Sunday, June 7, 2015

Teknik Pengesahan dan Pengundangan Undang Undang



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Landasan dan Tujuan Pengundangan
Landasan bagi perlunya suatu pengundangan adalah: een ieder wordt geacth de wet te kennen (setiap orang dianggap mengetahui undang-undang) atau ignoratia iuris neminen excusat/ignorance of the low (ketidaktahuan seseorang terhadap undang-undang tidak dimaafkan), ialah karena undang-undang dibentuk oleh wakil-wakil rakyat, maka rakyat dianggap mengetahui undang undang.
Pengundangan ialah pemberitahuan secara formal suatu peraturan Negara dengan penempatannya dalam suatu penerbitan resmi yang khusus untuk maksud itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan pengundangan peraturan Negara itu telah memenuhi prinsip pemberitahuan formal, peraturan Negara itu telah memenuhi ketentuan ketentuan sebagai peraturan Negara, prosedur pembentukan yang disyaratkan bagi peraturan Negara itu dicukupi, dan peraturan Negara itu sudah dapat dikenali, sehingga dengan demikian peraturan Negara tersebut mempunyai kekuatan mangikat. [1]
Tujuan pengundangan adalah agar secara formal setiap orang dapat dianggap mengenali peraturan Negara, agar tidak seorang pun berdalih tidak mengetahuinya, dan agar ketidaktahuan seseorang akan peraturan hukum tersebut tidak memaafkannya. Pengumuman adalah pemberitahuan secara material suatu peraturan Negara kepada khalayak ramai dengan tujuan utama mempermaklumkan isi peraturan tersebut seluas-luasnya. Tujuan pengumuman adalah agar secara material seabnyak mungkin khalayak ramai mengetahui peraturan Negara tersebut dan memahami isi serta maksud yang terkandung di dalamnya. [2]
Peraturan Negara akan mengikat jika pengundangan dilakukan dengan baik. Apabila Negara dengan pengundangan peraturan-peraturannya dapat mengikat rakyatnya, maka sudah sewajarnya apabila apabila Negara juga berkewajiban memberitahukan secara material peraturan-peraturannya kepada rakyatnya dengan pengumumannya. Prinsip Negara yang berdasarkan atas hukum yang modern menentukan bahwa Negara berkewajiban mengurusi kepantingan ekonomi rakyat, dan mengurusi kepentingan budaya serta sosialnya.

B.  Tempat Pengundangan dan Jenis Peraturan yang Diundangkan
Peraturan Pemerintah No 1 Th. 1945 tentang Pengumuman dan Mulai Berlakunya Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah ditetapkan bahwa pengumuman suatu Undang Undang dan Peraturan Presiden dilakukan dengan menempelkannya di papan pengumuman di muka gedung Komite Nasional Pusat. Selain itu, jikalau diperlukan supaya penduduk selekas mungkin mengetahuinya, maka pengumuman itu disiarkan dengan perantara surat kabar atau media informasi lainnya.
Sementara itu, dalam Undang-Undang Darurat No 2 Th 1950 tetang Penerbitan Lembaran Negara Republik Indonesia Serikat dan Berita Negara Republik Indonesia Berlakunya Undang-Undang federal dan Peraturan Pemerintah, serta penetapan Undang-Undang sebagai Undang-Undang Federal (Lembaran Negara Th. 1950 No 23) menetapkan bahwa Undang-Undang Federal serta Peraturan Pemerintah dimuat dalam Lembaran Negara, sedangkan peraturan mengenai hal-hal yang dengan Undang-Undang Federal atau dengan Peraturan Pemerintah diserahkan kapada alat kelengkapan Republik Indonesia Serikat lain, dan juga surat surat lain yang harus atau pun dianggap perlu atau berguna disiarkan dalam Berita Negara.
C.  Pengundangan Berdasarkan Ketentuan Dalam Undang-Undang No 12 Tahun 2011  dan Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2014  
Proses Pengesahan dilakukan melalui pimpinan DPR yang menyetorkan RUU yang telah dibahas secara final di sidang paripurna DPR, kepada  Presiden. Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara memberikan perintah kepada Menteri Hukum dan HAM untuk mengundangkan suatu peraturan perundang undangan. pada Lembaran Negara Republik Indonesia atau Berita Negara Republik Indonesia
Masalah pengundangan peraturan perundang-undangan diatur dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, khususnya bab IX tentang Pengundangan. Dalam pasal 81 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 dinyatakan bahwa, agar setiap orang mengetahuinya,
Pasal 81
Peraturan Perundang-Undangan harus diundangkan dengan menempatkannya dalam:
a.    Lembaran Negara Republik Indonesia
b.    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
c.    Berita Negara Republik Indonesia
d.   Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
e.    Lembaran Daerah
f.     Tambahan Lembaran Daerah; atau
g.    Berita Daerah.
Penjelasan pasal 81, menyatakan bahwa dengan mengundangkannya peraturan perundang-undangan dalam lembaran resmi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini maka setiap orang dianggap telah mengetahuinya. Mengenai jenis peraturan perundang-undangan yang harus diundangkan, pasal 82 dan 83 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 menetapkan bahwa
Pasal 82
Peraturan Perundang-Undangan yang diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, meliputi:
a.    Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
b.    Peraturan Pemerintah
c.    Peraturan Presiden meliputi:
d.   Peraturan Perundang-Undangan lain yang menurut Peraturan perundang undangan yang berlaku harus diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Pasal 83
Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia meliputi Peraturan Perundang-undangan yang menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku harus diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.[3]
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU no. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Pasal 148 dan pasal 149 proses pengundangan peraturan perundang undangan secara ringkas:
Pasal 148
1.    Menteri mengundangkan:
a.    Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
b.    Peraturan Pemerintah;
c.    Peraturan Presiden; dan
d.   Peraturan Perundang-undangan lain yang menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku harus diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
2.      Penjelasan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia.
Pasal 149
1.      Menteri mengundangkan Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, DPR, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, menteri, badan, lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, ataupun berdasarkan kewenangan dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
2.      Penjelasan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.[4]

D.  Hubungan Antara Pengundangan dan Daya Ikat
Dengan adanya pengundangan bagi suatu Peraturan perundang-undangan, yaitu dengan penempatannya di dalam Lampiran Negara Republik Indonesia, maka peraturan perundang undangan tersebut dianggap mempunyai daya laku serta daya ikat bagi setiap orang. Sehubungan dengan itu daya ikat ada 3 macam:
1.    Berlaku pada tanggal diundangkan
Apabila di dalam suatu peraturan dinyatakan berlaku pada tanggal diundangkan, maka dalam hal ini peraturan tersebut mempunyai daya ikat pada tanggal yang sama dengan tanggal pengundangannya.
2.    Berlaku beberapa waktu setelah diundangkan
Apabila di dalam suatu peraturan dinyatakan berlaku beberapa waktu setelah diundangkan, maka hal ini peraturan tersebut mempunyai waktu daya laku pada tanggal yang telah ditentukan tersebut.
3.    Berlaku pada tanggal diundangkan dan berlaku surut sampai tanggal yang tertentu
Apabila suatu peraturan ditentukan demikian, maka hal ini berarti bahwa peraturan tersebut mempunyai daya laku sejak tanggal diundangkan, akan tetapi dalam hal-hal tertentu ia mempunyai daya ikat yang berlaku surut sampai tanggal yang ditetapkan tadi. Apabila suatu peraturan tersebut dinyatakan berlaku surut, maka ketentuan saat/waktu berlaku surutnya peraturan tersebut harus dinyatakan secara tepat/pasti.[5]



BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Untuk mewujudkan negara hukum tersebut diperlukan tatanan yang tertib (good Governance) antara lain di bidang pembentukan peraturan perundang-undangan. Tertib Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus dirintis sejak saat perencanaan sampai dengan pengundangannya supaya tidak kehilangan arah atau tujuan (loss purpose) sebagai negara hukum (rechtstaat). Untuk membentuk peraturan perundang-undangan yang baik, diperlukan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan sistem, asas, tata cara penyiapan dan pembahasan, teknik, penyusunan maupun pemberlakuannya.
  


DAFTAR PUSTAKA

Farida Maria Indrati. 2003. Ilmu Perundang-Undangan, Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan. Jakarta: Kanisius
         Mukhlas, Oyo Sunaryo. 2012. Ilmu Perundang Undangan. Bandung: Pustaka Setia
Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2014 tentang pelaksaan UU No. 12 tahun 2011.
Soenino, S.H.1990.  Hukum Tata Negara Teknik Perundang-Undangan, Yogyakarta: Liberty
UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan


[1] Soenino, S.H. Hukum Tata Negara Teknik Perundang-Undangan, (Yogyakarta: Liberty, 1990) hal. 10
[2] Farida Maria Indrati, Ilmu Perundang-Undangan, Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan. (Jakarta: Kanisius, 2003), hal 23
[3] Pasal 81, 82, 83 UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan
[4] Pasal 148 dan pasal 149 Perpres No. 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana UU No. 12 Tahun 2011.
[5]  Oyo Sunaryo Mukhlas, Ilmu Perundang Undangan. (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal. 76

Hadis Tentang Meminta Jabatan



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Hadis Tentang Meminta Jabatan
1.         Hadis Shahih Bukhori 2101

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ قُرَّةَ بْنِ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنِي حُمَيْدُ بْنُ هِلَالٍ حَدَّثَنَا أَبُو بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالََقْبَلْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعِي رَجُلَانِ مِنْ الْأَشْعَرِيِّينَ فَقُلْتُ مَا عَمِلْتُ أَنَّهُمَا يَطْلُبَانِ الْعَمَلَ فَقَالَ لَنْ أَوْ لَا نَسْتَعْمِلُ عَلَى عَمَلِنَا مَنْ أَرَادَهُ
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari Qurrah bin Khalid berkata, telah menceritakan kepada saya Humaid bin Hilal telah menceritakan kepada kami Abu Burdah dari Abu Musa radliallahu 'anhu berkata; Aku menghadap menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama dua orang suku Al Asyariyyin, aku bertanya: "Apa yang harus aku lakukan bila keduanya mengharapkan pekerjaan?" Beliau bersabda: "Sekali-kali jangan atau janganlah engkau memperkerjakan dalam urusan kita ini orang yang berambisi menginginkannya".[1]

Jalur Sanad:

Biografi Perawi:
  • Nama Lengkap : Abdullah bin Qais bin Sulaim bin Hadldlor
  • Kalangan : Shahabat
  • Kuniyah : Abu Musa
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat : 50 H
ULAMA
KOMENTAR

Shahabat

  • Nama Lengkap : Amir bin 'Abdullah bin Qais
  • Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan
  • Kuniyah : Abu Burdah
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat : 104 H
ULAMA
KOMENTAR
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
Ibnu Sa'd
Tsiqah
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Al Bukhari
katsirul glalath

  • Nama Lengkap : Humaid bin Hilal bin Hubairah
  • Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan
  • Kuniyah : Abu Nashr
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat :

ULAMA
KOMENTAR
An Nasa'i
Tsiqah
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
Ibnu Sa'd
Tsiqah
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat

  • Nama Lengkap : Qurrah bin Khalid
  • Kalangan : Tabi'in (tdk jumpa Shahabat)
  • Kuniyah : Abu Khalid
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat : 154 H
ULAMA
KOMENTAR
Ahmad bin Hambal
Tsiqah
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
An Nasa'i
Tsiqah
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Sa'd
Tsiqah
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Tsiqah Dhobid
Adz Dzahabi
tsiqah 'alim

  • Nama Lengkap : Yahya bin Sa'id bin Farrukh
  • Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa
  • Kuniyah : Abu Sa'id
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat : 198 H

ULAMA
KOMENTAR
An Nasa'i
tsiqah tsabat
Abu Zur'ah
tsiqoh hafidz
Abu Hatim
tsiqoh hafidz
Al 'Ajli
Tsiqah
Ibnu Sa'd
tsiqah ma`mun
Ibnu Hajar al 'Asqalani
tsiqah mutqin
Adz Dzahabi
hafidz kabir

  • Nama Lengkap : Musaddad bin Musrihad bin Musribal bin Mustawrid
  • Kalangan : Tabi'in kalangan biasa
  • Kuniyah : Abu Al Hasan
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat : 228 H
ULAMA
KOMENTAR
Yahya bin Ma'in
Shaduuq
Ahmad bin Hambal
Shaduuq
An Nasa'i
Tsiqah
Al 'Ajli
Tsiqah
Abu Hatim
Tsiqah
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar al 'Asqalani
tsiqoh hafidz
Adz Dzahabi
Hafizh

Kualitas Hadis: Shahih
Takhrij Hadis: ditemukan pada Sunan Abu Daud no. 3108 dan 3790, pada Shahih Bukhori no. 6412, dan pada Musnad Ahmad no. 18835

2.         Hadis Shahih Bukhori 6132

حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَمُرَةَ قَالَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُوتِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُوتِيتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'man Muhammad bin Fadhl telah menceritakan kepada kami Jarir bin Hazim telah menceritakan kepada kami Al Hasan telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Samurah mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Abdurrahman bin Samurah, Janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika engkau diberi (jabatan) karena meminta, kamu akan ditelantarkan, dan jika kamu diberi dengan tidak meminta, kamu akan ditolong, dan jika kamu melakukan sumpah, kemudian kamu melihat suatu yang lebih baik, bayarlah kaffarat sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik."[2]

Jalur Sanad:
Biografi Perawi:
  • Nama Lengkap : Abdur Rahman bin Samrah bin Habib bin 'Abdu Syams
  • Kalangan : Shahabat
  • Kuniyah : Abu Sa'id
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat : 50 H
ULAMA
KOMENTAR
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Shahabat
Adz Dzahabi
Shahabat

  • Nama Lengkap : Al Hasan bin Abi Al Hasan Yasar
  • Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan
  • Kuniyah : Abu Sa'id
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat : 110 H
ULAMA
KOMENTAR
Al 'Ajli
Tsiqah
Muhammad bin Sa'd
tsiqah ma`mun
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hibban
Yudallis

  • Nama Lengkap : Jarir bin Hazim bin Zaid
  • Kalangan : Tabi'in (tdk jumpa Shahabat)
  • Kuniyah : Abu An Nadlor
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat : 170 H
ULAMA
KOMENTAR
An Nasa'i
Laisa bihi ba's
Al 'Ajli
Tsiqah
Abu Hatim Ar Rozy
shaduuq tsiqah
As Saaji
Tsiqah

  • Nama Lengkap : Muhammad bin Al Fadlol
  • Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa
  • Kuniyah : Abu An Nu'man
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat : 224 H
ULAMA
KOMENTAR
Adz Dzahabi
Tsiqah
Al 'Ajli
Tsiqah
Al Bukhari
Berubah di akhir usianya
Ad Daruquthni
Tsiqah
Ad Daruquthni
Berubah di akhir usianya
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Tsiqah
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Berubah di akhir usianya
Adz Dzahabi
Berubah di akhir usianya

Kualitas Hadis: Shahih
Takhrij Hadis: Ditemukan pula pada Sunan Abu Daud no. 2540; pada Musnad Ahmad no. 19712, 19711, 19709, 19707, dan 19704; pada Shahih Bukhori no. 6227, 6613, dan 6614; pada Sunan Ad-Darimi no. 2241; pada Shahih Muslim no. 3401 dan 3120; pada Sunan Nasa’i 5289; pada Sunan Tirmidzi no. 1449

3.         Hadis Shahih Bukhori 6615
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتْ الْفَاطِمَة
وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حُمْرَانَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْحَكَمِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَوْلَه
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi'b dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "kalian akan rakus terhadap jabatan, padahal jabatan itu akan menjadi penyesalan dihari kiamat, ia adalah seenak-enak penyusuan dan segetir-getir penyapihan." Muhamad bin Basyar berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Humran telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far dari Sa'id Al Maqburi dari Umar bin Al Hakam dari Abu Hurairah seperti diatas.[3]
Jalur Sanad:
Biografi Perawi:
  • Nama Lengkap : Abdur Rahman bin Shakhr
  • Kalangan : Shahabat
  • Kuniyah : Abu Hurairah
  • Negeri semasa hidup : Madinah
  • Wafat : 57 H
ULAMA
KOMENTAR
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Shahabat

  • Nama Lengkap : Sa'id bin Abi Sa'id Kaisan
  • Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan
  • Kuniyah : Abu Sa'ad
  • Negeri semasa hidup : Madinah
  • Wafat : 123 H
ULAMA
KOMENTAR
Ibnu Madini
Tsiqah
Muhammad bin Sa'd
Tsiqah
Al 'Ajli
Tsiqah
Abu Zur'ah
Tsiqah
An Nasa'i
Tsiqah
Ibnu Kharasy
Tsiqah
Abu Hatim Ar Rozy
Shaduuq
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Tsiqah berubah sebelum matinya

  • Nama Lengkap : Muhammad bin 'Abdur Rahman bin Al Mughirah bin Al Harits bin Abi Dzi`b
  • Kalangan : Tabi'in kalangan biasa
  • Kuniyah : Abu Al Harits
  • Negeri semasa hidup : Madinah
  • Wafat : 158 H

ULAMA
KOMENTAR
Ahmad bin Hambal
Tsiqah
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
An Nasa'i
Tsiqah
Ibnu Hajar al 'Asqalani
"tsiqah,faqih"
Adz Dzahabi
Tsiqah

  • Nama Lengkap : Ahmad bin 'Abdullah bin Yunus bin 'Abdullah bin Qais
  • Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan tua
  • Kuniyah : Abu 'Abdullah
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat : 227 H
ULAMA
KOMENTAR
Abu Hatim
tsiqah mutqin
An Nasa'i
Tsiqah
Utsman bin Abi Syainah
Tsiqah laisa bihi Syai
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Tsiqah Hafidz
Adz Dzahabi
Alhafidz

Kualitas Hadis: Shahih
Takhrij Hadis: Ditemukan pada Musna Ahmad no. 9415; pada Sunan Nasa’i no. 4140 dan 5290

4.         Hadis Shahih Bukhori 6616

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَرَجُلَانِ مِنْ قَوْمِي فَقَالَ أَحَدُ الرَّجُلَيْنِ أَمِّرْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَالَ الْآخَرُ مِثْلَهُ فَقَالَ إِنَّا لَا نُوَلِّي هَذَا مَنْ سَأَلَهُ وَلَا مَنْ حَرَصَ عَلَيْهِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala` telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa radliallahu 'anhu mengatakan; aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama dua orang kaumku, lantas satu diantara kedua orang itu mengatakan; 'Jadikanlah kami pejabat ya Rasulullah? ' orang kedua juga mengatakan yang sama. Secara spontan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Kami tidak akan memberikan jabatan ini kepada orang yang memintanya, tidak juga kepada orang yang ambisi terhadapnya."[4]

Jalur Sanad:
Biografi Perawi:
  • Nama Lengkap : Muhammad bin Al 'Alaa' bin Kuraib
  • Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan tua
  • Kuniyah : Abu Kuraib
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat : 248 H
ULAMA
KOMENTAR
Abu Hatim
Shaduuq
An Nasa'i
la ba`sa bih
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Maslamah bin Qasim
Kuufii TsiqaH
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Tsiqah Hafidz
Adz Dzahabi
Hafizh


  • Nama Lengkap : Abdullah bin Qais bin Sulaim bin Hadldlor
  • Kalangan : Shahabat
  • Kuniyah : Abu Musa
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat : 50 H
ULAMA
KOMENTAR

Shahabat
  • Nama Lengkap : Amir bin 'Abdullah bin Qais
  • Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan
  • Kuniyah : Abu Burdah
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat : 104 H

ULAMA
KOMENTAR
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
Ibnu Sa'd
Tsiqah
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Al Bukhari
katsirul glalath
  • Nama Lengkap : Buraid bin 'Abdullah bin Abi Burdah bin Abi Musa
  • Kalangan : Tabi'in (tdk jumpa Shahabat)
  • Kuniyah : Abu Burdah
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat :

ULAMA
KOMENTAR
Al 'Ajli
Tsiqah
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
An Nasa'i
laisa bihi ba`s
Abu Daud
Tsiqah
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'Ats Tsiqat'
Ibnu Hajar
tsiqah yuhthi'
Adz Dzahabi
Shaduuq
  • Nama Lengkap : Hammad bin Usamah bin Zaid
  • Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa
  • Kuniyah : Abu Usamah
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat : 201 H
ULAMA
KOMENTAR
Al 'Ajli
Tsiqah
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Muhammad bin Sa'd
Tsiqah Ma'mun Yudallis
Adz Dzahabi
Hujjah
  • Nama Lengkap : Muhammad bin Al 'Alaa' bin Kuraib
  • Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan tua
  • Kuniyah : Abu Kuraib
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat : 248 H

ULAMA
KOMENTAR
Abu Hatim
Shaduuq
An Nasa'i
la ba`sa bih
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Maslamah bin Qasim
Kuufii TsiqaH
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Tsiqah Hafidz
Adz Dzahabi
Hafizh

Kualitas Hadis: Shahih
Takhrij Hadis: Ditemukan pada Shahih Muslim no. 3402

5.         Hadis Sunan Ahmad 10319
حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ أَخْبَرَنَا عَاصِمُ بْنُ بَهْدَلَةَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ شَرِيكٍ أَنَّ الضَّحَّاكُ بْنُ قَيْسٍ أَرْسَلَ مَعَهُ إِلَى مَرْوَانَ بِكِسْوَةٍ فَقَالَ مَرْوَانُ انْظُرُوا مَنْ تَرَوْنَ بِالْبَابِ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ فَأَذِنَ لَهُ فَقَالَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ حَدِّثْنَا بِشَيْءٍ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
سَمِعْتُهُ يَقُولُ لَيَتَمَنَّيَنَّ أَقْوَامٌ وُلُّوا هَذَا الْأَمْرَ أَنَّهُمْ خَرُّوا مِنْ الثُّرَيَّا وَأَنَّهُمْ لَمْ يَلُوا شَيْئًا
Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad -yaitu Ibnu Salamah-, berkata; telah mengabarkan kepada kami 'Ashim bin Bahdalah dari Yazid bin Syarik bahwa Adl Dhahak bin Qais mengirim kiswah melalui Abu Hurairah kepada Marwan, lalu Marwan berkata; "Lihatlah, siapa yang kalian lihat di depan pintu?" ia berkata; "Abu Hurairah, " Marwan memberinya izin dan berkata; "Wahai Abu Hurairah, bacakanlah kepada kami hadits yang pernah engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Kemudian Abu Hurairah menuturkan; Aku mendengar beliau bersabda: "Orang-orang benar-benar akan meminta agar diberi amanah atas perkara ini (kepemimpinan)[5]
Jalur Sanad:
Biografi Perawi:
  • Nama Lengkap : Abdush Shamad bin 'Abdul Warits bin Sa'id bin Dzakwan
  • Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa
  • Kuniyah : Abu Sahal
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat : 207 H
ULAMA
KOMENTAR
Abu Hatim
shaduuq shalih
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Sa'd
Tsiqah
Hakim
tsiqah ma`mun
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Shaduuq
Adz Dzahabi
Hafizh
  • Nama Lengkap : Abdur Rahman bin Shakhr
  • Kalangan : Shahabat
  • Kuniyah : Abu Hurairah
  • Negeri semasa hidup : Madinah
  • Wafat : 57 H

ULAMA
KOMENTAR
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Shahabat
  • Nama Lengkap : Yazid bin Syarik binThariq
  • Kalangan : Tabi'in kalangan tua
  • Kuniyah : Abu Ibrahim
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat :
ULAMA
KOMENTAR
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Sa'd
Tsiqah
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Tsiqah
Adz Dzahabi
Tsiqah
  • Nama Lengkap : Ashim bin Bahdalah Abi An Najud
  • Kalangan : Tabi'in (tdk jumpa Shahabat)
  • Kuniyah : Abu Bakar
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat : 128 H

ULAMA
KOMENTAR
Ibnu Sa'd
Tsiqah
Ahmad bin Hambal
Shalih
Yahya bin Ma'in
la ba`sa bih
Al 'Ajli
Tsiqah
Ya'kub bin Sufyan
Tsiqah
Abu Hatim
Shalih
Abu Zur'ah
Tsiqah
An Nasa'i
laisa bihi ba`s
Al 'Uqaili
buruk hafalan
Ad Daruquthni
buruk hafalan
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar al 'Asqalani
shaduuq tapi punya keragu-raguan
Adz Dzahabi
Tsiqah
  • Nama Lengkap : Hammad bin Salamah bin Dinar
  • Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan
  • Kuniyah : Abu Salamah
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat : 167 H
ULAMA
KOMENTAR
An Nasa'i
Tsiqah
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
Al 'Ajli
Tsiqah
Muhammad bin Sa'd
Tsiqah
Ibnu Hibban
diperselisihkan statusnya sebagai shahabat
  • Nama Lengkap : Abdush Shamad bin 'Abdul Warits bin Sa'id bin Dzakwan
  • Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa
  • Kuniyah : Abu Sahal
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat : 207 H

ULAMA
KOMENTAR
Abu Hatim
shaduuq shalih
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Sa'd
Tsiqah
Hakim
tsiqah ma`mun
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Shaduuq
Adz Dzahabi
Hafizh

Kualitas Hadis: Dhaif, karena ada perawi yang kurang memiliki kemampuan hafalan, serta ada perawi yang memiliki status tidak jelas.
Takhrij Hadis: Tidak ditemukan Hadis Penguat.

6.         Hadis Musnad Imam Ahmad 20710
حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ الْقُرْدُوسِيُّ عَنْ قَيْسِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ رَجُلٍ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ إِعْطَاءِ السُّلْطَانِ قَالَ مَا آتَاكَ اللَّهُ مِنْهُ مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ وَلَا إِشْرَافٍ فَخُذْهُ وَتَمَوَّلْهُقَالَ وَقَالَ الْحَسَنُ رَحِمَهُ اللَّهُ لَا بَأْسَ بِهَا مَا لَمْ تَرْحَلْ إِلَيْهَا أَوْ تَشَرَّفْ لَهَا
Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Hasan Al Qurdusi dari Qais bin Sa'd dari seseorang dia telah bercerita dari Abu Darda` ia berkata; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang pemberian dari seorang pemimpin, beliau menjawab, "Apa-apa yang telah Allah berikan kepadamu dari pemimpin tanpa memintanya dan tanpa berlebihan, maka ambilah dan pergunakanlah. Perawi berkata; Al Hasan rahimahullah mengatakan; "Tidak mengapa, selama kamu tidak tunduk kepadanya dan berlebihan."[6]
Jalur Sanad:
Biografi Perawi:
·       Nama Lengkap : Uwaimir bin Malik bin Qais bin Umayyah bin 'Amir
·       Kalangan : Shahabat
·       Kuniyah : Abu Ad Darda'
·       Negeri semasa hidup : Syam
·       Wafat : 32 H

ULAMA
KOMENTAR
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Shahabat
Adz Dzahabi
Shahabat


  • Nama Lengkap : Nama tidak diketahui
  • Kalangan :
  • Kuniyah :
  • Negeri semasa hidup :
  • Wafat :

  • Nama Lengkap : Qais bin Sa'ad
  • Kalangan : Tabi'in (tdk jumpa Shahabat)
  • Kuniyah : Abu 'Abdul Malik
  • Negeri semasa hidup : Marur Rawdz
  • Wafat : 119 H

ULAMA
KOMENTAR
Abu Zur'ah
Tsiqah
Al 'Ajli
Tsiqah
Ahmad bin Hambal
Tsiqah
Muhammad bin Sa'd
Tsiqah
  • Nama Lengkap : Hisyam bin Hassan
  • Kalangan : Tabi'in (tdk jumpa Shahabat)
  • Kuniyah : Abu 'Abdullah
  • Negeri semasa hidup : Bashrah
  • Wafat : 148 H

ULAMA
KOMENTAR
Ahmad bin Hambal
Shalih
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
Ibnu Sa'd
Tsiqah
Abu Hatim
Shaduuq
Al 'Ajli
Tsiqah
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Tsiqah
Adz Dzahabi
Hafizh
  • Nama Lengkap : Muhammad bin Khazim
  • Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan tua
  • Kuniyah : Abu Mu'awiyah
  • Negeri semasa hidup : Kufah
  • Wafat : 195 H

ULAMA
KOMENTAR
An Nasa'i
Tsiqah
Ibnu Kharasy
Shaduuq
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Sa'd
Tsiqah
Al 'Ajli
Tsiqah
Al 'Ajli
Tertuduh Seorang Murjiah

Kualitas Hadis: Dhaif, karena sanad terputus, perawi ada yang tidak diketahui biografinya
Takhrij Hadis: Tidak ditemukan hadis penguat

B.       Kandungan Hukum Hadis Meminta Jabatan

Hadits ini menerangkan tentang larangan meminta jabatan dalam Islam. Di mata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta jabatan merupakan sesuatu perbuatan yang tercela. Karena pada dasarnya memimpin itu adalah amanat bukan untuk sekedar kepentingan pribadi. Allah akan memberikan pertolongan kepada orang yang diberi jabatan, sedangkan tidak akan memberikan pertolongan kepada orang yang meminta jabatan.

C.      Hikmah Hadis Meminta Jabatan
Dari penjelasan hadis diatas dapat ditarik beberapa pernyataan tentang hadis meminta jabatan.
a.      Tercelanya perbuatan meminta-minta dalam Islam, khususnya meminta jabatan. 
b.      Barang siapa yang mengerjakan sesuatu sesuai dengan apa yang digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya maka dia akan ditolong oleh Allah.
c.       Ajakan untuk tidak berambisi meraih kedudukan tertentu, khususnya bila tidak pantas mendapatnya.
d.      Salah satu ciri pemimpin muslim yang ideal dan baik adalah tidak meminta jabatan. Berbeda dengan orang yang meminta jabatan demi kepentingan pribadi atau golongan tertentu jelas jauh dari kata ideal.
e.       Orang yang paling berhak menjadi pemimpin, penguasa dan pemangku jabatan adalah orang yang menolak ketika diserahkan kepemimpinan, jabatan dan kedudukan dalam keadaan ia benci dan tidak suka dengannya.
f.       Larangan ini ditujukan kepada Sahabat yang tidak diragukan lagi bahwa mereka manusia yang paling paham akan perintah Allah dan Rasul-Nya, maka sudah barang tentu orang-orang setelah mereka lebih utama dengan larangan ini.






















BAB III
PENUTUP

·           Kesimpulan
Hadits ini menerangkan tentang larangan meminta jabatan dalam Islam. Di mata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta jabatan merupakan sesuatu perbuatan yang tercela. Karena pada dasarnya memimpin itu adalah amanat bukan untuk sekedar kepentingan pribadi. Allah akan memberikan pertolongan kepada orang yang diberi jabatan, sedangkan tidak akan memberikan pertolongan kepada orang yang meminta jabatan.
Dari penjelasan hadis diatas dapat ditarik beberapa pernyataan tentang hadis meminta jabatan.
a.       Tercelanya perbuatan meminta-minta dalam Islam, khususnya meminta jabatan. 
b.      Barang siapa yang mengerjakan sesuatu sesuai dengan apa yang digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya maka dia akan ditolong oleh Allah.
c.       Ajakan untuk tidak berambisi meraih kedudukan tertentu, khususnya bila tidak pantas mendapatnya.









DAFTAR PUSTAKA

*Kitab Shahih Bukhari
*Kitab Shahih Muslim
*Kitab Sunan Nasa’i
*Kitab Sunan Tirmidzi
*Kitab Sunan Ibnu Majah
*Kitab Sunan Abu Daud
*Kitab Sunan Ad-Darimi
*Kitab Musnad Ahmad
*Kitab Muwatho’ Malik


[1] Shahih Bukhori no. 2101
[2] Shahih Bukhori 6132
[3] Shahih Bukhori no. 6615
[4] Shahih Bukhori no. 6616
[5] Musnad Ahmad no.10319
[6] Musnad Ahmad n0.20710