Ekonomi sosialis
yaitu sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan,
dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat.[1] Sosialisme
muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan awal
abad ke-19 di Eropa. Gerakan sosialis terbagi dua yakni sosialisme yang
otoriter dan sangat tersentralisir seperti Soviet-Rusia serta sosialisme
parlementer dan demokrasi sosial seperti di banyak Negara Eropa Barat.
Sosialisme
merupakan doktrin yang menyokong pemilikan dan pengawasan publik terhadap
alat-alat produksi utama, adapun tujuannya untuk mencapai distribusi barang
yang lebih efisien dan adil. Prinsip-prinsip ajaran Sosialisme berakar
pada transformasi ekonomi, sosial, dan kultural Eropa selama abad 18
sampai 19.[2] Ide
pokok lahirnya adalah dari suatu ketidakpuasan manusia yang terus-menerus akan
kondisi eksistensinya.[3]
Ketidakpuasan itu tercermin dalam hasrat mereka untuk mengatasi
berbagai kelangkaan, ketidakadilan, dan persoalan sosial serta kerinduan akan
keadilan, kebahagiaan, dan kesempurnaan.
Faktor-faktor yang mendorong lahirnya sosialisme yakni :
1.
Adanya revolusi industri
2.
munculnya kelas borjuis (majikan)
dan proletar (buruh)
3.
munculnya pemikiran-pemikiran yang
lebih terpelajar dan lebih rasional terhadap kehidupan manusia dan masyarakat
4.
tuntutan demokrasi dari revolusi
Perancis.
Ciri – ciri
ekonomi sosialis :
a.
Sifat manusia ditentukan oleh pola
produksi
b.
Peran pemerintah sangat kuat
c.
Lebih mengutamakan kebersamaan (
kolektivisme )
Kelebihan dan
kebaikan ekonomi sosialis :
a.
Disediakannya kebutuhan pokok
b.
Didasarkan oleh perencanaan Negara
c.
Produksi dikelola oleh Negara
d.
Pemerintah lebih mudah mengendalikan
inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya
e.
Pasar barang dalam negeri berjalan
lancar
f.
Pemerintah dapat turut campur dalam
hal pembentukan harga
g.
Relatif mudah melakukan distribusi
pendapatan
h.
Jarang terjadi krisis ekonomi
Kelemahan ekonomi
sosialis:
a.
Mengabaikan pendidikan moral
b.
Membatasi kebebasan
c.
Sulit melakukan transaksi
Pada dasarnya sosialis dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
A. Sosialis Utopis
Kata utopia berasal dari sebuah buku karangan
Thomas Moore yang terbit tahun 1516 di Inggris. Utopia sebagai sebuah pulau
yang aman dan tentram di pulau itu tidak ada lagi milik pribadi, kewajiban
belajar dilakukan, kebebasan beragama, pria dan wanita harus bekerja, dan jam
kerja yang relatif pendek. Di pulau itu tidak ada lagi eksploitasi tenaga
manusia karena milik pribadi dihapuskan.
Pemikiran sosialis
ini bukanlah berasal dari pengarang roman, tetapi sebenarnya sudah ada sejak
zaman Plato, akan tetapi aliran ini tidak banyak mendapat perhatian sampai
selesainya revolusi Perancis.[4]
Keadaanlah yang mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran ini, karena kondisi
tenaga kerja dan kejahatan persaingan bebas dan milik pribadi di Eropa waktu
itu.Semenjak abad ke XV terdapat aliran sosialisme utopis yang mau membangun
masyarakat baru, membangun sosialisme tanpa bertolak dari kehidupan nyata,
tanpa bertolak dari perjuangan kelas. Kaum sosialis utopis mendasari
pandangan-pandangan sosialismenya semata mata hanya pada idealisme, tanpa
memahami syarat-syarat material penghidupan masayarakat dan hukum perkembangan
sejarah Sosialisme utopis lahir pada masa keruntuhan feodalisme,dan berhubungan
erat dengan gerakan revolusioner. Berikut ini pemikir-pemikir sosialisme utopia
:
1. Thomas Moore (1478-1535)
Thomas moore adalah seorang pejabat tinggi pada masa pemerintahan
raja Henry VIII, namun dia dihukum mati karena menolak pengangkatan raja Henry
menjadi kepala agama pada tahun 1534.Thomas moore ingin membangun masyarakat
yang ideal,yaitu suatu masyarakat sosialis yang didasarkan atas kepemilikan
masyarakat dan pemilikan bersama masyarakat atas produksi. Thomas moore adalah orang
pertama dalam sejarah yang mencoba melukiskan masyarakat sosialis yang ideal.
Pulau yang dibayangkanya itu disebut utopia yang artinya suatu tempat yang
hanya ada dalam angan-angan saja. Dari sinilah berasal kata " sosialisme
utopis ".
Dalam angan-angan
Thomas Moore negara utopia menyatukan 54 kota. Ladang-ladang dibagikan kepada
setiap kota, dimana dilakukan pekerjaan pertanian. Semua orang melakukan kerja
tertentu, terkecuali mereka yang menjabat di bidang kemasyarakatan. Unsur
terkecil dari masyarakat adalah keluarga, setiap keluarga melakukan kegiatan
kerajinan tangan. Semua warga utopia secara bergiliran harus bekerja selama 2
tahun didesa. Kerja para warga utopia dibatasi 6 jam sehari. Waktu senggang
mereka digunakan untuk menmpelajari ilmu pengetahuan dan kesenian. Pengurusan
negara utopia dijalankan atas dasar prinsip-prinsip demokrasi.
2. Giovani Domenico Campanella (1568-1639)
Campanella adalah seorang komunis utopis italia. Di masa mudanya
campanella belajar filsafat dalam sebuah biara. Dia mempelajari Aristoteles dan
para teolog abad pertengahan seperti Thomas Aquinas. Karena terpengaruh
filsafat alam Italia Telezia, Campanella menjadi kubu penentang gereja.
Dalam
bukunya Civias Solis (Negara Matahari) dia membahas bahwa
tentang kota surya diman disana lebih mengutamakan peranan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Negara, bekerja cukup empat jam. Akan tetapi buku ini
dianggap para pengamat mirip dengan Respublika karya
Plato.Ide-ide utopis Campanella mengenai masyarakat adil dimasa
depan adalah hanya rekaan, khayalan semata tidak didasarkan pada pengetahuan
tentang hukum perkembangan masyarakat yang real.
3. James Harrington (1611-1677)
James Harrington
lahir di Upton Northamptonshire, dia merupakan putra sulung dari Sir
Saptoce Harrington. Sekitar tahun 1651, buku yang ditulisnya yaitu Oceana yang
dianggap seabagai perintis materialism historis. Ia membandingkan pemilikan
lahan dengan sifat kerajaan, yakni monarki : untuk pemilikan lahan satu orang
pemilikan lahan oleh beberapa orang disebut keadaan aristokrasi dalam
pemerintahan demokrasi setiap orang memiliki lahan. Ia lebih memilih bentuk
demokrasi, di mana keseimbangan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan terjamin.
B. Sosialis Komunitas Bersama
1. Saint Simon (1760-1825)
St. Simon
dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan
perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara.
Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme Negara (state
capitalism).[5] Dalam
bukunya The New Christianity Simon bercita-cita menciptakan
tata dunia baru yang lebih baik bukan dengan kotbah tetapi dengan model
percontohan. Dia mengusulkan pada pemerintah Perancis agar membangun kompleks
perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi, yang dapat
menampung empat hingga lima ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan hal ini
untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis
dan buruh. Pandangan ini tidak mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St
Simon banyak mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian
hari.
2. Robert Owen (1771-1858)
Robert Owen lahir pada 14 Mei 1771 di Newtown, Montgomeryshire
Wales. Robert Owen merupakan seorang pelaku bisnis sukses yang menyumbangkan
banyak laba dari bisnis nya demi peningkatan taraf hidup karyawannya.
Reputasinya meningkat ketika dia mendirikan suatu pabrik tekstil di New Lanark,
Skotlandia dan memperkenalkan waktu kerja lebih pendek, membangun sekolah untuk
anak-anak dan merenovasi tempat tinggal pegawainya. Ia juga merancang suatu
komunitas Owenite yang disebut New Harmony di Indiana,
AS. Akan tetapi komunitas ini bubar ketika salah satu dari mitra bisnisnya
melarikan diri dengan membawa semua laba yang ada.
Kontribusi utama
Owen bagi pikiran kaum sosialis adalah pandangan tentang dimana perilaku sosial
manusia tidaklah tetap atau absolut, dan manusia mempunyai kehendak bebas untuk
mengorganisir diri mereka ke dalam segala bentuk masyarakat yg mereka inginkan.
Ia mengajarkan pentingnya perbaikan ekonomi seluruh lapisan masyarakat dan
penyelesaian masalah yang timbul antara kaum kapitalis dan buruh. Caranya
melalui berbagai kebijakan yang dapat mengendalikan timbulnya kesenjangan
ekonomi dan kecemburuan sosial. Ia sendiri pernah menjadi manager sebuah
pabrik. Pengalamannya sebagai manager sangat mempengaruhi pemikiran ekonominya.
Sekalipun demikian ide-idenya dianut banyak orang di Inggris.
3. Charler Fourier (1772-1837)
Charles Fourier
adalah seorang pengikut ajaran Saint Simon, ia kemudian membangaun Phalanges
yaitu sebuah kawasan tinggal bersama. Ide ini dapat dilihat lewat bukunya,
yaitu Theory of Four Movement ( 1808 ). Dalam kawasan ini
orang harus bekerja dengan keahliannya masing-masing.
Sejauh ini seorang
sosialis yang paling utopis, menolak semua tentang Revolusi Industri dan semua
permasalahan yang timbul menyertainya, ia membuat berbagai pendapat fantastis
tentang dunia yang ideal yang ia impikan. Selain beberapa kecenderungan yang
jelas-jelas tidak sosialis, ia tetap memberi kontribusi berarti bagi gerakan
sosialis. Tulisan-tulisannya membantu Karl Marx muda dan membantunya memikirkan
teori alienasi-nya. Fourier juga seorang feminisme radikal.
4. Louis Blanc (1811-1882)
Louis Blanc
merupakan tokoh yang revolusioner yang ikut membidani meletusnya
Revolusi Perancis. Menurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan
pabrik-pabrik yang dilengkapi dengan segala sarana dan bahan produksi, termasuk
peraturan-peraturan yang mengikat. Selanjutnya jika pabrik itu telah berjalan
dengan baik diserahkan pengurusannya kepada para buruh dan pegawainya untuk
mengatur dan mengembangkannya secara bebas.
Organisasi dan
managemen pabrik seluruhnya dibebankan kepada buruh, begitu pula kewenangan
memajukan produksi, mencari pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme yang
dianjurkan Louis Blanc disebut sosialisme kooperatif. Menurutnya kapitalisme
akan hilang dengan sendirinya apabila gagasan-gagasannya itu diwujudkan. Akan
tetapi gagasannya ditentang keras oleh para politisi dan ekonom.
C. Mazhab Sosialis Ilmiah
1. Karl Marx (1818-1883)
Karl Marx yang
dilahirkanpada 5 Mei 1818 di Trevivorum (sekarang Trier) Jerman merupakan
seorang ilmuwan dan pemikir besar bidang filosof serta Pemimpin Sosialisme
Modern Ia belajar di Universitas Bonn kemudian di Universitas Berlin
di Jerman dan memperoleh sarjana bidang Filsafat.[6] Dalam
masa studinya ia banyak dipengaruhi oleh Friedrich Hegel seorang Filosof Besar
Jerman bidang falsafah murni.
Marx terpukau
dengan tulisan Frederich Engels (dikenal sebagai Hegelian kiri yang aktif)
tentang ekonomi yang dimuat di “Annals”. Mereka kemudian berubah menjadi
sahabat dan bertekat bekerja sama. Marx dan Engels juga mengambil bagian dalam
suatu perkumpulan rahasia bernama “Liga Kaum Komunis” yang menugasi mereka
mempersiapkan apa yang sekarang terkenal sebagai : Manifesto Komunis.
Karya besar yang dihasilkan oleh Karl Marx yaitu Des
Kapital, yang bahkan belum sempat deselesaikannya. Hanya yang pertama
dari tiga jilid yang direncanakan yang sempat diselesaikannya, yang dua jiid
lagi disusun dan diselesaikan Engels berdasarkan catatatn Marx.Ekonomi Marxisme
menggariskan tatanan kehidupan ekonomi tanpa kelas, yang di dalamnya
kepemilikan sarana produksi bersifat kolektif. Tujuan itu bisa dicapai dengan
menghapuskan pemilikan pribadi dan mendistribusikan kekayaan beserta
sumber-sumbernya kepada rakyat banyak secara merata.
Menurut Marx,
dalam setiap tatanan ekonomi, apabila perkembangan dan kemajuannya telah sampai
pada fase tertentu, maka akan muncul kekuatan produksi. Kekuatan baru ini akan
bertarung melawan kekuatan produksi yang lain, yang muncul bersamaan dengannya.
Perkembangan tersebut pada saatnya akan melahirkan suatu kelas baru dalam
masyarakat. Setelah itu akan terjadi perubahan yang bersifat integral, yaitu
munculnya peraturan baru tentang kepemilikan yang menghambat kemajuan yang
dicapai sebelumnya.
Marx sebenarnya
lebih merupakan peletak dasar komunisme dan ajarannya diberikan tafsir yang
beragam oleh para pengikutnya. Ada tiga macam aliran sosialisme yang berkembang
setelah Marx meninggal:
·
Aliran yang mau memperbaharui teori
dan pandangan politiknya, dengan menyesuaikan prinsip-prinsip ajaran itu dengan
kenyataan. Aliran ini disebut revisionisme dan reformisme
·
Aliran yang berpegang teguh pada
ajaran Marx, disebut aliran dogmatik, yang pada mulanya dipimpin oleh Karl
Kautsky
·
Aliran yang tetap berpegang pada
teori Marx, tetapi dalam politik menempuh jalan yang revolusioner. Aliran ini
dipimpinoleh Lenin. Karena itu kemudian aliran ini disebut Marxisme Leninisme
atau Leninisme saja.
Aliran
yang pertama dan kedua tetap berada di dalam gerakan partai sosial demokrat,
sebagai sayap kanan dan sayap kiri dari sosialisme, sedangkan Lenin memisahkan
diri, mendirikan organisasi sendiri yang kemudian menjelma Partai Komunis.[7] Bagi
Lenin, untuk mencapai tujuan tidak perlu ada partai massa. Aksinya didasarkan
kepada anggota inti yang sedikit jumlahnya, tetapi bertekad keras dan
berdisplin baja. Stalin mendefinisikan Marxisme Leninisme sebagai “Marxisme
pada masa imperialisme dan revolusi proletar”. Leninisme adalah teori dan
taktik dari sebuah revolusi besar, teori dan taktik menuju tercapai
kediktatoran proletar.
Karl
Marx mengemukakan teorinya berdasar atas sejarah perkembangan masyarakat di
mana perkembangan masyarakat itu melalui 5 tahap, yaitu :
·
Masyarakat komunal primitif
·
Masyarakat perbudakan (slavery)
·
Masyarakat feudal
·
Masyarakat kapitalis
·
Masyarakat sosialis.
Mengenai perkembangan
sistem kapitalis, Karl Marx bersifat pesimis, karena kapitalisme tidak saja
akan mengalami stagnasi tetapi juga akan mengalami keruntuhan yang disebabkan
oleh perkembangan kapilatisme itu sendiri.[8] Marx
mengemukakan atau mendasarkan pendapatnya atas adanya hukum gerak, yaitu :
·
Konsentrasi
·
Akumulasi
·
Kesengsaraan (verelendung)
·
Kritis.
Marx juga mengemukakan keburukan-keburukan dalam sistem kapitalis,
yaitu :
·
pembagian pendapatan dan kekayaan antarpribadi
dinilai tidak merata
·
perbedaan perbandingan yang sangat
besar antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil, perbedaan itu akan
menimbulkan kanibalisme
·
kesentrasi kekuasaan disektor
industri muncul karena adanya monopoli-monopoli dengan berbagai kelemahannya
·
perbedaan yang sangat tajam antara
majikan dan kaum buruh
·
masa kerja yang panjang, semakin
banyak dipekerjakannya wanita dan anak-anak, banyak pengangguran, kesehatan
sangat buruk, walau ini memang gejala sosial yang sudah umum (Winardi)
DAFTAR PUSTAKA
Sanusi,
Bachrawi.2000. Sistem Ekonomi. Jakarta; Lembaga penerbitan fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Tambunan,
Tulus. 2003. Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah Penting. Ghalia
Indonesia: Jakarta.
Grossman,
Gregory.1988. Sistem-sistem Ekonomi. Jakarta; Bumi Aksara.
Ibrahim
Lubis. Ekonomi Islam Suatu Pengantar
1. Jakarta; Kalam Mulia.
Deliarnov.2007.
Perkembangan pemikiran Ekonomi. Jakarta; PT Raja Grafindo.
Winardi.
1984. Pengantar Tentang Sistem-sistem Ekonomi. Bandung; Karya Nusantara.
Gilarso,T.1994.
Pemikiran para pakar Ekonomi Terkemuka. Yogyakarta; Kanisius.
Djojohadikusumo,
Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta; Yayasan Obor
Indonesia.
[1]
Sanusi,
Bachrawi.2000. Sistem Ekonomi. Jakarta; Lembaga penerbitan fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
[2]
Tambunan,
Tulus. 2003. Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah Penting. Ghalia
Indonesia: Jakarta.
[4]
Ibrahim
Lubis. Ekonomi Islam Suatu Pengantar
1. Jakarta; Kalam Mulia.
[5]
Deliarnov.2007.
Perkembangan pemikiran Ekonomi. Jakarta; PT Raja Grafindo.
[6]
Winardi.
1984. Pengantar Tentang Sistem-sistem Ekonomi. Bandung; Karya Nusantara.
[8]
Djojohadikusumo,
Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta; Yayasan Obor
Indonesia.
No comments:
Post a Comment