Thursday, September 24, 2015

Biografi Ayatullah Ruhullah Khomeini





Ayatullah Ruhullah Khomeini lahir di Khomein pada 24 oktober 1902. Khomein merupakan dusun yang berada di Iran Tengah. Keluarga Khomeini adalah keluarga Sayyid Musawi, keturunan nabi melalui jalur Imam Musa al-Kazhim, Meeka berasa lari Neisyabur, Iran Timur Laut. Pada awal abad ke 19, keluarga ini bermigrasi ke India, dan bermukim di kota kecil Kintur di dekat Lucknow di Kerajaan Qudh.
Kakek Imam Khomeini yang bernama Sayyid Ahmad Musawi Hindi, lahir di Kintur. Keluarga kakeknya adalah keluarga ulama terkemuka, Mir Hamed Husein Hindi Neisyaburi, yang karyanya Abaqat al-Anwar, jadi kebanggaan umat muslim di India. Sayyid Ahmad meninggalkan India pada sekitar tahun 1830 untuk berziarah ke Kota suci Najaf, Irak. Di Najaf, ia bertemu seorang saudagar terkemuka dari Khomein. Menerima undangan sang saudagar Sayyid Ahmad lalu pergi ke Khomein untuk jadi pembimbing spiritual di dusun itu.
Di Khomein Sayyid Ahmad menikah dengan Sakinah, putrid tuan rumahnya. Pasangan ini dikaruniai empat anak, antara lain, Sayyid Mustafa yang lahir pada 1856. Sayyid Mustafa belajar di Najaf, dibawah bimbingan Mirza Hasan Syirazi, kemudian pada 1894 kembali ke Khomein. Disana dia menjadi ulama dan dikaruniai enam anak. Imam Khomeini adalah yang bungsu. Ketika Imam masih berusi Sembilan bulan, ayahnya dibunuh karena menentang Dinasti Qajar.
Semasa kecil, Imam Khomenini mulai belajar bahasa Arab, syair Persia, dan Kaligrafi di sekolah negeri dan di maktab. Menjelang dewasa Imam Khomeini ulai belajar agama dengan lebih serius. Ketika berusia lima belas tahun, dia mulai belajar tata bahasa Arab  kepada saudaranya. Murtaza, yang belajar bahasa Arab dan teologi di Isfahan. Pada usia tujuh belas tahun Imam Khomeini pergi ke Arak, kota dekat Isfahan untuk belajar dari Syekh Abdul Karim Haeri Yazdi, seorang ulama yang terkemuka yang meninggalkan Karbala untuk menghindari pergolakan politik. Sikap ini kemudian mendorong kebanyakan ulama terkemuka untuk menyatakan penentangannya kepada pemerintahan Inggris.
Setelah runtuhnya imperium Utsmaniah, Syekh Haeri enggan tingal di kota-kota yang ada di bawah mandat Inggris. Ia kemudian pindah ke Qum. Mam Khomeini lima bulan kemudian mengikuti jejak Syekh Haeri pindah ke Qum. Di tempat yang baru ini Imam Khomeini belajar retorika syair dan tata bahasa dari gurunya yang bernama Syekh Muhammad Reza Masjed Syahi. Selama belajar di Qum. Imam Khomeini menyelesaikan studi fikih dan ushul dengan seorang guru dari Kasyan, yang sebelas tahun lebih tua darinya, yaitu Ayatullah Alio Yasrebi.
Pada awal tahun 1930-an, dia menjadi mujtahid dan menerima ijazah untuk menyampaikan hadis dari empat guru terkemuka. Yang pertama dari keempat guru itu adalah Syekh Muhsin Amin Ameli, seorang ulama terkemuka dari Lebanon. Yang kedua adalah Syekh Abbas Qummi, ahli hadis dan sejarawan terkemuka. Qummi adalah penulis bukum Mafatih al-Jinan (kunci surga). Guru ketiganya adalah Abul Qosim Dehkordi Isfahani, seorang mullah terkemuka di Isfahan. Guru keempatnya adalah Muhammad Reza Masjed Syahi, yang datang ke Qum pada tahun 1925 karena rotes menentang kebijakan Syah Reza yang anti islam.
Pada usia 27 tahun, Imam Khomeini menikah dengan Syarifah Batul, putri dari seorang Ayatullah yang bermukim di Teheran. Mereka dikaruniai 5 orang anak, 2 putra dan 3 putri.
Imam Khomeini wafat pada tanggal 3 Juni 1989 degan memberikan keyakinan kepada suat kaum Muslim di seluruh dunia.bahwa ajaran islam merupakan ajaran yang mampu menuntun manusia menuju kebenaran. Memang, peranan, dan kharismanya dalam islam modern. Dan sejarah Iran tak dapat disangkal. Semoga harapan dan cita-citanya dapat menjadi kenyataan dalam sejarah umat Islam di dunia. 

No comments:

Post a Comment