سم الله الرّحمن الرّ حيم
Terjemah Jurumiyyah
Bab I Kalam
Al-kalam (kalimat) yaitu lafadz yang tersusun yang berfaedah
dengan bahasa arab. Kalimat itu ada tiga bagian : isim, fi’il, dan harf yang
memiliki makna
1.
Isim itu
dapat dikenali dengan keberadaan khafadh (jar), tanwin, dan kemasukan
alif dan lam. Huruf khafadh itu adalah :
مِنْ (dari), إِلَى(ke), عَنْ (dari), عَلَى(di atas),فِي (di),
رُبَّ (jarang),
بِ (dengan),
كَ (seperti),dan
لِ (untuk)
Isim bisa dikenali dengan huruf qasam yaitu wawu, ba’ dan ta’.
2.
Fiil
dikenali dengan adanya:
قَدْ (sungguh/terkadang), سَ (akan) ، سَوْفَ(akan) ، تَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ (ta ta’nits yang mati)
3.
Harf itu
adalah sesuatu yang tidak memenuhi ciri-ciri isim dan fi’il
Bab II Al
I’rab
I’rab yaitu berubahnya akhir kata karena perbedaan amil-amil
yang masuk atasnya baik secara lafadz atau taqdir. Pembagian i’rab ada empat: Rafa’,
Nashab, Khofadh /Jar, dan Jazm.
Setiap isim bisa dalam kondisi rafa’, nashab, khafad dan tidak
mungkin dalam kondisi jazm
Setiap fi’il bisa dalam kondisi rafa’, nashab, jazm dan tidak
mungkin dalam kondisi khafadh.
Bab III
Mengenal Tanda-tanda I’rab
*Tanda Rafa’
Rafa’ memiliki empat tanda:Harakat Dhammah, Huruf
Wawu, Huruf Alif, dan Huruf Nun. Dhammah menjadi
tanda bagi rafa’ pada empat tempat : Isim Mufrad, Jama’ taksir, Jama’ muannats
salim, dan Fiil mudhari’ yang tidak bersambung di akhirnya dengan sesuatu
Huruf Wawu menjadi tanda bagi rafa’ pada dua tempat
:Jama’ mudzakkar salim, dan Isim-isim yang lima (Asmail Khomsah) yaitu
أَبُوكَ, وَأَخُوكَ, وَحَمُوكَ, وَفُوكَ, وَذُو
مَا
(Bapak mu, saudara laki-laki mu , ipar mu, mulut mu, pemilik
harta )
Huruf Alif menjadi tanda bagi rafa’ pada isim-isim
tatsniyyah yang tertentu. Huruf Nun menjadi tanda bagi rafa’ pada
fi’il mudhari yang bersambung dengan:dhamir tatsniyah, dhamir jama’, dan dhamir
muannats mukhatabah
*Tanda Nashab
Nashab memiliki lima tanda: Fathah, Huruf alif,
kasrah, Huruf Ya, dan Hadzfunnuun (membuang nun). Fathah menjadi tanda
bagi nashab pada tiga tempat : Pada Isim Mufrad, Jama’ taksir, dan fi’il
Mudhari apabila masuk atasnya amil yang menashobkan dan tidak bersambung di
akhirnya dengan sesuatupun
Huruf Alif menjadi tanda bagi nashab pada isim-isim yang lima
contohnya :
رَأَيْتُ أَبَاكَ وَأَخَاك (aku melihat bapakmu dan saudaramu) dan
apa-apa yang menyerupai contoh ini.. Kasrah menjadi tanda bagi nashab pada
jama’ muannats salim. Huruf Ya menjadi tanda bagi nashab pada tatsniyah
dan jama’ (mudzakkar salim). Hadzfunnuun (membuang huruf nun), menjadi tanda
bagi nashab pada fi’il-fi’il yang lima yang ketika rafa’nya dengan tetap nun.
*Tanda Jar
Khafadh memiliki 3 tanda: Kasrah, Huruf Ya, dan Fathah.
Kasrah menjadi tanda bagi khafadh pada tiga tempat: Isim Mufrad yang
menerima tanwin, jama’ taksir yang menerima tanwin, dan jama’ muannats salim
Huruf ya menjadi tanda bagi khafadh pada tiga tempat: Pada
isim-isim yang lima (al asmaul khamsah), Isim Tatsniyah, dan jama’. Fathah menjadi
tanda bagi khafadh pada isim-isim yang tidak menerima tanwin (isim ghairu
munsharif)
*Tanda Jazm
Jazm memiliki 2 tanda: Sukun dan Al hadzfu (membuang).
Sukun menjadi tanda bagi jazm pada fi’il yang shahih akhirnya. Al
hadzfu menjadi tanda bagi jazm pada fi’il mudhari yang mu’tal akhirnya dan
pada fi’il-fi’il yang ketika rafa’nya dengan tetap nun.
Fashl (pasal), Kata-kata yang di-Irab. Kata yang di- i’rab itu
ada dua: Kata yang di-i’rab dengan harkat (baris), dan Kata yang di-i’rab
dengan huruf.Kata yang di-i’rab dengan baris itu ada empat macam : Isim
Mufrad, Jama’ taktsi, Jama’ muannats salim, dan Fi’il Mudhari’ yang tidak
bersambung dengan akhirnya sesuatu
Semua kata itu di-rafa’-kan dengan dhammah, di-nashab-kan dengan
fathah, dan di-jazm-kan dengan sukun kecuali untuk tiga kondisi; jama’ muannats
salim di-nashab-kan dengan kasrah, Isim ghairu munsharif di-khafadh-kan dengan
fathah, dan fi’il mudhari’ mu’tal di-jazm-kan dengan membuang akhirnya. Kata
yang di-i’rab dengan huruf itu ada empat macam : Isim Tatsniyah, Jama’ mudzakkar
salim, isim-isim yang lima, dan fi’il-fiil yang lima, yaitu: يَفْعَلَانِ، وَتَفْعَلَانِ، وَيَفْعَلُونَ، وَتَفْعَلُونَ، وَتَفْعَلِينَ
Isim tatsniyah : di-rafa’-kan dengan huruf alif, di-nashab-kan
dengan huruf ya dan di-khafadh-kan dengan huruf ya.Jama’ mudzakkar salim:
dirafa’kan dengan huruf waw, di-nashab-kan dengan huruf ya dan di-khafadh-kan
dengan huruf ya. Isim-isim yang lima: di-rafa’-kan dengan huruf waw,
di-nashab-kan dengan huruf alif, dan di-khafadh-kan dengan huruf ya. Fi’il-fi’il
yang lima: di-rafa’-kan dengan huruf nun, di-nashab-kan serta di-jazm-kan
dengan membuang huruf nun.
Bab IV Fi’il-fi’il
(Kata Kerja)
Fi’il itu ada tiga : Fiil Madhi, Fiil Mudhari’, dan Fiil Amr. Contohnya
ضَرَبَ(madhi),
(mudhari’) , يَضْرِبُ (‘amr) اِضْرِبْ. Fiil Madhi itu selalu di-fathah-kan. Fiil amar selalu
di-jazm-kan. Fiil mudhari’ itu fiil yang di awalnya terdapat salah satu dari
huruf tambahan yang empat yang terkumpul dalam perkataan أَنَيْتُ(hamzah, nun,
ya, dan ta). Fiil mudhari’ itu selalu di-rafa’-kan kecuali ada amil (huruf)
nashab atau jazm yang masuk padanya.
Amil nashab (hal yang me-nashab-kan) itu ada sepuluh,
yaitu:
أَنْ(bahwa), لَنْ(tak akan), إِذَنْ (jadi, kalau begitu), كَيْ (supaya), لَامُ
كَيْ(lam dengan makna supaya),
لَامُ اَلْجُحُودِ (lam pengingkaran), حَتَّى (sehingga), الْجَوَابُ
بِالْفَاءِ, الْوَاوِ, أَوْ(kalimat
jawab dengan fa, wa, dan aw).
Amil jazm (hal yang me-jazm-kan) itu ada delapan belas, yaitu
:
لَمْ (tidak), لَمَّا(belum), أَلَمْ(tidakkah?), أَلَمَّا(belumkah?), لَامُ
اَلْأَمْرِ وَالدُّعَاءِ(Lam
untuk perintah dan permohonan), ”لَا” فِي اَلنَّهْيِ
وَالدُّعَاءِ(la untuk larangan
dan permohonan), إِنْ (jika)،مَا (apa)، مَنْ (siapa)،مَهْمَا(apapun), إِذْمَا (kalau)، أَيٌّ (mana,
sesuatu apa)،
مَتَى(kapan), أَيْنَ (dimana)
أَيَّانَ
(kapan), أَنَّى(bagaimana), حَيْثُمَا(dimanapun), كَيْفَمَا(bagaimanapun), إِذًا
فِي اَلشِّعْرِ خاصة. (dan
“Jika demikian” pada syair tertentu)
Bab V
Isim-isim yang Dirafa’kan
Isim-isim yang di-rafa’-kan itu ada tujuh, yaitu :
1. Isim
Faa’il2. Isim Maf’ul yang tidak disebut failnya (naaibul fa’il)3. Mubtada4.
khabar mubtada5. Isim Kaana dan saudara-saudaranya6. khabar inna dan
saudara-saudaranya7. pengikut dari yang di-rafa’-kan, yaitu ada empat : Na’at,
‘athaf, taukid, dan badal
Bab VI Faa’il
(Pelaku).
Faa’il (pelaku) termasuk isim yang di-rafa’-kan yang disebut
setelah fi’il (perbuatan) nya. faa’il itu ada dua jenis:1. Faa’il isim dzhahir 2.
Faa’il isim dhamir.
Faa’il isim dzhahir itu contohnya seperti:
قَامَ زَيْدٌ, وَيَقُومُ زَيْدٌ, وَقَامَ الزَّيْدَانِ, وَيَقُومُ
الزَّيْدَانِ, وَقَامَ الزَّيْدُونَ, وَيَقُومُ الزَّيْدُونَ, وَقَامَ
اَلرِّجَالُ, وَيَقُومُ اَلرِّجَالُ, وَقَامَتْ هِنْدٌ, وَقَامَتْ اَلْهِنْدُ,
وَقَامَتْ الْهِنْدَانِ, وَتَقُومُ الْهِنْدَانِ, وَقَامَتْ الْهِنْدَاتُ, وَتَقُومُ
الْهِنْدَاتُ, وَقَامَتْ اَلْهُنُودُ, وَتَقُومُ اَلْهُنُودُ, وَقَامَ أَخُوكَ,
وَيَقُومُ أَخُوكَ, وَقَامَ غُلَامِي, وَيَقُومُ غُلَامِي,(Zaid telah berdiri, Zaid sedang berdiri,
Dua orang (bernama) Zaid telah berdiri, Dua orang (bernama) Zaid sedang
berdiri, Orang-orang (bernama) Zaid telah berdiri, Orang-orang (bernama) Zaid
sedang berdiri, Para laki-laki telah berdiri, Para laki-laki sedang berdiri,
Hindun telah berdiri, Hindun sedang berdiri, Dua orang (bernama) Hindun telah
berdiri, Dua orang (bernama) Hindun sedang berdiri, Orang-orang bernama hindun
telah berdiri, Orang-orang bernama hindun sedang berdiri, Hindun-hindun telah
berdiri, Hindun-Hindun Sedang berdiri, Saudara laki-laki mu telah berdiri,
Saudara laki-laki mu sedang berdiri, Budak ku telah berdiri, Budak ku sedang
berdiri )
Faa’il isim dhamir itu ada 12, yaitu :
ضَرَبْتُ, وَضَرَبْنَا, وَضَرَبْتَ, وَضَرَبْتِ, وَضَرَبْتُمَا,
وَضَرَبْتُمْ, وَضَرَبْتُنَّ, وَضَرَبَ, وَضَرَبَتْ, وَضَرَبَا, وَضَرَبُوا, وضربن(aku
telah memukul, kami telah memukul, kamu (lk) telah memukul, kamu (lk) telah
memukul, , kalian berdua telah memukul, kalian (lk) telah memukul, kalian (pr)
telah memukul, dia (lk) telah memukul, dia (pr) telah memukul, mereka berdua
telah memukul, mereka (lk) telah memukul, mereka (pr) telah memukul)
Bab VII
Maf’ul yang tidak disebut Faa’ilnya (Naaibul faa’il)
faa’il adalah isim yang di-rafa’-kan yang tidak disebut
bersamanya faa’ilnya, Jika fi’il madhi maka huruf pertama nya di-dhammah-kan
dan satu huruf sebelum huruf terakhir dikasrahkan, Jika fi’il mudhari’ maka
huruf pertama nya di-dhammah-kan dan dan satu huruf sebelum huruf terakhir
difathahkan. Naa’ibul faa’il itu ada dua:1. Naaibul faa’il isim dzhahir2.
Naaibul faa’il isim dhamir.
Naaibul faa’il isim dzhahir itu contohnya :ضُرِبَ زَيْدٌ” وَ”يُضْرَبُ زَيْدٌ” وَ”أُكْرِمَ عَمْرٌو” وَ”يُكْرَمُ
عَمْرٌو(Zaid telah dipukul,
Zaid sedang dipukul, ‘Amr telah dimuliakan, ‘Amr sedang dimuliakan)
Naaibul faa’il isim dhamir contohnya:ضُرِبْتُ
وَضُرِبْنَا, وَضُرِبْتَ, وَضُرِبْتِ, وَضُرِبْتُمَا, وَضُرِبْتُمْ,
وَضُرِبْتُنَّ, وَضُرِبَ, وَضُرِبَتْ, وَضُرِبَا, وَضُرِبُوا, وضُربن(aku telah dipukul, kami telah dipukul,
kamu (lk) telah dipukul, kamu (lk) telah dipukul, , kalian berdua telah
dipukul, kalian (lk) telah dipukul, kalian (pr) telah dipukul, dia (lk) telah
dipukul, dia (pr) telah dipukul, mereka berdua telah dipukul, mereka (lk) telah
dipukul, mereka (pr) telah dipukul)
Bab VIII
Mubtada’ dan khabar
Mubtada adalah isim yang di-rafa’-kan yang terbebas dari
amil-amil lafadzh. Khabar adalah isim yang di-rafa’-kan yang disandarkan kepada
mubtada’. Contohnya:“زَيْدٌ قَائِمٌ” وَ”الزَّيْدَانِ
قَائِمَانِ” وَ”الزَّيْدُونَ قَائِمُونَ “ (Zaid berdiri, Dua orang Zaid berdiri, Zaid-zaid
(orang-orang yang bernama zaid) berdiri)
Mubtada
itu ada dua jenis:1. Mubtada isim dzahir2. Mubtada isim dhamir
Mubtada
isim dzahir itu sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya (seperti contoh di
atas)
Sedangkan Mubtada isim dhamir itu ada dua belas :أَنَا وَنَحْنُ وَأَنْتَ وَأَنْتِ وَأَنْتُمَا وَأَنْتُمْ
وَأَنْتُنَّ وَهوَ وهِيَ وَهُمَا وَهُمْ وَهُنَّ(saya, kami, kamu (lk), kamu (pr), kalian berdua, kalian (lk),
kalian (pr), dia (lk), dia (pr), mereka berdua, mereka (lk), mereka (pr)). Contohnya
:(أَنَا قَائِمٌ) وَ(نَحْنُ قَائِمُوْنَ)(saya berdiri, kami berdiri)), dan contoh
lain yang serupa. Khabar itu ada dua jenis:1. Khabar mufrad 2. Khabar ghair mufrad
Khabar mufrad itu contohnya زَيْدٌ
قَائِمٌ (Zaid berdiri). Sedangkan
khabar ghair mufrad itu ada empat :1. Jar dan majrur 2. dzharaf3. fi’il
beserta faa’ilnya4. Mubtada beserta khabarnya.Contohnya:زَيْدٌ فِى الدَّارِ وَزَيْدٌ عِنْدَكَ وَزَيْدٌ قَامَ اَبُوْهُ وَزَيْدٌ
جَارِيَتُهُ ذَاهِبَةٌ(Zaid ada
di dalam rumah, Zaid ada di sisi mu, Zaid itu berdiri bapaknya, Zaid itu
budaknya pergi)
Bab IX Amil-amil
yang masuk kepada mubtada’ dan khabar
Amil-amil yang masuk kepada mubtada dan khabar itu ada tiga
macam:1. Kaana dan yang semisal Kaana,2. Innna dan yang semisal Inna3. Dzhanna
(dzhanantu) dan yang semisal Dzhanna.
Kaana dan saudara-saudaranya itu me-rafa’-kan isim (mubtada) dan
menashabkan khabar. kaana dan suadara-saudaranya adalah :كَانَ (ada,terjadi), أَمْسَى(memasuki
waktu sore), أَصْبَحَ (memasuki waktu pagi), أَضْحَى(memasuki waktu dhuha), ظَلَّ (pada waktu
siang), بَاتَ (pada waktu malam), صَارَ(menjadi), لَيْسَ (tidak), مَا
زَالَ (senantiasa), مَا اِنْفَكَّ
(senantiasa), مَا فَتِئَ (senantiasa), مَا بَرِحَ(senantiasa), مَا
دَامَ (senantiasa). Termasuk
juga tashrif (perubahan kata) dari kata-kata di atas, seperti :َ كَانَ, وَيَكُونُ, وَكُنْ, وَأَصْبَحَ وَيُصْبِحُ وَأَصْبِحْ(telah terjadi, sedang terjadi, jadilah! –
Telah memasuki waktu pagi, sedang memasuki waktu shubuh, masukilah waktu
shubuh!) Contohnya : “كَانَ زَيْدٌ قَائِمًا,
وَلَيْسَ عَمْرٌو شَاخِصًا”
(Zaid telah berdiri, ‘Amr tidak pergi) dan contoh lain yang serupa
Inna dan saudara-saudaranya itu me-nashab-kan mubtada dan
me-rafa’-kan khabar. Inna dan saudara-saudaranya adalah :إِنَّ (sesungguhnya)، أَنَّ (sesungguhnya)، لَكِنَّ (akan tetapi)، كَأَنَّ
(seakan-akan)،
لَيْتَ (andai)، لَعَلَّ(agar, supaya) contohnya : إِنَّ
زَيْدًا قَائِمٌ، وَلَيْتَ عَمْرًا شَاخِصٌ (sesungguhnya Zaid berdiri, Andai ‘Amr pergi) dan contoh lain
yang serupa.Makna إِنَّ dan أَنَّ adalah untuk taukid (penekanan), لَكِنَّ untuk istidraak (mempertentangkan), كَأَنَّ
untuk tasybih (penyerupaan), لَيْتَ untuk tamanniy (pengandaian), لَعَلَّ
untuk tarajiy (pengharapan kebaikan) dan tawaqqu’ (ketakutan dari nasib buruk).
Zhanantu (zhanna) dan saudara-saudaranya itu me-nashab-kan
mubtada dan khabar karena keduanya itu (mubtada dan khabar) adalah maf’ul bagi
dzhanna dan saudara-saudaranya. Zhanantu dan saudara-saudaranya itu :ظَنَنْتُ
(saya telah menyangka)، وَحَسِبْتُ
(saya telah mengira)، وَخِلْتُ
(saya telah membayangkan)، وَزَعَمْتُ(saya
telah menduga) وَرَأَيْتُ (saya telah melihat)، وَعَلِمْتُ (saya telah mengetahui)، وَوَجَدْتُ (saya telah mendapatkan)، وَاتَّخَذْتُ (saya telah menjadikan)،وَجَعَلْتُ (saya telah menjadikan)، وَسَمِعْتُ (saya telah mendengar)؛Contohnya: ظَنَنْتُ
زَيْدًا مُنْطَلِقًا، وَرَأَيْتُ عَمْرًا شاخصًا (Aku telah menyangka Zaid pergi, Aku telah melihat ‘Amr pergi)
dan contoh lain yang menyerupainya.
Bab X Na’at
(sifat)
Na’at (sifat) itu mengikuti yang disifati pada keadaan rafa’,
nashab, khafad, ma’rifat, dan nakirah nya. Contohnya: قَامَ
زَيْدٌ اَلْعَاقِلُ, وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْعَاقِلَ, وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ
اَلْعَاقِلِ. (Zaid yang
berakal telah berdiri, aku melihat zaid yang berakal, aku berjalan bersama zaid
yang berakal)
Ma’rifat (kata khusus) itu ada lima:1. Isim Dhamir (kata ganti),
contohnya : أَنَا (saya) dan أَنْتَ (kamu)2. Isim Alam (nama), contohnya: (Zaid)زَيْدٍ(mekkah) dan مَكَّةَ3. 3.Isim
Mubham (kata tunjuk), contohnya : (ini, mudzakkar) هَذَا, (ini, muanats) هَذِهِ,(ini, banyak) هَؤُلَاءِ4. Isim yang terdapat alif lam (al), contohnya:
(laki-laki) اَلرَّجُلُ dan(anak muda/pembantu) الْغُلَامُ5. isim yang di-idhafahkan kepada salah satu
dari keempat isim ma’rifat ini (isim Dhami, isim alam. Isim mubham, dan isim
yang terdapat alif lam)
Nakirah (kata umum) adalah setiap isim yang tersebar (beraneka
ragam) pada jenisnya ,tidak tertentu pada sesuatupun. Ringkasnya, nakirah
adalah setiap isim yang dapat menerima alif lam, contohnya: (laki-laki) اَلرَّجُلُ
dan(anak muda) الْغُلَامُ
Afwan, ya akhi, semoga manfaat
ReplyDelete