Ayatullah Ruhullah Khomeini lahir di Khomein pada 24 oktober 1902. Khomein merupakan dusun yang berada di Iran Tengah. Keluarga Khomeini adalah keluarga Sayyid Musawi, keturunan nabi melalui jalur Imam Musa al-Kazhim, Meeka berasa lari Neisyabur, Iran Timur Laut. Pada awal abad ke 19, keluarga ini bermigrasi ke India, dan bermukim di kota kecil Kintur di dekat Lucknow di Kerajaan Qudh.
Kakek
Imam Khomeini yang bernama Sayyid Ahmad Musawi Hindi, lahir di Kintur. Keluarga
kakeknya adalah keluarga ulama terkemuka, Mir Hamed Husein Hindi Neisyaburi,
yang karyanya Abaqat al-Anwar, jadi kebanggaan umat muslim di India.
Sayyid Ahmad meninggalkan India pada sekitar tahun 1830 untuk berziarah ke Kota
suci Najaf, Irak. Di Najaf, ia bertemu seorang saudagar terkemuka dari Khomein.
Menerima undangan sang saudagar Sayyid Ahmad lalu pergi ke Khomein untuk jadi
pembimbing spiritual di dusun itu.
Di
Khomein Sayyid Ahmad menikah dengan Sakinah, putrid tuan rumahnya. Pasangan ini
dikaruniai empat anak, antara lain, Sayyid Mustafa yang lahir pada 1856. Sayyid
Mustafa belajar di Najaf, dibawah bimbingan Mirza Hasan Syirazi, kemudian pada
1894 kembali ke Khomein. Disana dia menjadi ulama dan dikaruniai enam anak.
Imam Khomeini adalah yang bungsu. Ketika Imam masih berusi Sembilan bulan,
ayahnya dibunuh karena menentang Dinasti Qajar.
Semasa
kecil, Imam Khomenini mulai belajar bahasa Arab, syair Persia, dan Kaligrafi di
sekolah negeri dan di maktab. Menjelang dewasa Imam Khomeini ulai
belajar agama dengan lebih serius. Ketika berusia lima belas tahun, dia mulai
belajar tata bahasa Arab kepada
saudaranya. Murtaza, yang belajar bahasa Arab dan teologi di Isfahan. Pada usia
tujuh belas tahun Imam Khomeini pergi ke Arak, kota dekat Isfahan untuk belajar
dari Syekh Abdul Karim Haeri Yazdi, seorang ulama yang terkemuka yang
meninggalkan Karbala untuk menghindari pergolakan politik. Sikap ini kemudian
mendorong kebanyakan ulama terkemuka untuk menyatakan penentangannya kepada
pemerintahan Inggris.
Setelah
runtuhnya imperium Utsmaniah, Syekh Haeri enggan tingal di kota-kota yang ada
di bawah mandat Inggris. Ia kemudian pindah ke Qum. Mam Khomeini lima bulan
kemudian mengikuti jejak Syekh Haeri pindah ke Qum. Di tempat yang baru ini
Imam Khomeini belajar retorika syair dan tata bahasa dari gurunya yang bernama
Syekh Muhammad Reza Masjed Syahi. Selama belajar di Qum. Imam Khomeini
menyelesaikan studi fikih dan ushul dengan seorang guru dari Kasyan, yang
sebelas tahun lebih tua darinya, yaitu Ayatullah Alio Yasrebi.
Pada
awal tahun 1930-an, dia menjadi mujtahid dan menerima ijazah untuk menyampaikan
hadis dari empat guru terkemuka. Yang pertama dari keempat guru itu adalah
Syekh Muhsin Amin Ameli, seorang ulama terkemuka dari Lebanon. Yang kedua
adalah Syekh Abbas Qummi, ahli hadis dan sejarawan terkemuka. Qummi adalah
penulis bukum Mafatih al-Jinan (kunci surga). Guru ketiganya adalah Abul
Qosim Dehkordi Isfahani, seorang mullah terkemuka di Isfahan. Guru
keempatnya adalah Muhammad Reza Masjed Syahi, yang datang ke Qum pada tahun
1925 karena rotes menentang kebijakan Syah Reza yang anti islam.
Pada
usia 27 tahun, Imam Khomeini menikah dengan Syarifah Batul, putri dari seorang
Ayatullah yang bermukim di Teheran. Mereka dikaruniai 5 orang anak, 2 putra dan
3 putri.
Imam
Khomeini wafat pada tanggal 3 Juni 1989 degan memberikan keyakinan kepada suat
kaum Muslim di seluruh dunia.bahwa ajaran islam merupakan ajaran yang mampu
menuntun manusia menuju kebenaran. Memang, peranan, dan kharismanya dalam islam
modern. Dan sejarah Iran tak dapat disangkal. Semoga harapan dan cita-citanya
dapat menjadi kenyataan dalam sejarah umat Islam di dunia.
No comments:
Post a Comment