُثْمَانٌ: أَيْنَ تَعْمَلُ ؟
Dimana engkau bekerja?
عَلِيٌّ: أَعْمَلُ فِيْ شِرْكَةٍ. أَيْنَ تَعْمَلُ أَنْتَ ؟
Saya bekerja di perusahaan. Dimana engkau bekerja?
عُثْمَانٌ: أَعْمَلُ فِي الْمُسْتَشْفَى
Saya bekerja di Rumah Sakit
عَلِيٌّ: كَمْ سَاعَةٍ تَعْمَلُ فِي الْيَوْمِ ؟
Berapa jam engkau bekerja dalam sehari?
عُثْمَانٌ: أَعْمَلُ ثَمَانِيَ سَاعَاتٍ فِي الْيَوْمِ
Saya bekerja delapan jam dalam sehari
عُثْمَانٌ: وَكَمْ سَاعَةٍ تَعْمَلُ أَنْتَ ؟
عَلِيٌّ: أَعْمَلُ سَبْعَ سَاعَاتٍ
Saya bekerja tujuh jam
عُثْمَانٌ: هَلْ تُحِبُّ عَمَلَكَ ؟
Apakah engkau menyukai pekerjaanmu?
عَلِيٌّ: نَعَمْ، أُحِبُّ عَمَلِيْ
Iya, saya menyukai pekerjaanku
عُثْمَانٌ: أَنَا أُحِبُّ عَمَلِيْ أَيْضًا
Saya juga menyukai pekerjaanku

Ulangi kegiatan di atas hingga lancar lalu praktikkan bersama orang lain

26. Cita-cita
التَّمَنِّيَة
CITA-CITA

الطَّالِبُ اْلأوَّلُ: مَاذَا سَنَعْمَلُ بَعْدَ الدِّرَاسَةِ ؟
Mahasiswa I: Apa yang akan kita kerjakan sesudah studi?
الطَّالِبُ الثَّانِيُ: أَنَا أَدْرُسُ الطِّبَّ، فِيْ كُلِّيَّةِ الطِّبِّ، سَأَعْمَلُ طَبِيْبًا، إِنْ شَاءَ اللهُ
Mahasiswa II: Saya belajar kedokteran, di fakultas kedokteran, saya akan bekerja sebagai dokter, insya Allah
الطَّالِبُ الثَّالِثُ: أَنَا أَدْرُسُ الصَّيْدَلَةَ، فِيْ كُلِّيَّةِ الصَّيْدَلَةِ، سَأَعْمَلُ صَيْدَلِيًّا، إِنْ شَاءَ اللهُ
Mahasiswa III: Saya belajar kedokteran, di fakultas farmasi, saya akan bekerja sebagai apoteker, insya Allah
الطَّالِبُ الرَّابِعُ: أَنَا أَدْرُسُ التَّمْرِيْضَ، فِيْ كُلِّيَّةِ التَّمْرِيْضِ، سَأَعْمَلُ مُمَرِّضًا، إِنْ شَاءَ اللهُ
Mahasiswa IV: Saya belajar kedokteran, di fakultas keperawatan, saya akan bekerja sebagai perawat, insya Allah
الطَّالِبُ الْخَامِسُ: أَنَا أَدْرُسُ الْهَنْدَسَةَ، فِيْ كُلِّيَّةِ الْهَنْدَسَةِ، سَأَعْمَلُ مُهَنْدِسًا، إِنْ شَاءَ اللهُ
Mahasiswa V: Saya belajar teknik, di fakultas teknik, saya akan bekerja sebagai insinyur, insya Allah
الطَّالِبُ السَّادِسُ: أَنَا أَدْرُسُ الطَّيْرَانَ، فِيْ كُلِّيَّةِ الطَّيْرَانِ، سَأَعْمَلُ طَيَّارًا، إِنْ شَاءَ اللهُ
Mahasiswa VI: Saya belajar penerbangan, di fakultas penerbangan, saya akan bekerja sebagai pilot, insya Allah
الطَّالِبُ اْلأوَّلُ: أَنَا أَدْرُسُ التَّرْبِيَّةَ، فِيْ كُلِّيَّةِ التَّرْبِيَّةِ، سَأَعْمَلُ مُدَرِّسًا، إِنْ شَاءَ اللهُ
Mahasiswa I: Saya belajar kependidikan, di fakultas pendidikan, saya akan bekerja sebagai guru, insya Allah

Ulangi kegiatan di atas hingga lancar lalu praktikkan bersama orang lain

30. Membeli Pakaian
الْمَلاَبِس
PAKAIAN

الْبَائِعُ: تَفَضَّلْ، أَيَّ خِدْمَةٍ ؟
Penjual: Silakan, ada yang bisa dibantu?
الْمُشْتَرِيْ: أُرِيْدُ قَمِيْصًا، لَوْ سَمَحْتَ
Pembeli: Saya mau (membeli) kemeja
الْبَائِعُ: تَفَضَّلْ هُنَا، هَذَا قِسْمُ الْقِمْصَانِ. هَذَا قَمِيْصٌ أَبْيَضُ، وَهَذَا أَصْفَرُ، وَهَذَا أَزْرَقُ، وَهَذَا أَحْمَرُ، وَهَذَا أَسْوَدُ
Silakan ke sini, ini bagian kemeja. Ini kemeja putih, ini kuning, ini biru, ini merah, dan ini hitam.
الْمُشْتَرِيْ: بِكَمِ الْقَمِيْصُ ؟
Berapa harga kemeja itu?
الْبَائِعُ: اَلْقَمِيْصُ بِعِشْرِيْنَ دِيْنَارًا
Kemeja (harganya) 20 dinar
الْبَائِعُ: أَيُّ قَمِيْصٍ تُرِيْدُ ؟
Kemeja yang mana anda inginkan?
الْمُشْتَرِيْ: أُرِيْدُ الْقَمِيْصَ اْلأَزْرَق
Saya ingin kemeja biru.
الْبَائِعُ: هَذَا هُوَ الْقَمِيْصُ اْلأَزْرَق
Ini dia kemeja biru.
الْبَائِعُ: لَدَيْنَا أَثْوَابٌ جَمِيْلَةٌ
Di (toko) kami (banyak) pakaian-pakaian yang bagus
الْمُشْتَرِيْ: بِكَمِ الثَّوْبُ ؟
Berapa harga pakaian itu?
الْبَائِعُ: الثَّوْبُ بِثَلاَثِيْنَ دِيْنَارًا
Pakaian itu (harganya) 30 dinar
الْمُشْتَرِيْ: أُرِيْدُ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ.
الْمَرْأَةُ: اَلْمَطْلُوْبُ خَمْسُوْنَ دِيْنَارًا
Harga (semuanya) 50 dinar
الْمُشْتَرِيْ: تَفَضَّلْ هَذِهِ خَمْسُوْنَ دِيْنَارًا

Ulangi kegiatan di atas hingga lancar lalu praktikkan bersama orang lain


18. Makan Siang
اَلْغَدَاء
MAKAN SIANG

الزَّوْجُ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
الزَّوْجَةُ: وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
الزَّوْجُ: أَنَا جَوْعَانٌ جِدًّا
Suami: Saya lapar sekali
الزَّوْجَةُ: اَلْغَدَاءُ عَلَى الْمَائِدَةِ
Isteri: Makan siang di atas meja makan
الزَّوْجُ: مَا هَذَا؟! سَمَكٌ وَلَحْمٌ وَدَجَاجٌ وَأَرُزٌّ وَفَاكِهَةٌ! هَذَا كَثِيْرٌ جِدًّا
Apa ini?! Ikan, daging, ayam, nasi, buah-buahan! Ini banyak sekali.
الزَّوْجَةُ: لاَ تَأْكُلُ... لاَ تَأْكُلُ
Jangan dimakan... jangan dimakan.
الزَّوْجُ: لَمَاذَا ؟ أَنَا جَوْعَانٌ
Kenapa? Saya lapar.
الزَّوْجَةُ: لَدَيْنَا ضُيُوْفٌ
Kita kedatangan tamu.
الزَّوْجُ: لَدَيْنَا ضُيُوْفٌ ! مَنْ ؟
Kita kedatangan tamu? Siapa?!
الزَّوْجَةُ: وَالِدِيْ وَوَالِدَتِيْ
Ayahku dan ibuku
الزَّوْجُ: أَيْنَ الضُّيُوْفُ ؟
Dimana tamu-tamu itu?
الزَّوْجَةُ: فِيْ غُرْفَةِ الْجُلُوْسِ






No comments:

Post a Comment