Sunday, January 20, 2019

Tokoh Tokoh Pemikiran Ekonomi Sosialis



            Ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat.[1] Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa. Gerakan sosialis terbagi dua yakni sosialisme yang otoriter dan sangat tersentralisir seperti Soviet-Rusia serta sosialisme parlementer dan demokrasi sosial seperti di banyak Negara Eropa Barat.
            Sosialisme merupakan doktrin yang menyokong pemilikan dan pengawasan publik terhadap alat-alat produksi utama, adapun tujuannya untuk mencapai distribusi barang yang lebih efisien dan adil. Prinsip-prinsip ajaran Sosialisme berakar pada transformasi ekonomi, sosial, dan  kultural Eropa selama abad 18 sampai 19.[2] Ide pokok lahirnya adalah dari suatu ketidakpuasan manusia yang terus-menerus akan kondisi eksistensinya.[3] Ketidakpuasan itu tercermin dalam  hasrat mereka untuk mengatasi berbagai kelangkaan, ketidakadilan, dan persoalan sosial serta kerinduan akan keadilan, kebahagiaan, dan kesempurnaan.
Faktor-faktor yang mendorong lahirnya sosialisme yakni :
1.      Adanya revolusi industri
2.      munculnya kelas borjuis (majikan) dan proletar (buruh)
3.      munculnya pemikiran-pemikiran yang lebih terpelajar dan lebih rasional terhadap kehidupan manusia dan masyarakat
4.      tuntutan demokrasi dari revolusi Perancis.   
Ciri – ciri ekonomi sosialis :
a.       Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
b.      Peran pemerintah sangat kuat
c.       Lebih mengutamakan kebersamaan ( kolektivisme )
Kelebihan dan kebaikan ekonomi sosialis :
a.       Disediakannya kebutuhan pokok
b.      Didasarkan oleh perencanaan Negara
c.       Produksi dikelola oleh Negara
d.      Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya
e.       Pasar barang dalam negeri berjalan lancar
f.        Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga
g.      Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
h.      Jarang terjadi krisis ekonomi
Kelemahan ekonomi sosialis:
a.       Mengabaikan pendidikan moral
b.      Membatasi kebebasan
c.       Sulit melakukan transaksi
Pada dasarnya sosialis dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

A. Sosialis Utopis
            Kata utopia berasal dari sebuah buku karangan Thomas Moore yang terbit tahun 1516 di Inggris. Utopia sebagai sebuah pulau yang aman dan tentram di pulau itu tidak ada lagi milik pribadi, kewajiban belajar dilakukan, kebebasan beragama, pria dan wanita harus bekerja, dan jam kerja yang relatif pendek. Di pulau itu tidak ada lagi eksploitasi tenaga manusia karena milik pribadi dihapuskan.
            Pemikiran sosialis ini bukanlah berasal dari pengarang roman, tetapi sebenarnya sudah ada sejak zaman Plato, akan tetapi aliran ini tidak banyak mendapat perhatian sampai selesainya revolusi Perancis.[4] Keadaanlah yang mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran ini, karena kondisi tenaga kerja dan kejahatan persaingan bebas dan milik pribadi di Eropa waktu itu.Semenjak abad ke XV terdapat aliran sosialisme utopis yang mau membangun masyarakat baru, membangun sosialisme tanpa bertolak dari kehidupan nyata, tanpa bertolak dari perjuangan kelas. Kaum sosialis utopis mendasari pandangan-pandangan sosialismenya semata mata hanya pada idealisme, tanpa memahami syarat-syarat material penghidupan masayarakat dan hukum perkembangan sejarah Sosialisme utopis lahir pada masa keruntuhan feodalisme,dan berhubungan erat dengan gerakan revolusioner. Berikut ini pemikir-pemikir sosialisme utopia :
1. Thomas Moore (1478-1535)
            Thomas moore adalah seorang pejabat tinggi pada masa pemerintahan raja Henry VIII, namun dia dihukum mati karena menolak pengangkatan raja Henry menjadi kepala agama pada tahun 1534.Thomas moore ingin membangun masyarakat yang ideal,yaitu suatu masyarakat sosialis yang didasarkan atas kepemilikan masyarakat dan pemilikan bersama masyarakat atas produksi. Thomas moore adalah orang pertama dalam sejarah yang mencoba melukiskan masyarakat sosialis yang ideal. Pulau yang dibayangkanya itu disebut utopia yang artinya suatu tempat yang hanya ada dalam angan-angan saja. Dari sinilah berasal kata " sosialisme utopis ".
            Dalam angan-angan Thomas Moore negara utopia menyatukan 54 kota. Ladang-ladang dibagikan kepada setiap kota, dimana dilakukan pekerjaan pertanian. Semua orang melakukan kerja tertentu, terkecuali mereka yang menjabat di bidang kemasyarakatan. Unsur terkecil dari masyarakat adalah keluarga, setiap keluarga melakukan kegiatan kerajinan tangan. Semua warga utopia secara bergiliran harus bekerja selama 2 tahun didesa. Kerja para warga utopia dibatasi 6 jam sehari. Waktu senggang mereka digunakan untuk menmpelajari ilmu pengetahuan dan kesenian. Pengurusan negara utopia dijalankan atas dasar prinsip-prinsip demokrasi.
2. Giovani Domenico Campanella (1568-1639)
            Campanella adalah seorang komunis utopis italia. Di masa mudanya campanella belajar filsafat dalam sebuah biara. Dia mempelajari Aristoteles dan para teolog abad pertengahan seperti Thomas Aquinas. Karena terpengaruh filsafat alam Italia Telezia, Campanella menjadi kubu penentang gereja.
            Dalam bukunya Civias Solis (Negara Matahari) dia membahas bahwa tentang kota surya diman disana lebih mengutamakan peranan pendidikan yang diselenggarakan oleh Negara, bekerja cukup empat jam. Akan tetapi buku ini dianggap para pengamat mirip dengan Respublika karya Plato.Ide-ide utopis Campanella  mengenai masyarakat adil dimasa depan adalah hanya rekaan, khayalan semata tidak didasarkan pada pengetahuan tentang hukum perkembangan masyarakat yang real.
3. James Harrington (1611-1677)
            James Harrington lahir di Upton Northamptonshire, dia merupakan putra sulung dari Sir Saptoce Harrington. Sekitar tahun 1651, buku yang ditulisnya yaitu Oceana yang dianggap seabagai perintis materialism historis. Ia membandingkan pemilikan lahan dengan sifat kerajaan, yakni monarki : untuk pemilikan lahan satu orang pemilikan lahan oleh beberapa orang disebut keadaan aristokrasi dalam pemerintahan demokrasi setiap orang memiliki lahan. Ia lebih memilih bentuk demokrasi, di mana keseimbangan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan terjamin.

B. Sosialis Komunitas Bersama
1. Saint Simon (1760-1825)
            St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme Negara (state capitalism).[5] Dalam bukunya The New Christianity Simon bercita-cita menciptakan tata dunia baru yang lebih baik bukan dengan kotbah tetapi dengan model percontohan. Dia mengusulkan pada pemerintah Perancis agar membangun kompleks perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan hal ini untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan buruh. Pandangan ini tidak mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St Simon banyak mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari.
2. Robert Owen (1771-1858)
            Robert Owen lahir pada 14 Mei 1771 di Newtown, Montgomeryshire Wales. Robert Owen merupakan seorang pelaku bisnis sukses yang menyumbangkan banyak laba dari bisnis nya demi peningkatan taraf hidup karyawannya. Reputasinya meningkat ketika dia mendirikan suatu pabrik tekstil di New Lanark, Skotlandia dan memperkenalkan waktu kerja lebih pendek, membangun sekolah untuk anak-anak dan merenovasi tempat tinggal pegawainya. Ia juga merancang suatu komunitas Owenite yang disebut New Harmony  di Indiana, AS. Akan tetapi komunitas ini bubar ketika salah satu dari mitra bisnisnya melarikan diri dengan membawa semua laba yang ada.
            Kontribusi utama Owen bagi pikiran kaum sosialis adalah pandangan tentang dimana perilaku sosial manusia tidaklah tetap atau absolut, dan manusia mempunyai kehendak bebas untuk mengorganisir diri mereka ke dalam segala bentuk masyarakat yg mereka inginkan. Ia mengajarkan pentingnya perbaikan ekonomi seluruh lapisan masyarakat dan penyelesaian masalah yang timbul antara kaum kapitalis dan buruh. Caranya melalui berbagai kebijakan yang dapat mengendalikan timbulnya kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Ia sendiri pernah menjadi manager sebuah pabrik. Pengalamannya sebagai manager sangat mempengaruhi pemikiran ekonominya. Sekalipun demikian ide-idenya dianut banyak orang di Inggris.
3. Charler Fourier (1772-1837)
            Charles Fourier adalah seorang pengikut ajaran Saint Simon, ia kemudian membangaun Phalanges yaitu sebuah kawasan tinggal bersama. Ide ini dapat dilihat lewat bukunya, yaitu Theory of Four Movement ( 1808 ). Dalam kawasan ini orang harus bekerja dengan keahliannya masing-masing.
            Sejauh ini seorang sosialis yang paling utopis, menolak semua tentang Revolusi Industri dan semua permasalahan yang timbul menyertainya, ia membuat berbagai pendapat fantastis tentang dunia yang ideal yang ia impikan. Selain beberapa kecenderungan yang jelas-jelas tidak sosialis, ia tetap memberi kontribusi berarti bagi gerakan sosialis. Tulisan-tulisannya membantu Karl Marx muda dan membantunya memikirkan teori alienasi-nya. Fourier juga seorang feminisme radikal.
4. Louis Blanc (1811-1882)
            Louis Blanc merupakan  tokoh yang revolusioner yang ikut membidani meletusnya Revolusi Perancis. Menurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan pabrik-pabrik yang dilengkapi dengan segala sarana dan bahan produksi, termasuk peraturan-peraturan yang mengikat. Selanjutnya jika pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan pengurusannya kepada para buruh dan pegawainya untuk mengatur dan mengembangkannya secara bebas.
            Organisasi dan managemen pabrik seluruhnya dibebankan kepada buruh, begitu pula kewenangan memajukan produksi, mencari pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme yang dianjurkan Louis Blanc disebut sosialisme kooperatif. Menurutnya kapitalisme akan hilang dengan sendirinya apabila gagasan-gagasannya itu diwujudkan. Akan tetapi gagasannya ditentang keras oleh para politisi dan ekonom.

C. Mazhab Sosialis Ilmiah
1. Karl Marx (1818-1883)
            Karl Marx yang dilahirkanpada 5 Mei 1818 di Trevivorum (sekarang Trier) Jerman merupakan seorang ilmuwan dan pemikir besar bidang filosof serta Pemimpin Sosialisme Modern  Ia belajar di Universitas Bonn kemudian di Universitas Berlin di Jerman dan memperoleh sarjana bidang Filsafat.[6] Dalam masa studinya ia banyak dipengaruhi oleh Friedrich Hegel seorang Filosof Besar Jerman bidang falsafah murni.
            Marx terpukau dengan tulisan Frederich Engels (dikenal sebagai Hegelian kiri yang aktif) tentang ekonomi yang dimuat di “Annals”. Mereka kemudian berubah menjadi sahabat dan bertekat bekerja sama. Marx dan Engels juga mengambil bagian dalam suatu perkumpulan rahasia bernama “Liga Kaum Komunis” yang menugasi mereka mempersiapkan apa yang sekarang terkenal sebagai : Manifesto Komunis.
            Karya besar yang dihasilkan oleh Karl Marx yaitu Des Kapital, yang bahkan belum sempat deselesaikannya. Hanya yang pertama dari tiga jilid yang direncanakan yang sempat diselesaikannya, yang dua jiid lagi disusun dan diselesaikan Engels berdasarkan catatatn Marx.Ekonomi Marxisme menggariskan  tatanan kehidupan ekonomi tanpa kelas, yang di dalamnya kepemilikan sarana produksi bersifat kolektif. Tujuan itu bisa dicapai dengan menghapuskan pemilikan pribadi dan mendistribusikan kekayaan beserta sumber-sumbernya kepada rakyat banyak secara merata.
            Menurut Marx, dalam setiap tatanan ekonomi, apabila perkembangan dan kemajuannya telah sampai pada fase tertentu, maka akan muncul kekuatan produksi. Kekuatan baru ini akan bertarung melawan kekuatan produksi yang lain, yang muncul bersamaan dengannya. Perkembangan tersebut pada saatnya akan melahirkan suatu kelas baru dalam masyarakat. Setelah itu akan terjadi perubahan yang bersifat integral, yaitu munculnya peraturan baru tentang kepemilikan yang menghambat kemajuan yang dicapai sebelumnya.
            Marx sebenarnya lebih merupakan peletak dasar komunisme dan ajarannya diberikan tafsir yang beragam oleh para pengikutnya. Ada tiga macam aliran sosialisme yang berkembang setelah Marx meninggal:
·         Aliran yang mau memperbaharui teori dan pandangan politiknya, dengan menyesuaikan prinsip-prinsip ajaran itu dengan kenyataan. Aliran ini disebut revisionisme dan reformisme
·         Aliran yang berpegang teguh pada ajaran Marx, disebut aliran dogmatik, yang pada mulanya dipimpin oleh Karl Kautsky
·         Aliran yang tetap berpegang pada teori Marx, tetapi dalam politik menempuh jalan yang revolusioner. Aliran ini dipimpinoleh Lenin. Karena itu kemudian aliran ini disebut Marxisme Leninisme atau Leninisme saja.
            Aliran yang pertama dan kedua tetap berada di dalam gerakan partai sosial demokrat, sebagai sayap kanan dan sayap kiri dari sosialisme, sedangkan Lenin memisahkan diri, mendirikan organisasi sendiri yang kemudian menjelma Partai Komunis.[7] Bagi Lenin, untuk mencapai tujuan tidak perlu ada partai massa. Aksinya didasarkan kepada anggota inti yang sedikit jumlahnya, tetapi bertekad keras dan berdisplin baja. Stalin mendefinisikan Marxisme Leninisme sebagai “Marxisme pada masa imperialisme dan revolusi proletar”. Leninisme adalah teori dan taktik dari sebuah revolusi besar, teori dan taktik menuju tercapai kediktatoran proletar.
            Karl Marx mengemukakan teorinya berdasar atas sejarah perkembangan masyarakat di mana perkembangan masyarakat itu melalui 5 tahap, yaitu :
·         Masyarakat komunal primitif
·         Masyarakat perbudakan (slavery)
·         Masyarakat feudal
·         Masyarakat kapitalis
·         Masyarakat sosialis.
            Mengenai perkembangan sistem kapitalis, Karl Marx bersifat pesimis, karena kapitalisme tidak saja akan mengalami stagnasi tetapi juga akan mengalami keruntuhan yang disebabkan oleh perkembangan kapilatisme itu sendiri.[8] Marx mengemukakan atau mendasarkan pendapatnya atas adanya hukum gerak, yaitu :
·         Konsentrasi
·         Akumulasi
·         Kesengsaraan (verelendung)
·         Kritis.
Marx juga mengemukakan keburukan-keburukan dalam sistem kapitalis, yaitu :
·         pembagian pendapatan dan kekayaan antarpribadi dinilai tidak merata
·         perbedaan perbandingan yang sangat besar antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil, perbedaan itu akan menimbulkan kanibalisme
·         kesentrasi kekuasaan disektor industri muncul karena adanya monopoli-monopoli dengan berbagai kelemahannya
·         perbedaan yang sangat tajam antara majikan dan kaum buruh
·         masa kerja yang panjang, semakin banyak dipekerjakannya wanita dan anak-anak, banyak pengangguran, kesehatan sangat buruk, walau ini memang gejala sosial yang sudah umum (Winardi)



DAFTAR PUSTAKA

Sanusi, Bachrawi.2000. Sistem Ekonomi. Jakarta; Lembaga penerbitan fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tambunan, Tulus. 2003. Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah Penting. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Grossman, Gregory.1988. Sistem-sistem Ekonomi. Jakarta; Bumi Aksara.
Ibrahim Lubis.  Ekonomi Islam Suatu Pengantar 1. Jakarta; Kalam Mulia.
Deliarnov.2007. Perkembangan pemikiran Ekonomi. Jakarta; PT Raja Grafindo.
Winardi. 1984. Pengantar Tentang Sistem-sistem Ekonomi. Bandung; Karya Nusantara.
Gilarso,T.1994. Pemikiran para pakar Ekonomi Terkemuka. Yogyakarta; Kanisius.
Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta; Yayasan Obor Indonesia.




[1] Sanusi, Bachrawi.2000. Sistem Ekonomi. Jakarta; Lembaga penerbitan fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

[2] Tambunan, Tulus. 2003. Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah Penting. Ghalia Indonesia: Jakarta.

[3] Grossman, Gregory.1988. Sistem-sistem Ekonomi. Jakarta; Bumi Aksara.
[4] Ibrahim Lubis.  Ekonomi Islam Suatu Pengantar 1. Jakarta; Kalam Mulia.

[5] Deliarnov.2007. Perkembangan pemikiran Ekonomi. Jakarta; PT Raja Grafindo.

[6] Winardi. 1984. Pengantar Tentang Sistem-sistem Ekonomi. Bandung; Karya Nusantara.

[7] Gilarso,T.1994. Pemikiran para pakar Ekonomi Terkemuka. Yogyakarta; Kanisius.

[8] Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta; Yayasan Obor Indonesia.


No comments:

Post a Comment